Pagi ini Arthur tidak bisa bangun dari kasurnya, tubuhnya sangat panas dan terlihat sangat lemas. Athea orang pertama yang menyadarinya, kemudian ia memanggil Arteus. Mereka saling bertatap sepertinya Arthur terkena demam tinggi. Arteus segera menghampiri Anna yang sedang menyiapkan sarapan pagi di lantai bawah.
"Bu, Arthur kayanya sakit. Dia gak bisa bangun dari kasur" ucap Arteus
"Hah? Ayok kita ke atas" Anna sedikit panik
Setelah berada di kamar Arthur, Anna segera memberikan air minum untuk anaknya tersebut.
"Kenapa kamu nak?" tanya Anna
"Sepertinya aku kecapen bu, gapapa besok juga sembuh"
"Enak aja, ibu panggil dokter Vian kesini ya. Kamu jangan dulu kerja"
"Yaudah aku sama Arteus pergi kerja ya bu?" ujar Athea
"Iya hati hati kalian, kalian juga jangan sakit kaya Arthur"
"Siap madam!" ujar Arteus
Mereka berdua meninggalkan rumah menaiki mobil. Ini pertama kalinya mereka pergi berdua ke tempat kerja, suasana di dalam mobil sedikit sepi. Sesampainya di caffe mereka segera berganti baju sembari menunggu pengunjung berdatangan.
"Nanti pulangnya mampir dulu ke market mau beli sesuatu" ujar Athea
"Siap mba!"
Athea pergi ke kasir, smebari menunggu pengunjung ia membantu memebersihkan kaca. Tidak hanya itu namun ia juga membersihkan meja merapihkan gelas gelas. Tidak lama ada seorang wanita yang tampaknya ia kenal. Ternyata itu adalah Anya bersama teman temannya, ini pertama kali lagi Athea melihat Anya beserta teman temannya. Disini Anya terlihat sangat beda, tidak seperti yang ia lihat pertama kali. Bahkan teman temannya juga sangat aneh.
"Silahkan mau pesan apa?" ujar Athea ramah
Athea memesankan kopi dan makanan yang mereka pesan. Tampaknya Anya tidak mengenali Athea, kemudian mereka pergi ke meja kotak. Athea ingin sekali memberitahukannya kepada Arteus tetapi ia ingat bahwa yang mengantar pesanan itu nanti adalah Arteus. Maka dari itu Athea tetap diam dan membiarkan Arteus yang melihatnya sendiri. Setelah kopi nya selesai, yang mengantar ternyata buka Arteus namun pegawai lain. Athea berlari ke belakang mencari Arteus tapi tidak melihatnya. Tapi disana ada Dea yang sedang membuat kopi.
"Dea, lihat Arteus gak?"
"Dia kusuruh buang sampah tadi"
"Huft, yaudah"
Athea kembali ke depan menuju kasir, ternyata disana ada Anya yang sedang diam di depan kasir. Athea segera pergi ke kasir dan penasaran dengan apa yang diinginkan Anya disana.
"Aduh mba saya udah nunggu disini 2menit loh, bukannya kasir harus tetep disini ya" ujar Anya terkesan seperti memarahi Athea
"Ada yang bisa saya bantu?" ujar Athea tetap tenang dan terkesan tidak peduli
"Ini saya mau bayar tagihan teman teman saya, saya pingin bayarnya sekarang bisa tidak repot"
"Ohh boleh, mau lewat apa?"
"Nih" Anya memberikan kartu bank
Setelah memasukannya, Athea mempersilahkan Anya memasukan nomor pinnya.
"Ih mba, saya akui mba cantik deh. Tapi sayang jadi seorang kasir" ucap Anya
Tentu saja membuat Athea tertohok terkejut mendengarnya. Bagaimana bisa Anya bersikap seperti ini, kenapa sikap aslinya berbeda dengan yang selalu di ceritakan oleh Arthur.
"Hehe iya" jawab Athea
"Eh disini ada pekerja yang namanya Mateen kan?" tanya Anya
"Iya"
"Dia gamasuk ya hari ini? Katanya sakit?"
"Iya mungkin mba"
"Eh jangan bilang bilang ya kalau saya kesini, bersama teman teman"
"Oke" jawab Athea sembari memberikan kartu debitnya kembali
Anya kembali bergabung dengan teman temannya di meja. Sedangkan itu Arteus datang sembari membawa air putih untuk Athea.
"Ehh lihat lihat" ujar Athea sembari membelokan kepala Arteus agar melihat Anya disana
"Itu Anya kan? Pacarnya si Arthur?" tanya Arteus
"Iya, pokonya selesai kerja kita harus bicara"
"Kenapa ga sekarang aja sih?"
"Kita harus kerja"
Athea dan Arteus melanjutkan pekerjaannya hingga hampir sore hari. Sebelum pulang Athea meminta kepada Arteus mengantarkannya ke marker untuk membeli buah buahan untuk Arthur. Di perjalanan juga Athea juga membucarakan masalah Anya yang bersikap sangat berbeda dengan yang selalu dibicarakan oleh Arthur. Arteus nampaknya juga tidak percaya, tapi Athea terus menekankan bahwa semua itu benar terjadi. Hingga saat berbelanjapun mereka masih tetap berbicara.
"Kok bisa sih?" ujar Arteus kebingungan
"Bisa gimana?" Athea juga kebingungan
"Iya itu sikapnya bisa beda begitu"
"Kalau itu benar, berarti Arthur harus segera berpisah dengan Anya"
"Gamungkin, Arthur pasti gak akan percaya. Solusinya kita harus membiarkan Arthur sendiri yang tau" ujar Arteus
"Iya juga sih, tapi kasihan juga sama Arthur"
"Ya sama, tapi mau gimana lagi" ujar Arteus
Setelah selesai berbelanja, Athea dan Arteus pulang menuju rumah. Ia membawa banyak buah buahan untuk Arthur di kamar. Athea merasa kangen pada kakaknya tersebut, ia ke kamar sembari membawa buah buahan yang telah di potongin olehnya.
"Wah udah pulang??" tanya Arthur
"Iya dong"
"Gimana tadi?""Ya sama kaya biasanya"
"Kasian Arteus harus mengerjakan pekerjaanku" ucap Arthur
"Gimana kabarnya?"
"Panasnya sih KIumayan turun lemasnnya yang belum"
"Kalau begitu buah ini harus di habiskan"
"Ohh makasih makasih simpen aja dulu di meja"
"Oke"
"Ohh tadi Anta bilang gabisa jenguk soalnya dia ada di luar kota sama orangtuanya, padahal aku juga gamau di jenguk" ujar Arthur tentu saja membuat Athea sedikit sedih karena kakaknya tekah di tipu
"Iya mungkin mereka sibuk"
"Ohh iya, Thea ternyata ayahnya Anya kerja di perusahaan ayah"
"Wahh iyakah??!!!"
"Iya"
"Wauw"
Athea senang mendengarnya, itu berarti uang yang tadi bukan hasil kerja keras Anya. Namun ia meminta dari orang tuanya lebih baik menjadi seperti dirinya yang bekerja keras.
"Yaudah Arthur istirahat ya, aku mau mandi"
"Oke, ohh ini makasih buahnya"
"Siap"
Athea kembali ke kamar untuk pergi mandi sembari memikirkan kejadian yang tadi. Ia masih tidak percaya dengan sifat aslinya Anya yang sangat berbeda tersebut. Rasanya mulutnya ingin berbicara pada Arthur tapi benar kata Arteus bahwa Arthur tidak akan percaya.
![](https://img.wattpad.com/cover/190301578-288-k970294.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
WE PLAY
RomanceSetelah perjuangan Anna dan Adham untuk bersama. Akhirnya mereka dikaruniai anak anak yang cantik dan tampan. Tapi ternyata kehidupan Adham bersama keluarganya tidak berjalan mulus. Kenapa Adham tidak bisa tenang walau sudah mempunyai keluarga? A...