Hari demi hari silih berganti, sekarang hubungan mereka jadi jauh lebih bahagia dari sebelumnya. Bahkan setelah jalannya usia satu tahun pernikahan mereka.
Seokjin, sebagai suami, sudah menyiapkan kejutan besar untuk istrinya. Dia sudah menyiapkan pesta, pesta besar yang dihadiri kerabat-kerabat terdekatnya.
Sekarang laki-laki itu tengah bersiap untuk membuka penutup mata yang Sojung kenakan. Sebelumnya, dia sudah menyuruh semua orang yang hadir untuk tidak mengeluarkan suara, sama sekali, sampai Seokjin membuka penutup mata istrinya.
Begitu sampai pada hitungan ketiga, Seokjin melepaskan penutup mata itu dari mata Sojung. Saat itu juga, Sojung benar-benar terkejut, dia menatap suaminya tersenyum bahagia.
"Beri tepuk tangan untuk Seokjin dan Sojung!" Pembawa acara berkata, membuat semua tamu berteriak, memberi sorak sorai untuk pasangan yang sedang berbahagia di depan sana.
Sojung benar-benar tidak percaya. "Tadi kau bilang kita hanya akan makan malam bersama. Tapi ini ... luar bisa dari yang aku kira, kau mengejutkanku, Seokjin!"
Seokjin lantas ikut tersenyum dan menarik Sojung ke dalam pelukannya. "Happy first anniversary, Sayang! Terimakasih sudah mencintaiku selama ini."
Begitu Seokjin melepaskan pelukannya, dia terkejut tatkala melihat istrinya menitikkan air mata. "Ya ampun, istriku menangis di hari bahagia!" seru Seokjin hingga membuat pembawa acara menyahuti, "itu karenamu yang terlalu mendalami pelukan tadi. Istrimu 'kan jadi kesakitan."
Semua tamu tertawa, bahkan Sojung pun ikut tertawa kecil. Setelahnya kembali dia menatap lelakinya penuh cinta dan berkata, "aku tidak tahu bagaimana caranya mengatakan kalau aku tidak mencintaimu hari ini, besok, bahkan tahun-tahun berikutnya. Kau selalu berhasil menjatuhkan hatiku, membuatku bahagia, maka sekarang akan kukatakan kalau aku selalu mencintaimu di setiap detik, setiap menit, bahkan di setiap waktuku."
Semua tamu bahkan pembawa acara, jadi tersenyum, ikut hanyut dalam perasaan cinta kasih pasangan Seokjin dan Sojung.
"Sudah ribuan rintangan kita lalui, sekarang saatnya kita berbahagia. Aku mencintaimu, dan ayo potong kue perayaan satu tahun pernikahan kita," kata Seokjin yang segera saat itu menuntun Sojung menuju tempat kue raksasa diletakkan.
Pembawa acara memulai kata-katanya tatkala Seokjin dan Sojung mulai memotong kue raksasa dengan pisau yang raksasa pula di depan para tamu yang hadir.
Saat kue berhasil dipotong, Seokjin menatap istrinya penuh rasa cinta. "I love you more, more and more than everything."
◾▪▪▪◽
Hari ini hari libur, jadi Sojung dan Seokjin bisa bersantai selama seharian penuh ini. Seokjin sudah bangun, sepuluh menit sebelum Sojung juga ikut membuka matanya.
Hari ini, tanpa diminta, Sojung memberi Seokjin ciuman pagi. Katanya, "ini hadiah untuk semua kebahagiaan yang kau beri tadi malam."
Seokjin tersenyum bahagia menyambut paginya. "Kalau begitu setiap malam akan kubuat kau berbahagia. Kalau perlu, kubuat pesta setiap jam, biar kau selalu begini. Tersenyum bahagia, kemudian memberiku ciuman pagi tanpa kupinta."
"Tidak perlu mengadakan pesta, kau hanya perlu mengatakan kalau kau mencintaiku di setiap malam, aku sudah sangat bahagia," kata Sojung, "omong-omong, pukul berapa sekarang?"
"Pukul tujuh pagi," jawab Seokjin.
"Kalau begitu ayo bangun, basuh wajahmu lalu ikut aku berolahraga di sekitar sini," kata Sojung yang sekarang sudah bangun dari posisi tidurnya.
"Ah, aku malas, masih mengantuk."
"Kau harus ikut olahraga, Seokjin,"–Sojung menunjuk perut suaminya–"lihat, perutmu sudah buncit sekarang. Ayo ikut olahraga bersamaku."
KAMU SEDANG MEMBACA
SOJUNG ミ°end
Fiksi Penggemar#1 in Sowjin Tipikal laki-laki sejati, mungkin itulah Adipati Seokjin. Hanya satu kali jatuh hati, satu kali mencintai perempuan yang berarti dalam hidupnya. Senyumannya mungkin tidak secerah dulu, tidak selebar dan tidak semanis waktu itu. Tapi sam...