Athea mati sesaat setelah melihat wajah pria tersebut. Wajahnya tidak sangat asing di pikirannya, Athea masjh terdiam setelah pria itu mencoba melambaikan tanganya di hadapan Athea.
"Hei?? Hei??" ujar pria tersebut
"Ohh iya silahkan" ucap Athea segera tersadar
Nampaknya pria itu juga mengenali Athea secara tidak langsung. Pria itu duduk sembari membawa makanannya sedangkan Athea masih tidak percaya dengan situasi ini. Ia melihat pria ini waktu di amerika si pria yang lari menggunakan jaket putih dan memberikan sapu tangan untuk dirinya.
"Kita pernah ketemu kan?" tanya Athea untuk memastikan semua ini
"Yap, tepatnya di amerika" jawab pria itu
Rasanya dirinya ingin pingsan sekarang melihat pria ini di hadapanya. Prasangka yang ia pikirkan bahwa pria ini orang indonesia ternyata benar. Pria ini adalah orang Indonesia yang mungkin sedang liburan di Amerika kemarin.
"Makasih sapu tanganya" ujar Athea berusaha bersikap biasa aja dan menganggap ini hanya kenalan biasa
"Iya, ohh kenalin Gael"
Athea nampak tidak asing juga dengan nama ini. Setelah diingat beberapa detik ia sadar bahwa Gael adalah yang dibicarakan Arthur dan Arteus di rumah omah kemarin. Mereka bilang Gael pemain fotball yang sangat handal. Setelah dilihat pantas saja ia menajdi pain fotball lihat saja otot ototnya hingga hampir merobek kemeja yang ia pakai karena kekecilan.
"Gladys"
"Ternyata kau dari negara sini ya?" tanya Gael
"Ya begitulah"
"Kemarin kau sedang apa di Amerika?"
"Liburan ke rumah nenek, kau sendiri?"
"Gue kuliah disana, gua disini menghadiri kelulusan saudaraku" ujar Gael
"Ohh kuliah"
"Kau tidak kuliah?"
"Nope"
"Lalu umurmu?" tanya Gael
"21"
"Masih muda ternyata" ujar Gael
Mereka kembali memakan makanannya dengan tenang tanpa berbicara hingga mereka terkejut mendengar teriakan dari mahasisaa mahasiswi yang berteriak kerena telah lulus kuliah. Athea berdiri untuk mencari sahabatnya Okta karena mereka akan pergi makan bersama.
Tidak lama Gael di jemput seorang pria yang sedikit tua. Athea yakin bahwa itu adalah ayahnya, Gael sepertinya tidak ingin pergi tapi ayahnya terus memaksa dirinya. Dengan pasrah ia berdiri menghabiskan makanannya dalam keadaan beridiri.
"Aku pergi dulu"
Athea menganggukan kepalanya lalu duduk kembali sembari menunggu Okta. Tidak lama Okta datang dengan wajahnya yang bercucuran keringat. Athea memberikan tissue miliknya kepada Okta.
"Wahh makasih Dys" ujar Okta
"Mau berangkat kapan??" tanya Athea
"Sekarang aja yu"
"Oke"
Okta menggiring Athea menuju parkiran untuk ke mobil miliknya. Okta membawa mobil sendiri agar tidak ribet karena banyak sekali barang barang aynh ua bawa juga ia bisa menganti baju dan menghapus make upnya. Saat berjalan, Okta memberhentikan langkahnya bersalaman dengan seorang pria.
Suara ini sedikit tidak asing di telinga Athea, ia sedikit menenggakan kepalanya dan ternyata benar saja ia adalah Gael.
"Ngapain lo disini Gael??" ujar Okta sepertinya mengenali Gael
![](https://img.wattpad.com/cover/190301578-288-k970294.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
WE PLAY
عاطفيةSetelah perjuangan Anna dan Adham untuk bersama. Akhirnya mereka dikaruniai anak anak yang cantik dan tampan. Tapi ternyata kehidupan Adham bersama keluarganya tidak berjalan mulus. Kenapa Adham tidak bisa tenang walau sudah mempunyai keluarga? A...