Si anak pertama

4K 104 2
                                    

  "Arthur kamu dimana sayang?" tanya seorang wanita yang terdengar sangat khawatir

  "Iya bu, aku lagi di supermarket. Sebentar lagi aku pulang" ucap pria dengan nadanya sedikit ngosngosan

  "Jangan malam malam sayang, nanti ayah bisa marah lagi"

  "Tenang dong, Arthur kan anak yang paling baik"

  "Yaudah hati hati ya nak, ibu tunggu di rumah"

  "Iya bu, dadah. Muach"

  Arthur segera memasukan ponselnya kembali kedalam saku celananya. Ia sedang mencengkram leher seseorang di sudut kota. Tampaknya Arthur bersama pria itu telah bertarung sangat hebat. Tapi terlihat musuh tidak lagi berdaya lagi karena Arthur mencekiknya demi menjawab telfon dari ibunya yang sangat ia sayangi.

  "Lain kali kalo lo mau begal cari yang setimpal!" ucap Arthur dengan nadanya yang tinggi

  "Aa..too..toollongg.. Le..lepaskan" ucap pria tersebut dengan susah payah

  "Maaf tapi aku harus menyelesaikanya terlebih dahulu"

 

BUG!

  Arthur memukul pria itu dibagian leher untuk membuatnya pingsan sejenak. Pria yang berurusan dengan Arthur adalah seorang penjahat yan ingin membegal Arthur. Tapi usahanya itu gagal karena Arthur tidak pernah terkalahkan dalam hal bertarung.

  Arthur memang mempunyai tenaga yang tiada habisnya. Bertarung hanya hal kecil baginya, hal yang paling berat adalah menjaga keluarganya. Ia selalu bertarung dengan orang orang yang mencoba menyusahkan dirinya dan orang sekitar.

  Karena urusan dengan pencuri tadi sudah selesai, Arthur melanjutkan perjalanannya menuju supermarket menggunakan mobil miliknya tersebut. Tujuan awalnya keluar rumah untuk membeli beberapa cemilan tapi dijalan tadi dirinya tiba tiba dihadang oleh seorang pembegal.

  Akhirnya setelah melewati kejadian tersebut, Arthur telah sampai di supermarket. Arthur segera mengambil troli untuk menampung semua makanan ringan miliknya. Ia segera berjalan mencari pesanan orang rumah dan cemilan miliknya. Ternyata setelah dilihat troli itu hampir penuh karena diisi banyak cemilan. Setelah semuanya ketemu, ia segera membayarnya dikasir. Sang kasir lalu memberitahukan total semua belanjaan milik Arthur.

  "Totalnya Rp.545000" ucap kasir wanita tersebut

  "Ahh ini mba" Arthur memberikan kartu atm dari dalam dompetnya

  "Terima kasih, silahkan datang kembali" ujar kasir tersebut

  "Iya sama sama mba, terima kasih atas bantuanya"

  Arthur segera pergi keluar dari dalam supermarket tersebut menuju mobilnya. Arthur memang tidak pernah lupa untuk mengucapkan 'terimakasih' dan 'sama sama', karena menurutnya itu adalah kalimat paling penting dalam hidupnya. Baru saja sampai di dalam mobil, ponsel miliknya sudah berdering kembali.

  "Arthur Mateen Julians. Gue udah nunggu dari tadi" ucap pria didalam telfon tersebut

  "Iya ini gue cabut mau pulang"

  "Yaudah cepetan anjing, bolanya keburu mulai nih"

  "Yaudah gua matiin dulu  telponnya"

  Arthur mematikan  ponselnya dan mulai menjalankan mobilnya keluar dari parkiran ini. Tujuan selanjutnya adalah kembali ke rumah dengan selamat. Sesampainya dirumah, Anna menyambutnya dengan baik karena dirinya tidak perlu khawatir tentang anaknya yang satu ini.

  Diperjalanan menuju rumah, tiba tiba saja ada seseorang yang memberhentikan mobilnya. Pria itu terlihat sangat marah tidak lama datang pria lain dengan jumlah yang banyak. Kini Arthur dihadang oleh 8 orang pria.

  "Keluar lo!" ujar pria yang berada di hadapan mobilnya

  Arthur keluar secara perlahan lahan sembari di awasi oleh orang orang disana.

  "Jadi elo yang bikin bawahan kita babakbelur?" tanya pria tersebut

  "Tunggu mungkin kau salah orang" jawa Arthur

  "Mana mungkin kami salah orang, korbanmu ada di belakang lo" ucapnya

  Tiba tiba saja pria yang tadi dibuat Arthur pingsan sudah siuman. Sekarang ia memegang tangan Arthur dengan sangat kuat.
 
  "Udah habisi saja dia" ujar preman lain

  Pria yang pertama kali memberhentikan mobil Adham maju terlebih dahulu. Pria itu tertawa lebar karena menurutnya Arthur tidak akan bisa bergerak. Namun perkiraanya salah, Arthur menunduk lalu pukulan itu terkena preman yang ingin membegal mobilnya. Karena sudah hampir waktunya habis, Arthur juga harus segera pulang karena takut dimarahi Anna dan Adham. Arthur mengeluarkan pistol dari dalam saku miliknya, lalu ia menembak kaki dari pria yang menonjoknya tadi.

  "SIALAN!! AYO SERANG DIA!!" pria itu tidak bisa berbidiri lagi karena kakinya tertembak peluru

  Secara bersamaan mereka mengeroyok Arthur tanpa takut dengan senjata yang ia bawa. Satu persatu musuhnya terkapar karena pingsan atas tonjokan yang Arthur berikan. Tidak ada luka lebam hingga darah di tubuh Arthur, itu karena ia berhasil menghadang semua tonjokan. Setelah semuanya pingsan dan ada beberapa yang merengek kesakitan, Arthur mengambil senjatanya yang terjatuh. Dengan cepat Arthur menembak semua kaki dari mereka agar tidak bisa mengejarnya lagi. Jalanan sangat berisik karena para musuhnya berteriak kesakitan.

  Setelah selesai, Arthur kembali masuk ke dalam mobil, wajahnya begitu berkeringat, tangannya yang sedikit merah akibat bertarung tadi. Tapi yang terpenting adalah dirinya selamat, makanannya juga selamat.

  "Kamu baik baik aja kan Thur?" tanya Anna sembari memegang seluruh tubuh Arthur karena takut ada yang rusak

  "Aku baik baik aja bu, lihat aku bawa banyak cemilan" Arthur tersenyum manis pada Anna

  "Kamu taruh dilemari ya, ditata yang rapih"

  "Siap madam!"

  Arthur membawa dua kantung plastik itu ke dapur untuk di tata dengan rapih didalam lemari. Ia harus melewati ruangan televisi untuk sampai ke dapur.

  "Woi mana yang punya gua?" ujar seorang pria di sofa tv

  "Nih nih nih" Arthur melemparkan cemilan itu tepat ke pria tersebut

  "Makasih ganteng." ujar pria itu dengan senyuman devilnya

  "Sama sama cantik." jawab Arthur dengan tawanya

  "Brengsek"

  Selagi menunggu pertandingam bola dimulai, ia menyempatkan menata rapih cemilan itu di dalam lemari dapur. Setelah selesai Arthur membawa cemilan miliknya beserta air putih dingin lalu menonton bola bersama seorang pria di sofa.

   "Apa sama apa ini?" tanya Arthur berada di sofa dengan banyak makanan di tanganya

  "Liverpool sama Barcelona" ujarnya

  "Yaudah ayok ayok pasang!!" seru Arthur

  "200ribu untuk Barcelona dan cuci semua mobil motor"
  "Oke, gua juga 200ribu untuk Liverpool beserta cuci mobil dan motor"

  Mereka berdua sudah sangat dekat antara satu sama lain. Itu karena mereka dilahirkan secara bersamaan. Mereka begitu heboh menonton bola hingga membuat seorang perempuan keluar dari dalam kamar membawa buku yang sepertinya sedang ia baca.

  "Berisik." ucapnya singkat

  "Udah duduk aja sini, kita nonton bareng" ucap Arthur

  "Gak" jawab wanita itu

  Lalu wanita itu kembali lagi ke kamarnya yang berada di atas. Mereka berdua melanjutkan menonton permain bola hingga akhirnya Arthur kalah. Tapi Arthur biasa saja dengan kekalahannya, ia memang hampir selalu kalah jika taruhan bola.

Selamat membaca..

WE PLAYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang