Sojung menutup pintu kamar rapat-rapat. Usai kejadian di rumah sakit tadi, suasana hatinya jadi gelisah. Bahkan saat Ibu memanggil tadi, Sojung sama sekali tidak mengindahkan panggilan tersebut.
"Sojung?"
Pintu kamar Sojung terketuk, padahal dia baru saja merebahkan tubuhnya di atas ranjang pembaringan.
"Masuk saja, Bu."
Begitu sang ibu masuk, Sojung bangun dari tidurnya dan bertanya pada sang ibu. "Kenapa?"
"Harusnya Ibu yang bertanya begitu. Ibu perhatikan raut wajahmu terlihat gelisah, ada apa? Apa yang terjadi?"
Sojung menggeleng. "Tidak ada yang terjadi."
"Benar begitu?" ulang Ibu Sojung. "Kau ... bertengkar dengan Seokjin?"
"Tidak, Bu. Aku dan Seokjin baik-baik saja," ungkap Sojung. "Sebenarnya, tadi ada sedikit kecelakaan. Seokjin menabrak seorang wanita."
Ibu Sojung yang terkejut lantas bertanya, "lalu bagaimana keadaan wanita itu? Lalu Seokjin, dia tidak kenapa-kenapa, 'kan?–maksud Ibu, Seokjin tidak sedang berurusan dengan polisi 'kan sekarang?"
Sojung lagi-lagi menggeleng. "Beruntung wanita itu tidak jadi menuntut Seokjin."
"Syukurlah kalau begitu..."
"Yasudah, aku mau istirahat dulu, Bu."
Ibu Sojung mengangguk mengerti. "Jangan lewatkan malam nanti, ya?"
Sojung mengangguk, kemudian menatap ke arah sang ibu berjalan yang kemudian menghilang dari balik pintu seiring dengan tertutupnya pintu kamar Sojung.
◾▪▪▪◽
Seokjin masuk ke dalam kamar. Di luar tadi, dia tidak melihat satu orang pun berada di rumahnya. Bahkan ayah dan ibu.
Rumah Seokjin tadi juga dikunci, beruntung dia tau tempat menyimpan kunci cadangan. Setidaknya, dia bisa masuk ke dalam rumah dan beristirahat setelah apa yang terjadi tadi.
Dia merebahkan tubuhnya di atas ranjang pembaringan. Jarinya dengan lihai menari di atas layar ponselnya. Dia menekan nomor ponsel Sojung, kemudian memutuskan untuk menghubungi calon istrinya itu.
Lama Seokjin menunggu jawaban, namun akhirnya diangkat juga oleh Sojung.
"Halo, Seokjin? Ada apa?"
"Tidak ada apa-apa, hanya ingin menghubingimu sebenarnya. Kau habis dari mana, tumben lama menjawab telfonku?"
"Aku ketiduran... Maaf, ya?"
"Ya ampun, harusnya aku yang minta maaf. Karena telah mengganggu tidurmu."
"Tidak apa-apa, lagipula sebentar lagi malam," kata Sojung di sebrang sana. "Kau sedang apa sekarang?"
"Tiduran, sembari berbicara dengan calon istriku," jawab Seokjin. "Sayang, bagaimana kalau nanti malam kita makan di luar? Di rumahku tidak ada siapapun, makanan juga tidak ada. Kau mau 'kan menemaniku makan di luar?"
"Memangnya ayah dan ibumu ke mana?"
"Tidak tahu."
"Sebentar lagi aku akan ke rumahmu. Kita makan malam di rumahmu saja bagaimana? Biar aku yang bawa makanan."
"Kalau begitu biar aku yang menjemputmu."
"Tidak perlu. Aku bisa minta ayah mengantarku, jangan khawatir."
"Yasudah kalau begitu, kau hati-hati di jalan, ya? Aku menunggumu di sini."
"Ya. Bye, Seokjin."
KAMU SEDANG MEMBACA
SOJUNG ミ°end
Fanfic#1 in Sowjin Tipikal laki-laki sejati, mungkin itulah Adipati Seokjin. Hanya satu kali jatuh hati, satu kali mencintai perempuan yang berarti dalam hidupnya. Senyumannya mungkin tidak secerah dulu, tidak selebar dan tidak semanis waktu itu. Tapi sam...