🔸 k e s e b e l a s 🔹

642 81 10
                                    

Usai kembali datang ke rumah orang tua Seokjin, dengan tujuan mengambil PlayStation, sekarang Sojung dan Seokjin dalam perjalanan menuju rumah Aluna, tempat tinggal Hyunbin dan keluarganya.

Di luar dari yang mereka duga, karena ternyata Aluna jusrru tidak menyambut hangat mereka berdua sebagaimana mestinya. Dia melayangkan tatapan tak suka pada mereka, terutama pada Sojung–yang saat itu jadi canggung karena tatapan sinis Aluna.

Sojung dan Seokjin duduk, menunggu Hyunbin pulang sekolah. Anak itu ada materi tambahan hari ini, begitu kata Aluna dengan nada yang sama sekali tidak ramah.

Begitu Hyunbin datang, Sojung dan Seokjin tersenyum senang. Hyunbin memeluk ibunya, kemudian beralih menyalami paman dan bibinya.

"Paman, bingkisan itu untukku?" tanya Hyunbin yang tatapannya langsung terfokus pada bingkisan di samping Seokjin.

Seokjin tersenyum. "Iya, ini untukmu."

"Apa isinya?"

"Coba saja buka," kata Seokjin sembari memberikan bingkisan itu pada Seokjin.

Hyunbin kemudian membuka bingkisannya. "Ini PlayStation paman Seokjin, 'kan?"

Seokjin mengangguk. "Kemarin kau bilang pada bibi Sojung bahwa kau menginginkan PlayStation 'kan? Sekarang paman berikan PlayStation paman ini untukmu. Paman memang tidak memberikan PlayStation yang baru untukmu, tapi kau tak masalah kalau merima ini 'kan?"

Hyunbin mengangguk senang. "Hyunbin justru sangat berterimakasih pada paman Seokjin, karena telah mau memberikan ini padaku," kata Hyunbin.

"Syukurlah kalau begitu," kata Sojung ikut senang.

"Tapi paman tidak masalah kalau harus kehilangan ini karena telah memberikannya padaku?" tanya Hyunbin.

"Sama sekali tidak ada masalah. Lagipula besok malam paman sudah harus berangkat ke California, menemani bibimu ini mengurus beberapa berkas perpindahan," kata Seokjin.

"Bibi akan kembali menetap di Indonesia?" tanya Hyunbin pada Sojung.

"Iya. Pamanmu 'kan bekerja di sini," kata Sojung.

"Aku senang kalau bibi kembali tinggal di sini. Aku bisa sering-sering berkunjung ke rumah paman dan bibi nanti," kata Hyunbin.

"Ibu tidak mengizinkanmu untuk melakukan itu. Kau tidak boleh terlalu dekat dengan paman dan terutama bibimu ini," kata Aluna tegas.

Seokjin yang sedaritadi sudah geram melihat sikap Aluna yang begitu ketus, akhirnya bersuara, "Aluna! Apa yang sebenarnya terjadi? Mulai saat aku dan Sojung datang, kau kelihatan sekali tidak suka akan kedatangan kami berdua, dan lagi kau sepertinya membenci Sojung. Apa yang telah Sojung lakukan padamu?"

Sebelum menjawab pertanyaan Seokjin, Aluna menyuruh Hyunbin masuk ke kamar terlebih dahulu.

"Tapi, bu..."

"Ibu bilang masuk ke kamar!"

"Hyunbin, masuk ke kamar, ya? Biarkan paman, bibi dan ibumu menyelesaikan masalah," kata Sojung yang berusaha memberi pengertian pada Hyunbin.

"Cukup Sojung! Kau tidak perlu bertingkah sok peduli pada anakku!"

Dibentak dengan nada yang lumayan tinggi, Sojung terkejut bahkan dia sampai menutup matanya.

Saat itu Hyunbin benar-benar lari ke kamar. Kemudian disusul dengan amarah Seokjin karena Aluna berlaku tidak pantas pada istrinya.

"Kau tidak pantas membentak istriku begitu!" marah Seokjin. "Sekarang aku tanya sekali lagi, apa salah Sojung padamu?!"

SOJUNG ミ°endTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang