38

263 18 0
                                    

  Sesampainya di lantai 15 dengan menaiki tangga tentu saja menguras banyak energi dan waktu. Mereka baru sampai dan mencoba beristirahat sebelum membuka pintu besar ini. Setelah semuanya telah mengisi tenaganya kembali, Z segera membuka pintu dan terkesan tidak ada siapapun di lantai 15 ini. Mereka segera berjalan memasuki lantai 15 dengan menyiapkan senajata bila saja ada orang orang seperti sebelumnya datang. Namun itu semua nihil mereka semua hingga kebingungan ada apa dengan semua ini, disini tidak ada siapapun. Tapi disana ada ruangan besar sepertinya tempat seorang direktur disini.

   "Hah ada apa ini?" ujar Arthur kebingungan

  "Tetap angkat senjatamu Arthur!" tukas Z

  "Kita sudah jauh jauh naik kesini tapi hasilnya nihil??" ucap Arteus yang kesal

  "Tunggu, aku mendengar suatu" ucap Athea

  "Apa, apa? Apa yang aku dengar?" tanya Z

  "Firasatku kita harus ke ruangan besar disana" ujar Athea

  "Kenapa kita harus kesana?" tanya Mz

  "Aku mendengar orang disana" ucap Athea

Tiba tiba saja orang orang ini muncul secara tiba tiba, dengan jumlah yang banyak. Dengammn sigap Arthur, Athea dan Arteus mengarahkan senjatanya. Para pengawalpun ikut mengarahkan senjatanya, walau banyak tapi tidak membuat takut mereka untuk menembak semuanya.

  "Kalian lebih baik masuk ke ruangan itu, kami akan mengatasi ini" bisik Z pada Arthur

  "Apa kalian yakin?" tanya Arthur

  "Tentu saja, lebih baik kalian selamatkan Adham. Kami akan baik baik saja disini"

  "Baiklah"

  "Tunggu setelah bom asap di lempar " ucap L

  Tidak lama L membuang tiga bom asap agar Arthur, Athea dan Arteus bisa masuk ke dalam ruangan itu. Setelah dilempar dan meledak, mereka semua segera masuk ke dalam ruangan tersebut. Lalu mereka bertiga mendengar banyak suara tembakan di luar, ingin sekali membantu tapi orangtuanya lebih penting. Saat mereka berbalik ternyata disana ada Adham dan Anna yang terikat di dua buah kursi.

  Adham dan Anna yang melihat kehadiran ketiga putra dan putrinya tentu saja langsung berontak. Pasalnya ini adalah tempat yang bahaya, tapi ketiga anaknya berhasil masuk kesini. Anna teriak dengan mulutnya yang diikat mengisyaratkan bahwa mereka bertiga harus keluar dari sini. Tapi mereka enggan melakukan perintah dari ibunya, mereka berjalan untuk mendekati Adham dan Anna. Saat sudah dekat tiba tiba ada seseorang yang bertepuk tangan jauh di belakang mereka bertiga. Dengan spontan mereka berbalik untuk melihat siapa disana.

  "Rio?!!" teriak Arteus

  "Abii!! Lama tidak bertemu" ujar Rio

  "Apa?? Kau mengenalnya?" tanya Athea

  "Ya... Kami pernah bermain poker bersama"

  "AAPAA??!! Bagaimana bisa?? Dan kenapa kau bisa bermain poker" tanya Arthur

  "Ya ceritanya panjang" jawab Arteus

  "Jadi kalian ini semuanya anak dari Adham dan Anna" tanya Rio

  "Iya kami bertiga" ucap Arthur

  "Kau hebat sekali Adham" teriak Rio dari kejauhan sembari bertepuk tangan

  Adham membalas dengan teriakan dirinya walau mulutnya diikat sangat kencang. Arteus tentu sangat terkejut melihat Rio disini, Arthur kebingungan siapa orang itu, dan Athea tentu saja snagat kebingungan melihat ornag itu tiba tiba muncul.

  "Baiklah anak anak izinkan paman bercerita disini" ujar Rio

  Mendengar kata paman, Arthur, Athea dan Arteus tekejut. Jika paman, itu berarti ia adalah saudara dari mereka. Lalu Rio mrnceritakan masa kecilnya bersama Adham hingga beranjak dewasa bersama. Lalu Rio menceritakan emosinya saat Adham diberikan semua harta Julians. Tentu saja dengan niat dan rencana yang matang, Rio berhasil membunuh kedua orangtuanya dengan perlahan yaitu kecelakaan mobil. Tidak lupa Rio juga bercerita tentang berhssilnya membuat sebagian perusahaan Adham mengalami penurunan saham. Mendengar itu Arthur, Athea dan Arteus sangat marah bahkan tidak terkendali.

  "Dasar bajingan!!!" teriak Arteus

  "Ohh begitu??" ucap Rio

  Tanpa pikir panjang Arteus maju untuk mengahajar Rio. Arthur yang melihat adiknya maju bingung harus berbuat apa lalu Arthur juga ikut maju untuk menghajar Rio. Dua lawan satu cukup bisa membuat Rio kalah, selagi bertarung Athea mmebantu membuka penutup mulut kedua orangtuanya terlebih dahulu.

  "Bagus Athea" ucap Anna

  "Good job" ujar Adham

  Saat Athea ingin membuka tali yang membuat orangtuanya terikat di kursi, ia berhenti melangkah saat mendengar teriakan Rio disana.

  "JANGAN BERGERAK GADIS MUDA!" teriak Rio

  "Jangan berisik kamu bajingan" ujar Arteus bermajsud agar Athea melanjutkan membuka tali ayah dan ibu

  Arteus menghajar Rio namun sayang, Arteus mendapat pukul menggunakan pistol Rio tepat di bagian leher.

  "ARTEUSSS!!!!" teriak Adham

  "ANAKKU!!!" teriak Anna juga

  "Kau!!!!" Arthur langsung menghajar Rio dan berhasil membuat hidungnya patah

  "TIDAK!! ARTHUR!!!" teriak Adham

  Tapi lagi lagi Arthur lengah dan ia mendapat pukulan di bagian leher sama seperti Arteus. Arthur dan Arteus tergeletak di lantai dalam keadaan tidak sadar. Kini pilihan ada di tangan Athea yang sedang ketakutan dan kebingungan.

  "Diam disana gadis muda" ucap Rio

  "Jangan dengankan Rio sayang, ayo cepat buka tali ini dan kita bisa langsung menghajarnya" ujar Anna

  "Jangan lakukan itu nona!" tukas Rio

  "Jangan dengarkan Rio Athea, ia hanya memperngaruhi pikiranmu sekarang buka tali ini" ujar Adham

  Athea sangat bingung karena banyak sekali yang berbicara. Athea tidak bisa berpikir dan sangat bingung.

  "Jika kau membuka tali itu, maka kedua saudaramu akan mati disini" ujar Rio mengarahkan senjatanya

  "RIO KAU JANGAN BERANI BERANI MELAKUKAN APAPUN KEOADA KELUARGAKU!!" ujar Adham

  "Sudah kau diam dan saksikan pilihan anak perempuanmu" ucap Rio

  "Diam kau tidak perlu banyak bicara!!" tukas Adham

  "Bagaimana? Kau memilih yang mana? Kedua orangtuamu atau kedua saudaramu?" tanya Rio

  Athea tampak tetap diam tidak berkutik. Anna tahu bahwa Athea sedang berpikir, ia tahu putrinya ini anak yang pintar dan pasti bisa menyelesaikan ini. Rio dan Adham masih beradu cekcok hebat sedangkan Athea masih tetap diam. Terlihat jelas Athea masih berpikir sangat keras.

  "HENTIKAN!!" teriak Athea

  Mendengar itu Adham dan Rio berhenti cekcok untuk sementara. Kemudian Athea terjatuh di lantai secara perlahan dengan posisi duduk.

  "Aku memilih kau menembak diriku saja" ujar Athea

  "ATHEAAA!!!!" teriak Anna dan Adham bersamaan

  "Wahh pilihan yang bagus gadis muda" ujar Rio

  "TIDAK ATHEA!! CEPAT BANGUN!!!" teriak Adham

  Rio yang sedari tadi mengarahkan pistolnya kepada Arthur dan Arteus tiba saja mengarahkannya kepada Athea.

WE PLAYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang