🔹 k e d u a b e l a s 🔸

608 84 2
                                    

Seokjin menaruh koper di samping tempat tidur, setelah sebelumnya memasukkan beberapa baju serta segala keperluannya selama di California nanti.

Sembari menunggu istrinya yang masih berada di toilet, dia membuka ponselnya kemudian melihat nomor Aluna mengirimkan pesan padanya.

Aluna
Soal kemarin, aku
minta maaf padamu,
pada Sojung juga...

Masih sudi kau
mengirim pesan padaku?

Aluna
Ya ampun, ayolah Seokjin.
Aku minta maaf, benar-benar
minta maaf.

Kau pikir aku peduli?
Tidak.
Sama sekali tidak peduli!

Aluna
Kalau begitu, terserah
padamu. Intinya, aku
sudah berusaha untuk
meminta maaf.

Seokjin mendecak sebal tatkala melihat pesan terakhir yang dikirim Aluna. Benar 'kan, kalau Seokjin bilang permintaan maaf Aluna tidak tulus?

Pertama karena Aluna hanya meminta maaf lewat kiriman pesan digital, kedua karena kalimat yang terakhir Aluna kirimkan. Dia terlihat masa bodoh, yang penting dia sudah minta maaf, begitu katanya.

Sojung yang baru saja keluar dari toilet disambut oleh muka sebal suaminya, hal itu tentu saja membuatnya bingung.

Merasa diperhatikan, Seokjin menatap balik Sojung. "Aluna mengirimkan pesan minta maaf padaku. Tapi ... dilihat dari kalimatnya, dia tidak melakukan itu dengan tulus."

Sojung mengerti, sekarang dia berjalan menghampiri suaminya. "Lalu, kau memaafkannya tidak?"

"Bahkan aku sama sekali tidak peduli dengan permintaan maafnya," kata Seokjin.

"Kenapa kau tidak maafkan saja dia, Seokjin? Sebentar lagi 'kan kita akan pergi ke California, untuk waktu yang cukup lama. Akan sulit sekali kalau ingin bertemu dengan Aluna," kata Sojung menasihati Seokjin.

"Aku ini tidak habis pikir padamu, padahal baru semalam kau sakit hati akan perkataan buruknya. Tapi setelah beberapa jam kemudian, kau sudah bisa benar-benar tenang, dan dengan mudah memaafkannya."

"Alasannya sederhana, aku dan Aluna sama-sama perempuan, jadi aku bisa memaklumi kelakuannya padaku kemarin."

"Hanya itu?" tanya Seokjin.

Sojung mengangguk, "mungkin Aluna cemburu padaku, karena aku yang terlalu memerhatikan Hyunbin. Atau mungkin bisa juga, seperti apa yang dibilang Hyunbin, Aluna hanya sedang kalut akan emosi..."

"Ini pasti karena kakak iparku," Seokjin menduga.

"Memangnya ada apa dengan kakak iparmu?" tanya Sojung.

"Hyunbin bilang padaku kalau Aluna akhir-akhir ini memang suka marah-marah, itu disebabkan karena Aluna kesal sekaligus cemburu pada suaminya. Dia punya wanita lain..."

Sojung membelalakan matanya terkejut. "Kalau benar begitu, akan lebih baik kalau kita tidak ikut campur. Biarkan itu menjadi urusan pernikahan mereka."

Sojung yang belum selesai dengan kalimatnya, lantas dia melanjutkan, "kuharap kita bisa menjaga pernikahan kita dengan baik. Jangan sampai kau tergoda dengan wanita lain, dan menduakan aku."

"Aku bersumpah dan aku berjanji, cintaku hanya dirimu, bahkan sampai aku mati."

◾▪▪▪◽

SOJUNG ミ°endTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang