Malam ini entah mengapa Arteus berniat mengajak Arthur untuk ke club. Jika ini benar tentu saja ini pertama kalinya Arteus mengajak Arthur ke club bersama. Arteus belum memberitahukan kepada Arthur bahwa dulu dirinya sering ke club malam dan bermalan dengan seorang wanita. Arteus enggan memberitahukannya karena ia bisa kena marah yang bahakn tidak bisa terbayangkan oleh dirinya jika melihat Arthur marah. Bisa dibilang Arthur tidak pernah marah dengan siapapun, Arteus sering terkena marah oleh Athea.
"Gimana nih mau gak?" tanya Arteus sekali lagi
"Yaudah deh, tapi gak pulang malam malam ya" ujar Arthur
"Apaan, kita pulangnya besok. Kita sewa hotel"
"Dih kaya mau sewa wanita aja sampe sewa hotel" ucapan Arthur membuat Arteus tertohok pasalnya itu yang sering ia lakukan dulu"Yaudah gimana mau gak?"
"Yaudah serah, tapi gua terima beres ya. Hotel dan segala macan lo yang tanggung"
"Iya sayang" ucapan Arteus membuat Arthur teriak karena ketakutan
"Athea ikut gak?" tanya Arthur
"Nope."
Karena mereka sepakat pergi bersama, Arthur segera pergi ke kamar membereskan barang barang yang akan ia bawa. Arteus juga kembali ke kamar membawa barang yanga kan ia bawa juga. Mungkin ini sedikit aneh karena mereka pergi bersama untuk pertama kalinya, tapi sebagai kakak tertua Arthur harus bisa menyesuaikan keinginan adik kecilnya ini. Arteus juga sudah menelpon hotel untuk memesan 2 kamar satu untuknya dan satu untuk Arteus. Pertama kalinya juga bagi Arthur pergi ke club di perkotaan, biasanya ia pergi ke club yang daerahnya sepi dan kumuh karena rasanya ia cocok bersama orang orang seperti itu.
"Ini dia FunClub" ujar Arteus setelah sampai di parkiranya
"Sepertinya banyak orang di dalam"
"Udah nanti juga akrab" Arteus segera membawa Arthur ke dalam
"Gue ke bar dulu" ucap Arthur
"Yaudah gua mau ketemu temen temen dulu"
"Oke"
Arthur pergi ke bar dan memesan sebuah koktail. Ia mencoba beberapa minuman koktail, karena disini menu menunya Arthur belum pernah mencobanya. Arthur memang tidak suka dengan koktail, tapi ia suka untuk mencoba hal baru. Sesekali ia melihat Arteus yang sedang berbicara dengan teman temannya.
Saat gelas kedua datang, Arthur meminumnya secara perlahan untuk menikmati rasa yang disajikan. Lalu ia melihat kana dan kiri, tapi pandangannya terdiam melihat seorang wanita yang tertunduk di atas meja. Arthur hanya membiarkannya dan menikmati minumannya lagi. Saat datang gelas ketiga, Arthur melirik lagi wanita tersebut, tampaknya wanita itu terlalu banyak meminum alkohol.
Saat gelas keempat datang, Arthur melihat ka arah bawah dan melihat tas yang nampaknya ia mengenalinya. Arthur merasa pernah melihat tas itu, saat Arthur berpindah duduk sedikit lebih mendekat. Ia melihat ada botol minuman yang ia sangat kenali, bahkan ia mengingatnya di kepala.
"Hah Alecia? Mana mungkin ia bisa disini" ujar Arthur berbicara dengan dirinya sendiri
Arthur mempunyai ide, ia memesan koktail satu gelas lagi. Arthur tidak mempan jika hanya meminum minuman koktail, ia tidak merasa pusing sama sekali. Saat koktailnya datang, Arthur menanyakan sesuatu hal pada bartender.
"Mas wanita di pojok itu udah lama diem disini?" tanya Arthur
"Ya lumayan mas, mungkin ada sejam yang lalu"
"Tau gak mas dia kenapa?"
"Wanita itu sempat bertengkar dengan seorang pria yang menurut saya pacarnya dan setelah pertengakaran selesai, wanita itu memesan satu buah botol wine"
"Ohh gitu, makasih mas. Ini bayaran untuk koktail saya dan wine mba itu"
"Ohh iya makasih mas"
Arthur segera mendekat dan mencoba membangunkan wanita tersebut. Tapi wanita itu semoat menggerakan kepalanya dan terlihat jelas bahwa itu adalah Alecia.
"Hei Cia, bangun Cia" Arthur mencoba membangunkan Alecia
"Pergi kau dasar laki laki bajingan!!" Alecia tiba tiba memarahi Arthur
"Hei Cia, ini aku Mateen"
"Siapa Mateen?" tanya Alecia dengan nadanya yang sangat ngelantur
Arthur mengeluarkan ponselnya dan menelpon Arteus. Untuk pertama kali tampaknya Arteus tidak menjawabnya. Saat yabg kedua kalinya Arteus baru menjawabnya.
"Ada apa?" tanya Arteus
"Gue balik dulu ke hotel ya!!" teriak Arthur karena musiknya terlalu keras
" Lo ke hotel naik apa?!!! Kan kunci mobilnya di guaa!!"
"Gapapa naik taxi aja!! Udha ya bye sampe ketemu besok" Arthur menutup telponnya dan memasukannya kembali ke saku celananya
Dengan hati hati ia menggendong Alecia dan membawa serta tasnya menuju keluar club. Tampaknya kepergian Arthur dilihat oleh adiknya, Arteus yang melihat Arthur membawa wanita di tangannya membuat tanda tanya besae di kepalanya.
"Itu Arthur apa sama dengan kelakuanku jika perfi ke club?" pertanyaan itu terus keluar di pikiran Arteus
Arteus menyangka bahwa Arthur sama saja seperti dirinya. Saat berada di dalam taxi ia segera membawa Alecia ke hotel yang sudah Arteus pesankan. Untungnya kamarnya berada di lantau tiga, jadi tangan Arthur tidak terlalu pegal. Sesampainya di kamar Arthur segera menaruh Alecia di atas kasur secara perlahan lahan.
"Huh capek juga ternyata, aku harus segera mandi" ujar Arthur pergi ke kamar mandi
Selesai mandi, Arthur menjadi kebingungan. Ia bingung harus tidur dimana, jika ia tidur di samping Alecia pasti itu akan membuat Alecia terkejut. Sedangkan ia tidur dibawah kasur, ia tidak akan mendapatkan apa apa seperti bantal dan selimut. Tapi mencegah ia terkena amukan Alecia, ia terpaksa tidur di bawah menggunakan tas miliknya dan Alecia sebagai bantal. Ia juga meminta selimut tambahan untuk dirinya, karena ini sudah malam dan pasti dingin.

KAMU SEDANG MEMBACA
WE PLAY
RomanceSetelah perjuangan Anna dan Adham untuk bersama. Akhirnya mereka dikaruniai anak anak yang cantik dan tampan. Tapi ternyata kehidupan Adham bersama keluarganya tidak berjalan mulus. Kenapa Adham tidak bisa tenang walau sudah mempunyai keluarga? A...