14. Pendekatan

475 27 0
                                    

  "Kau benar benar gak pernah ngobrol ya? Apalagi basa basi?" tanya Gael mulai geram dengan keheningan di dalam mobil

  "Aku tidak suka keduanya" ujar Athea sinis

  "Jadi dimana rumahmu?"

  "Disuatu tempat."

  "Bolehkah aku kesana?" tanya Gael

  "Tidak perlu."

  "Aku bisa membawakan banyak makanan kesana"

  "Aku pintar memasak." jawab Athea

  "Aku bisa membawakan bahan masakan kesana"

  "Aku sudah berbelanja kemarin."

  "Baiklah..."

  Athea tertawa sangat keras di dalam hatinya melihat tingkah Gael yang menggemaskan. Ia cukup berusaha menahan semua ini demi kenyamanan dirinya dan Gael. Setelah sampai di caffe Julians, Athea segera turun bersamaan dengan Gael.

  "Makasih"

  "Iya!!''

  Athea berjalan menuju kedalam caffe tapi ia merasa Gael mengikutinya kedalam. Kemudian ia berjalan lahi lalu ia merasakan hentakan sepatu Gael dengan tanah.

  "Ngapain ngikutin?" tanya Athea

  "Aku mau minum kopi disana"

  "Tapi ga harus ngikutin juga kan? Jalanan sangat besar" ujar Athea

  "Aku ingin lewat sini" Gael sedikit tertawa

  "Ngeselin banget sih"

  "Gapapa yang penting bisa denger Adys ngomong banyak"

  Tidak lama pintu caffe terbuka, dua orang pria kekuar dengan wajah lesunya. Kemudian terkejut melihat ada Athea bersama Gael yang ia kenal sebagai pemain fotball di Amerika. Arthur dan Arteus saling bertatap penuh tanda tanya mengapa Gael bisa ada di Indonesia.

  "Lohh The... Maksudku Adys. Baru juga mau dijemput" ucap Arthur

  "Ini Gael kan??" tanya Arteus

  "Yoi bro, happy too see you again" sapa Gael

  "Why are you here bro?" tanya Arthur

  "Mendatangi kelulusan temanku"

  "BISA BAHASA INDONESIA??" ujar Arteus terkejut

  "Gue orang sini, dan kemarin emang lagi kuliah disana"

  "Wahh" Arteus takjub dengan Gael

  "Ayo ayo masuk nikmati menu dan kopinya" ucap Arthur

  "Iya gue mau coba makanan disini"

  "Anjir kemana Adys??" Arteus baru sadar kakaknya hilang

  "Tuh dari sini udha keliatan dia langsung ke kasir buat kerja" ucap Gael sembari menunjukan Atjea di balik kaca bersih

  "Yaudah kita berdua kerja dulu ya, lo masuk aja nikmatin makananya"

  "Siap"

  Mereka masuk bertiga, Arthur dan Arteus kembali ke belakang untuk mengganti bajunya lagi. Athea sudah mulai bekerja melayani para konsumen dna Gael mengantri di barisan belakang. Akhirnya setelah beberapa menit mengantri, Gael akhirnya bisa mrmesan sesuatu.

  "Tolong menu terbaik disini" ujar Gael tersenyum jail

  "Ngapain sih?" tanya Athea

  "Mau santai lah sambil minum kopi"

  "Nih" Athea memberikan kertas tagihan untuk Gael

  Gael segera membayarnya kemudian mencari tempat duduk kosong. Memang sedikit jauh dari Athea tapi disini view nya sangat jelas mengarah ke Athea. Sementara Athea bekerja, Arthur dan Arteus sedang beristirahat di belakang. Itu juga hanya diberi waktu 10menit oleh Dea.

  "Ehh kok gue punya firasat si Athea sama si Gael kesini berdua ya?" ujar Arthur menghabiskan air dingin miliknya

  "Sama, dari tadi juga gue mikir gitu" ternyata Arteus juga memikirkan hal yang sama dengan Arteus

  "Udah nanti juga di rumah ketemu sama Athea, jadi kita tanyakan nanti saja"

  Setelah beristirahat hanya untuk minum, mereka kembali bekerja membereskan meja kotor. Caffe sebentar lagi akan tutup karena stok yang tersedia sudah habis. Sementara itu Athea memakai waktu kosongnya dengan membereskan barang barang miliknya.

  Athea meluhat Arthur dan Arteus yang begitu semangat di sisa waktu bekerja. Mereka membereskan meja dengan sedikit konyol, mereka bergoyang sembari membersihkan mejanya. Athea hanya tertawa dari kejauhan lalu ia terkejut melihat Gael ternyata masih ada di tempatnya dari tadi.

  Setelah selesai, Athea, Arthur, dan Arteus berjalan keluar toko bersamaan. Mereka sangat kelelahan tetapi mereka senang bekerja seperti ini dibanding berdiam di rumah tanpa melakukan apa apa. Tiba tiba saja Gael menghampiri Athea tepat di hadapannya yang membuat mereka bertiga terkejut.

  "Apa yang kau lakukan Gael?" tanya Arteus

  "Lo buat kita kaget aja, bisakan biasa aja tingkahnya" ucap Arthur

  "Tunggu, kalian ini apa?? Ehmm maksudku kalian ada hubungan apa dengan Gladys?" tanya Gael kebingungan

  Arthur menatap semua adiknya, mereka bertiga memikirkan hal yang sama seperti Arthur. Mereka pikir Gael mengetahui mereka adik kakak karena saat di amerika Gael melihat Arthur yang mengendarai mobil golf membawa Athea dan Arteus dan juga melihat mereka bermain fotball dan Arthur sempat berbicara dengan Athea sebelum mulai pertandingan.

  "Kami teman dekat dari kecil" ujar Arteus

  "Udah kami harus harus pergi, ayo Dys" ujar Arthur segera masuk kedalam mobil

  Sementara itu Gael hanya terdiam di tempat beberapa saat. Pikirannnya sedikit campur aduk mendengar perktaan Arteus tadi. Gael kecewa karena mereka bisa sedekat itu dengan Gladys, sedangkan dirinya untuk mebgajak berbicara saja sangat sulit. Padahal Agel sudah merubah sikap aslinya menjadi aktif namun sangat disayangkan ia sepertinya akan kembali ke sikap pendiamnya.

WE PLAYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang