28. Titik Terang

500 31 0
                                    

  Saat Adham dan teamnya mendapatkan titik terang atas masalah ini, Adham segera pergi dan berangkat ke kota sebelah mendatangi perusahaannya. Awalnya ia akan menelpon manager Zak tapi ia lupa karena sibuk mencari barang barang lainnya. Bersama Anggi dan semua pengawalnya, Adham diantar ke perusahaan yang berada di kota sebelah.

  "Pak, Anna meminta untuk meningatkan bapak untuk makan" ujar Anggi di dalam mobil

  "Nanti saja disana, sekarang masih pagi kita harus segera sampai disana" jawab Adham sembari membaca berkas berkas yang dibawa Anggi

  "Baiklah pak"

  "Oh Z, bagaimana perkembangannya?"

  "Tadi pagi sudah datang, dan kami berhasil memasukannya tanpa siapapun mengetahuinya"

  "Bagus, tadi aku memesan barang bagus lain. Semoga kau dan yang lain bisa menyembunyikannya"

  "Siap!" ucap Adham

  Perjalanan untuk ke kota sebelah cukup menguras waktu. Adham dan rombongannya menghabiskan waktu selama 5 jam. Tentu saja itu bukan waktu yang singkat untuk kesana. Sesampainya disana mereka Adham segera turun, tampaknya kedatangan Adham disambut pekerja disana. Mereka saling bersalaman kepada Adham, lalu Adham menanyakan keberadaan manager Zak. Tapi tiba tiba semuanya terdiam, sembari menundukan kepalanya.

  "Bagaimana kalau kalian  menjawab pertanyaanku, kalian akan aku beri gajih tambahan?" ujar Adham

  "Ahh pak, Zak ada di lantai 3" ucap salah satu kartawan disana

  Ucapan itu malah membuat karyawan lain terlihat marah padanya. Melihatnya dengan tatapan sinis, tapi ia tetap kenunjukan keberadaan Zak.

  "Bagus siapa namamu?" tanya Adham

  "Rian"

  Adham menuliskan cek untuk Rian senilai 25juta. Rian bisa segera mencairkannya saat bank setempat buka. Semua karyawan lain sangat iri, tapi disana Rian terlihat senang.

  "Itulah jika kalian menjawab pertanyaan saya, kalau begitu saya permisi dulu" ujar Adham langsung menuju lift

  Anggi segera menekan tombol menuju lantai tiga. Adham ditemani dengan para pengawal dan Anggi berangkat menuju lantai tiga. Sesampainya disana, ia melihat ada ruangan yang cukup besar. Adham dan romobongannya segera berjalan kesana.

  Saat Adham mrlihat dikaca ia terkejut melihat Zak sedang bermain dengan seorang wanita di dalam. Adham mengenal wanita itu, wanita itu juga sekertaris disini. Adham segera masuk bersama romobongannya, tentu saja membuat Zak dan sekertaris itu terkejut.

  "PAK ADHAM!!" ujar Zak segera menggunakan bajunya dan wanita itu  juga

  "Bagaimana kabarmu Zak, kau sudah sembuh"

  Zak tidak menjawab pertanyaan Adham, dan menundukan dirinya. Adham sedikit mendekat kepada Zak, dan mulai bertanya lagi.

  "Saya tanya, apa kau sudah sembuh Zak?"

  "MUNDUR!" ujar Zak sembari mengeluarkan senjata lalu menodongkan pada Adham

  Reflex para pengawal juga mengeluarkan senjata lalu menondongkan kepada Zak juga. Tentu Zak terkejut ada banyak senjata yang mebgarahnya kepada dirinya.
  "Kau ini kenapa Zak? Aku hanya bertanya" ujar Adham

  "Tidak! Mundur cepat" perintah Zak

  "Adham cepat mundur!" Z tampaknya panik melihat Adham di todong oleh senjata

  "Baiklah aku tidak punya pilihan" Zak mengarahkan senjatanya tepat di kepala Adham

  Crack!

  Senjata yang digunakan Zak ternyata tidak memiliki peluru di dalamnya. Pantas saja Adham terlihat sangat tennag dan tidak merasa takut karena senjata itu tidak memiliki peluru.

  "Kesalah besar bagimu Zak" Adham memukul Zak di bagian leher dan langsung membuatnya pingsan

  "Kalian bawa dia ke gudang disini, dan ikat dia" perintah Adham

  "Siap"

  Para pengawal segera membawanya menuju lift dan membawanya lagi ke gudang. Para karyawan juga terkejut apa yang terjadi dengan manager disana. Anggi memberitahukan bahwa manager Zak terjatuh, dan juga Anggi mengurusi pemecatan sekertaris yang tadi bersama Zak. Saat sampai di gudang, para pengawal segera mengikatnya  dengan kuat kaki, tangan, hingga leher yang membuatnya tidak bisa bergerak.

  "Sekarang kita tunggu hingga Zak bangun" ujar Adham

  Hingga waktu malam hari, akhirnya Zak bangun dari pingsan dan berontak. Tapi dan pengawalnya tetap diam tidak melakukan apapun.

   "Lepaskan!" ujar Zak sembari berontak

  "Lebih baik kau diam dulu" ujar Adham

  Karena kelelahan, Zak akhirnya diam. Kemudian Adham mendekatinya sembari membawa kursi serta senjata. Menondongkan senjata miliknya tepat di kepalanya Zak.

  ''Jawab, apakah kau pelakunya?" tanya Adham

  "Kau pikir aku akan menjawab pertanyaan itu?" ujar Zak

  "Tentu saja aku akan senang jika kau menjawabnya, walau aku tahu kau pelakunya. Hanya saja aku ingin mendengarnya dari mulutmu langsung."

  "Tidak"

  "Aku akan menghitung mundur tiga..."

  "Dua.."

  "Sa.."

  "Iya, aku pelakunya!!" ucap Zak

  "Kau bekerja untuk siapa?" tanya Adham lagi

  "Seseorang"

  "Lucu sekali kau bermain tebak tebakan denganku"

  "Apa yang akan kau lakukan padaku"

  "Karena istriku melarang untuk membunuh orang lagi, aku akan memasukan kau ke penjara saja." ujar Adham

  "Haha hanya penjara?" Zak tertawa

  "Iya tapi kau harus tahu bahwa atas kejadian ini kau akan di hukum mati"

  "Apa!!" Zak terkejut mendengarnya

  "Bukan aku yang akan membuatmu lenyap dari dunia, tapi polisi" ujar Adham

  "HEI APA MAKSUDMU!!"

  "Bawa dia ke polisi, aku akan keluar dulu"

  "HEI ADHAM!! ADHAM!! ADHAM!!"

  Akhirnya kasus ini selesai, Adham sudha mengetahui otak yang membuat salah satu perusahaannya di ambang kehancuran. Untungnya ia menemykan Zak sebagai dalangnya, ia langsung melaporkan ke polisi. Dan membiarkan polisi yang bertindak, sedangkan media sudah mulai menunggu Adham keluar dari kantor polisi. Mereka memberikan banyak pertanyaan untuk Adham, dan Adham tidak bisa menjawab semua pertanyaannya dan langsung pergi kembali ke rumah.

  Rumah ini sangat dirindukan oleh Adham, serta keluarganya yang selalu menunggunya pulang. Kedatangan Adham disambut keluarga, karena ia melihat diberita bahwa kasus Adham sudah selesai. Akhirnya Adham bisa pulang ke rumah lagi, tanpa harus menginap di kantor lagi. Tapi adalagi kasus yang belum diselesaikan Adham yaitu siapa mempengaruhi Zak untuk melakukan itu.

WE PLAYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang