23. Teka Teki Semakin Terbuka

420 28 1
                                    

  Malam ini Arteus sedang berada di hotel bersama teman temannya. Sudah biasa jika Arteus setiap minggu pasti keluar malam. Itu sudah menjadi kebiasaan dalam dirinya yang hingga sampai saat ini tidak bisa dihilangkan. Tapi kali ini ia pergi sendiri tidak bersama teman temannya karena mereka semua ada kesibukan kuliah. Sedangkan Arteus sisa waktunya bekerja di caffe milik ayahnya.

  Arteus juga lagi lagi tidak akan membawa banyak barang. Mengingat kejadian sebelumnya ia dicekoki oleh minuman yang ada obatnya. Ini pertamakalinya ia membawa mobil lambo miliknya sendiri. Mobil lambo ini memang tidak seperti Arthur yang model terbaru tapi lambo milik Arteus terlihat sangat mewah karena Arteus hampir setiapinggu memodifikasi mobilbya menjadi lebih bagus lagi. Ia tidak memiliki kepuasaan untuk memodifikasi mobilnya.

   Sesampainya di depan club, semua orang pandangannya melihat ke arah mobil yang di tumpangi oleh Arteus. Ini sangat terlihat aneh, Arteus baru kali ini menjadi pusat perhatian banyak orang. Saat keluar dari dalam mobil, Arteus tidak memandang apapun ia hanya terus berjalan masuk ke dalam, para wanita sudah berjajar untuk berbicara dengan Arteus tapi ia tetap diam dan masuk menuju bar.

  "Hei Bi!!" ujar bartender wanita disana

  "Hai Ra, kemana saja kau?" tanya Arteus
 
  "Biasa kuliah, jadi susah bagi waktu" ucap Rara

  "Ohh begitu, biasa satu gelas ya" ujar Arteus

  "Siap"

  Rara segera membuat minuman untuk Arteus. Rara dan Arteus kenal dekat karena Arteus sendiri sering datang kesini sendirian. Khusus jika ia datang sendiri ia akan datang ke club yang dimana ia akan bertemu dengan Rara. Tidak lama Rara datang sembari membawa minuman untuk Arteus.

  "Orang bilang kau bawa mobil lambo kesini" ujar Rara

  "Ya begitulah"

  "Bahkan kau tidak pernah bilang kau punya lambo padaku"

  "Ohh aku baru membelinya, jadi ya diajak jalan jalan biar gak nganggur dirumah" ujar Arteus

  Saat sedang mengobrol dengan Rara, seorang wanita bersama seornag pria duduk di sebelah Arteus. Wanita itu membelakangi Arteus sedangkan prianya tidak, Arteus tidak mengenali pria itu dan terlihat seperti baru disini. Saat Arteus ingin memesan lagi, bersamaan dengan wanita itu juga memesan minuman. Betapa terkejut saat melihat wanita itu bahwa dia adalag Anya pacarnya Arthur. Tentu saja untuk beberapa menit Arteus terdiam bahkan seperti patung.

  "Ahh nanti saja" uhar Arteus

  "Kenapa?" tanya Rara

  "Biarkan wanita itu terlebih dahulu" ujar Arteus

  "Nah gitu dong harus mengalah" ucapan Anya malah membuat Arteus terkejut

  Rara membuatkan pesanan untuk Anya terlebih dahulu, setelah selesai Anya membawa minuman itu lalu duduk di meja kosong. Kemudian Arteus memesan lagi kepada Rara sembari menelpon Athea dirumah.

  "Ada apa?" tanya Athea

  "THEA THEA KITA HARUS BICARA INI!!" Arteus teriak di dalam telfon

  "Kenapa?" tanya Athea tenang

  "Aku melihat Anya pacarnya si Arthur bersama seorang pria"

  "Hah dimana?"

  "Ini di club"

  "DI CLUB??!!"

  "Iya" jawab Arteus

  "Kamu ke club!! Astaga Arteus!!" ujar Athea terkejut

  "Plis jangan bilang ayah sama ibu"

  "Sekarang katakan yang sebenar benarnya"

  "Iya nanti setelah aku dari sini"

  Arteus segera menutup ponselnya karena akan bahaya jika terus berbicara. Sesekali ia melihat ke belakang untuk melihat apa yang dilakukan oleh Anya. Melihat ke anehan tersebut, Rara memberanikan menanyakan kepada Arteus.

  "Bi apa yang kau lihat?" tanya Rara

  "Ohh tidak, aku hanya melihat wanita yang  belakang disana" ujar Arteus

  "Loh wanita itu? Dia sering kesini kok bareng pacarnya"

  "Hah pacarnya???!! Bagaimana bisa???" Arteus terlihat sangat terkejut

  "Ia dia sering kesini bersama pacarnya tapi ya aku setiap lihat ganti ganti terus"

  "Wahh gabaik"

  "Gabaik gimana??"

  "Udah nih, kau harus segera pulang kembaliannya untukmu saja" ujar Artrus memberikan uang

  "Terima kasih"

  Arteus berlari keluar dari dalam club menuju mobil miliknya. Ia pergi ke hotelnya untuk mengambil beberapa barangnya terlebih dahulu. Kemudian ia pergi ke rumah tanpa mengganti bajunya. Tengah malam ini Arteus kembali ke rumah tanpa menginap di hotel. Karena kali ini ia benar benar harus menyampaikan sesuatu pada Athea. Sesampainya di garasi mobil, Arteus segera masuk ke dalam secara pelan pelan. Menuju kamar Athea tidak lupa untuk mengetuknya. Arteus terkejut tidak kepalang saat membukakan pintu Athea sedang menggunakan masker.

  "Terkejut aku" ujar Arteus

  "Udah masuk cepetan" Athea menarik Arteus kedalam kamarnya

  "Ceritain semuanya"

  "Tapi janji jangan bilang siapapun, ini rahasia berdua."

  "iya"

  Arteus menceritakan bahwa sebenarnya setiap minggu ia tidak tidur di rumah temannya. Melainkan di hotel bersama teman temannya, lalu malamnya pergi ke club. Arteus juga jujur ia pernah tidur bersama dengan banyak wanita. Tentu saja reaksi Athea sangat tekejut hingga membuka matanya lebar.

  "Apa apaan kamu Arteus?!" ujar Athea sedikit marah

  "Ya ya aku tahu ini salah"

  "Ishh i wanna tell mom but you said its promise, holly fuck" ucap Athea

  "Tapi mereka baik baik saja, tenang saja aku bukan Arteus yang tidak tahu apa apa"

  "Tapi Arteus setiap minggu itu apa tidak apa apa? Terlebih kita tidak tahu kau terjangkit hiv atau tidak"

  "Aku sering memeriksa dan dokter bilang baik baik saja, tapi mungkin memang aku harus menguranginya" ujar Arteus sembari menundukan kepalanya

  "Pokonya mulai saat ini kamu berhenti, gaada lagi ke club apalagi tidur bareng wanita lagi. Jika ini terjadi lagi aku akan bilang ke ayah sama ibu dan juga Arthur"

  "Iya aku memang sudah menguranginya"

  "Sudah ini tidak akan selesai, ceritakan tentang Anya saja"

  Arteus menceritakan semua yang ia lihay kepada Athea. Semua omongan Arteus sangat dipercaya oleh Athea karena ia juga melihat dengan matanya sendiri bahwa Athea memang wanita tidak baik baik. Hubungan Arthur dan Anya baru saja mau jalan satu tahun tapi mereka berdua baru menemukan sifat aslinya Anya. Mereka berdua tidak bisa membayangkan jika Arthur mengetahui ini, padahal Arthur pria yang sangat baik.

  "Jadi bagaimana kita sekarang?" ujar Arteus

  "Pokonya kita jangan beritahu Arthur terlebih dahulu"

  "Aku setuju" jawab Arteus

  "Terus apalagi? Ngapain masih disini"

  "Ehh iya hehe, maaf aku akan kembali ke kamar"

  Arteus kembali ke kamarnya sedangkan Athea harus mencuci mukanya terlebih dahulu. Arteus dan Athea semakin membuka sifst asli dari Anya, yang ternyata selama ini ia hanya berbohong dengam kebaikannya. Mungkin jika Arthur mengetahuinya itu akan membuatnya sedih.

 

WE PLAYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang