🔹 k e e m p a t p u l u h d u a 🔸

553 76 16
                                    

Seokjin memandang istrinya khawatir. "Kau yakin sudah mau praktik lagi hari ini?"

Sojung menatap suaminya sebelum menjawab, "iya. Lagi pula, sudah dua hari aku tidak praktik. Kalau hari ini tidak praktik lagi, aku merasa tidak enak pada pimpinan kepala rumah sakit."

Seokjin menghela napas. "Tapi pimpinanmu pasti akan mengerti keadaanmu. Bagaimanapun juga, dia punya istri yang dulu pernah berada di posisimu."

Sojung berkata dengan mantap, "tapi aku mau praktik, dan hari ini aku harus praktik! Jangan melarangku kalau kau tak mau nanti malam akan tidur di kamar sendiri!"

Seokjin menyahut, "memangnya kau bisa tidur tanpa aku di sampingmu?"

Sojung ragu-ragu menjawab, "aku bisa! Iya, aku bisa tidur tanpa dirimu."

"Oh, ya? Aku tidak yakin."

"Kalau begitu malam ini akan kubuktikan," kata Sojung cepat, "nanti malam kau tidur di kamar ini, lalu aku tidur di kamar bawah!"

Seokjin tertawa meragukan Sojung. "Silakan saja kalau begitu," tantang Seokjin, "tapi kalau kau tiba-tiba kembali ke sini di tengah malam. Sesuatu yang berbahaya akan terjadi padamu."

"Kau mau menyakiti istrimu?" tanya Sojung marah pada Seokjin.

"Bukan menyakiti, tapi ... ah sudahlah, kita lihat saja nanti malam."

"Dengar ya, Seokjin. Apapun ancamanmu, aku tidak takut. Karena aku yakin, aku bisa tidur sendiri!"

"Ya ... ya ... ya .... Kuyakin itu hanya omong kosong, Sayang. Jadi lebih baik, bersiap-siaplah untuk segala kejadian yang akan terjadi nanti malam."

◾▪▪▪◽

Seokjin sudah senyum-senyum sendiri, menunggu istrinya keluar dari rumah sakit. Setelah ini, istrinya akan melakukan tantangan yang dibuatnya sendiri.

Seokjin seratus persen yakin! Sojung pasti akan kalah, dia akan merengek bak anak kecil karena tidak tidur dekat dengan Seokjin, atau mungkin bisa saja dia diam-diam menyusul tanpa sepengetahuan Seokjin. Lalu saat Seokjin sadar, dia akan menerkam istrinya.

Rawr!

Menerkam bak singa yang menemukan mangsanya. Mangsa yang luar biasa lezatnya ....

Sojung keluar dengan pipi yang sengaja dia kembungkan sembari menatap suaminya jengkel. "Kau jangan macam-macam, ya! Awas saja kalau berani macam-macam!"

Seokjin tertawa. "Aku tidak akan macam-macam kalau kau berhasil menyelesaikan tantanganmu, Sayang," kata Seokjin, "atau batalkan saja tantangannya, biar aku bisa langsung―"

"Seokjin!" sergah Sojung, "lihat saja, kalau aku berhasil menyelesaikan tantangan ini, selama satu bulan kau tidak boleh menyentuhku! Apalagi meminta ciuman pagi!"

Seokjin memandang remeh istrinya bercanda. "It's okay, Mrs. Adipati. But ... I'm sure, you'll be fail!"

"Hahaha," Sojung tertawa renyah, "It's so funny, Mister ... I will be fail, oh no! I'm very afraid!" Setelahnya dia menatap Seokjin tajam, sepertinya Sojung kesal karena diremehkan.

◾▪▪▪◽

Seokjin sudah menunggu dua jam lamanya, tapi Sojung tidak juga kembali ke kamarnya. Sampai Seokjin lelah dibuatnya, akhirnya laki-laki itupun larut dalam tidurnya.

Sampai beberapa jam setelahnya, dia bangun lagi karena Sojung membangunkannya. Seokjin langsung senang, dia menyegarkan matanya kemudian menatap Sojung dan berkata, "kau kalah, Sayang."

SOJUNG ミ°endTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang