"Pelajari dan lihat, yang bisa melakukan ini hanya Athea" ujar Z
"Hah melakukan apa?" tanya Athea kebingungan
Z meraba raba dinding mencari sesuatu. Hanya Z juga satu satu pengawal yang mempunyai akses ini. Setelah ketemu, Z menempelkan kedua lengannya dan tiba tiba saja dinding garasi terbalik dan keluar senjata. Adham memindahkan semua senjatanya ke garasi karena ini rahasia miliknya dan tidak ingin anaknya mengetahui di umur yang belum cukup.
"APAAA!!! GILA SEMUA INI BENERAN?!!" teriak Arteus
"Jadi ini rahasia ayah yang di sembunyikan dari kita?" tanya Athea"Iya" jawab L
"Apa yang ayah lakukan saat masih muda hingga punya senjata api sebanyak ini" tanya Arthur tapi tidak ada yang menjawab
"Kalian pakai ini cepat" ujar Z memberikan rompi anti peluru
Tanpa banyak bicara mereka segera memakainya dan saling membantu untuk memasangya. Kemudian Z memberikan masing masing pistol untuk dibawa saat mengejar Adham."Untuk apa ini??" tanya Athea saat diberikan sebuah pistol untuk pertama kalinya
"Ini untuk jaga jaga. Mungkin sjaa kami hanya bisa setengah jalan, lalu kalian lah yang harus membereskannya" ujar Z
"Tidak Z jangan berkata seperti itu" uhar Arthur
"Akubutuh senjata tajam" ujar Athea
"Kau bisa ambil disana dan sebanyak yang kau mau" ucap J menunjukan senjata tajam berada
"Ayok ayok cepat masuk mobil" ujar L
Ternyata mobil hitam yang sering Arthur pakai adalah mobil anti peluru milik Adham. Arthur baru mengetahuinya sekarang, kemudian Mz menjaalnkan mobilnya sangat cepat hingga lokasi Adham. Saat melihat ke laptop, L melihat Adham berjalan lagi melewati kota. Athea masih tidak mengerti ada apa ini, rasanya ia masih tertidur di kamar.
"AHH DIA BERHENTI!!" ujar L teriak
"Dimana?!!" tanya Arthur
"Tunggu.. Ohh bukannya ini perusahaan milik Adham ya" ujar L menganalisa tempat Adham berhenti
"Itu kayanya dibawa masuk kedalam deh" ujar J juga ikut memperhatikan
"Iya ayo cepat kita harus kesana" ujar Z
Mz kembali menjalankan mobilnya sangat cepat menuju pemberhentian terakhir Adham. Perjalanan membuat ketiga anak Adham semakin tidak mengerti dengan situasi ini, yang mereka pikirkan hanya bagaimana bisa kedua orangtuanya diculik dan bagaimana menyelamatkannya.
"Baiklah kalian dengarkan, senjata itu kalian gunaan saat keadaan benar benar mendesak. Jika memang harus, tembak saja biarkan mereka mati dan kalian harus tetap menemui Adham dan Anna" ujar Z
"Ta... Tapi!! Aku tidak pernah memakainya bahkan ini pertama kalinya aku memegang senjata" ujar Athea
"Tidak menembak adalah hal yang mudah"
"Kita sampai" ucap Mz
Mobil berhenti sedikit jauh dari tempat perusahaan tersebut. Dimpin oleh Z mereka keluar dari dalam sembari mengawasi sekitar. Tiba tiba ada pria berbaju hitam yang tampaknya anggota yang menculik ayahnya. Dengan cepat Arthur menembaknya hingga mati, semua yang disana sangat terkejut dengan Arthur.
"Keahlian Adham ternyata menurun padamu Arthur" ujar Z
"Wahh ternyata ayah mewarisinya kepada ku" ujar Arthur
Mereka berjalan perlahan lahan memasuki perusahaan, disana banyak sekali orang berbaju putih sembari memegang senjata api yang hampir sama. Secara bersamaan Arthur, Arteus bersama pengawalnya langsung menembak mati mereka semua tanpa tersisa. Sedangkan Athea tidak berani mengeluarkan peluru dari pistol. Arteus juga ternyata dituruni keahlian menembak dari Adham tapi tidak seperti Arthur.
Arthur dan Arteus memang kombinasi yang sangat pas, bahkan melebihi apapun. Tanpa berkomunikasi Arthur dan Arteus bisa mengerti satu sama lain. Baru lantai pertama musuh sudah hampir puluhan, tentu saja stamina mereka berkurang sangat cepat. Mz juga terlihat sangat kelelahan, bahkan J hampir tidak bisa jalan karena kakinya tertembak peluru.
"Bagaimana J, kau baik baik saja?" tanya Z
"Ya sepertinya, bisakah kau mengeluarkan peluru ini" ucap J
"Tunggu tadi aku memasukan alkohol" Z membuka tas besar yang sebenarnya keperluan mereka berperang
Z mendapatkan alkohol dengan jumlah yang banyak. Kemudian ia memasuh luka yang berada di kaki J lalu membasuh juga tangan darinya. Mereka semua hanya melihat ke arah Z bagaimana ia bekerja mengobati J.
"Ahh aku lupa memasukan alat untuk mengabilnya, tidak apakan jika aku menggunakan tangan?" ujar Z dan J segera menggangukan kepalanya
"APAA??!! KAU SUDAH GILA??" teriak Arteus
Z segera memasukan jarinya dan emncari dimana pelurunya bersarang."Uhh sepertinya aku akan muntah" Athea tidak tahan melihatnya
Setelah mendapatkannya, Z segera merobek salah satu pakaian dari baju korban tadi. Ia gunakan untuk mencegah darah J yang terus nenerus keluar. Setelah itu J bisa masih berjalan namun tisak selancar yang lain. Perjalanan mereka semua berlanjut ke lantai atas, sepertinya Adham dan Anna tidak berada di lantai bawah. Mereka masih tetap bersama belum ada yang gugur, sedari tadi Athea yang paling panik. Arthur harus terus meyakinkan Athea bahwa ayah dan ibu pasti baik baik saja disana. Arteus juga terus menenabgkan Athea agar semuanya berjalan lancar tanpa ada yang tertinggal.
"Kenapa tangga disini banyak sekali, tenagaku hampir habis" ujar Arteus setelah sampai di lantai 3
"Kita harus sampai ke lantai atas tanpa melewati lift. Karena menurut pengalaman kami di setiap lantai akan banyak orang orang sepetti tadi" ujar J
"Ahh kau benar Z, ita harus sampai ke atas hari semakin malam" ucap Z kembali berjalan menuju lantai atas
"Athea kalau capek biar aku saja yang gendong" ujar Arthur
"Iya aku masih kuat" jawab Athea
"Bagus, kalian tidak harus merasakan lelah ini. Kita harus menyelamatkan Adham dan Anna di atas sana" ucap mz
Mereka kembali berjalan menaiki ratusan tangga demi mencapai lantai atas. Bagi Z, J, L dan Mz mereka pernah merasakan hal ini sebelumnya. Dimana Adham juga diculik bahkan disiksa di lantai atas, tapi untungnya Adham masih tetap hidup hingga saat ini. Tiba tiba saja saat berada di lantai 5, sudah ada beberapa orang tidak di kenal di tangga dengan membawa senjata. Sudah pasti keberadaan mereka diketahui oleh orang orang ini. Tanpa membuat keributan Z berserta yang lain menjatuhkan orang orang tersebut ke lantai bawah dan tidak melakukan penembakan agar tidak diketahui yang lain. Hanya ada 10 orang tapi Z yakin masih ada yang lain dan mereka mempercepat langkah kakinya menuju lantai 15.

KAMU SEDANG MEMBACA
WE PLAY
RomansaSetelah perjuangan Anna dan Adham untuk bersama. Akhirnya mereka dikaruniai anak anak yang cantik dan tampan. Tapi ternyata kehidupan Adham bersama keluarganya tidak berjalan mulus. Kenapa Adham tidak bisa tenang walau sudah mempunyai keluarga? A...