🔸 k e e m p a t p u l u h t u j u h 🔹

592 75 42
                                    

Kenyataannya Sojung masih terus menerus menolak ajakan Seokjin untuk pergi periksa ke rumah sakit. Perempuan itu terus menolak, bahkan sampai mengurung diri di kamar.

Berulangkali mengatakan, "aku sudah tidak apa-apa!"

Meskipun begitu, Seokjin terus berusaha untuk membujuk Sojung supaya istrinya itu mau diajak periksa ke rumah sakit.

"Seokjin, kalau kau masih terus memaksaku, aku akan kabur dari rumah! Aku juga akan membawa Johnson, dan akan kupastikan kalau kau tidak akan pernah menemukan aku dan anakku!"

Sojung memang keras kepala! Seokjin jengkel sekali dibuatnya. "Aku hanya ingin mengajakmu ke rumah sakit, Sayang ...."

"Tapi aku 'kan sudah tidak apa-apa," kata Sojung, "lagi pula apa kata temanku nanti kalau ternyata benar aku ini memang tidak kenapa-kenapa. Kita akan ditertawakan pasti, terutama kau! Kau akan dianggap sebagai suami yang berlebihan!"

"Tapi ini tidak berlebihan, Sojung."

"Jelas sekali ini berlebihan!"

"Sojung ...."

Sojung dari dalam kamar berteriak, "sudahlah Seokjin, akhiri perdebatan ini! Jangan buat aku semakin pusing dengan terus memaksa pergi ke rumah sakit!"

"Yasudah, oke ... aku turuti permintaanmu kali ini," kata Seokjin akhirnya, "sekarang buka pintunya, aku mau melihatmu."

"Iya, tunggu sebentar."

Sojung membuka pintunya, tapi dia tak langsung menatap suaminya. Dia menunduk, benar-benar menghindari tatapan Seokjin.

Seokjin berjalan mendekat. "Kenapa menunduk begitu?"

Sojung spontan mengangkat kepalanya. "Tidak ... aku tidak lagi menunduk."

Seokjin menghela napas kemudian meraih tubuh istrinya dan membawa Sojung ke dalam pelukannya. "Kau ini perempuan paling keras kepala yang pernah kutemui ... tapi anehnya aku selalu mencintaimu."

Sojung tak menjawab, dia justru melingkarkan tangannya di tubuh Seokjin. Dia mengeratkan pelukan mereka, dan makin menulusup, menyembunyikan wajahnya di dada bidang Seokjin.

◾▪▪▪◽

Sojung masih memertahankan keyakinannya. Bahkan sampai sekarang, setelah sepuluh bulan waktu berjalan.

Seokjin yang selama ini memerhatikan kesehatan Sojung diam-diam kian merasa khawatir. Sojung kelihatan semakin kurus, seperti orang yang kehilangan banyak berat badan.

Dan sekarang, dia mendapati istrinya meringis kesakitan lagi. Bahkan Sojung hampir jatuh kalau saja Seokjin tidak buru-buru menangkapnya.

Sojung dengan kondisi setengah sadarnya berkata, "aku baik-baik saja." Namun sepersekian detik kemudian, dirinya tumbang. Menutup matanya secara tiba-tiba di pelukan Seokjin.

Hal itu tentu saja membuat Seokjin panik bukan kepalang. Seokjin berulangkali menepuk-nepuk pipi istrinya, tapi Sojung benar-benar sudah tidak sadarkan diri.

Dia buru-buru membawa tubuh istrinya itu masuk ke dalam mobil, agar segera bisa ditangani di rumah sakit nanti.

Di perjalanan dia tak melupakan anaknya. Dia bergegas menghubungi ibunya, dia bilang kalau Johnson sendirian di rumah. Bayi yang kini berusia sepuluh bulan itu tadi baru saja tidur.

Ibu Seokjin lantas bertanya kenapa Johnson sendirian di rumah. Seokjin langsung bilang kalau Sojung baru saja tidak sadarkan diri sesaat sebelum meringis kesakitan pada bagian panggul.

SOJUNG ミ°endTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang