🔹 k e t i g a p u l u h d u a 🔸

459 71 20
                                    

Malam tadi Seokjin tidak bisa tidur sama sekali. Dia benar-benar mengkhawatirkan nasib rumah tangganya.

Karena kejadian kemarin sore, saat dia bertemu Jisoo dan dengan tiba-tiba Jisoo memeluknya Sojung jadi salah paham. Dia beranggapan kalau Seokjin dan Jisoo sedang berpelukan mesra. Padahal itu sama sekali tidak benar.

Seokjin berjalan menuju cermin, menatap dirinya yang bodoh. Luka-luka memar di wajahnya, cukup menunjukkan seberapa hina dirinya.

Dia telah menyakiti hati istrinya, bahkan sampai membunuh janin yang ada dalam kandungan istrinya, untuk yang kedua kali ....

Ini semua karena dia yang membiarkan perempuan lain memeluk dirinya kala itu. Seberapa sakitnya Jisoo, tetap saja perempuan itu tak berhak memeluk Seokjin, dan harusnya yang Seokjin lakukan saat itu adalah menolak pelukan Jisoo, bukan malah membalas karena perasaan iba.

Dia merasa iba saat mendengar kabar bahwa suami Jisoo menuntut perceraian. Tapi apa Jisoo juga akan merasa iba kalau sampai Seokjin dan Sojung juga berpisah?

Padahal Seokjin sudah berjanji pada dirinya, untuk tidak pernah membuat Sojung menitikkan air matanya. Tapi kenyataan malah berkata sebaliknya. Seokjin justru menjadi satu-satunya laki-laki yang bisa membuat Sojung menangis pilu.

Dia sudah berusaha, bahkan selalu berusaha untuk menjadikan Sojung sebagai salah satu istri yang paling bahagia di dunia. Tapi di tengah usahanya, Tuhan masih memberikan rintangan untuknya. Tanpa sengaja, Seokjin melukai istrinya, bahkan membunuh dua anaknya, yang seharusnya mereka berdua lahir di dunia.

◾▪▪▪◽

Satu minggu sudah berlalu. Seokjin sudah melewati hari-harinya yang hampa tanpa istri di sampingnya. Dia bahkan merawat luka memarnya seorang diri, dengan berbekal cara Sojung yang mengobati luka memarnya di punggung dulu.

Sekarang, luka-luka itu sudah lumayan hilang. Rasa nyeri yang dia rasakan juga tidak sehebat satu minggu lalu.

Hari ini laki-laki itu berencana untuk mengunjungi rumah sakit tempat istrinya bekerja. Kalau dia tidak diperbolehkan ayah mertuanya untuk bertemu Sojung di dalam rumah, maka dia akan menemui Sojung di tempat perempuan itu bekerja.

Dia sudah bersemangat, buru-buru menuju rumah sakit untuk menemui istrinya. Dia memakai pakaian panjang, serta menutup sebagian wajahnya dengan kain penutup.

Tapi saat tiba di rumah sakit, dia dikecewakan oleh perkataan salah satu staf rumah sakit yang mengatakan, "Dokter Sojung sudah mengambil cuti dua minggu pasca operasi yang dijalaninya beberapa waktu lalu."

Seokjin benar-benar kecewa. Hari ini dia gagal bertemu Sojung setelah satu minggu tidak bertemu.

Saat dia pergi meninggalkan rumah sakit, ponselnya bergetar, Taehyung menghubunginya. "Halo. Ada apa, Taehyung?"

"Bisa kita bertemu sebentar, Seokjin?"

"Tentu saja bisa. Memangnya ada apa? Kenapa tiba-tiba?"

"Ada sesuatu yang ingin Yerin sampaikan padamu."

"Sesuatu? Apa itu?"

"Akan lebih baik kalau kau mendengarnya secara langsung. Sekarang, aku menunggumu di Lala Punch Restaurant."

"Aku akan sampai dalam lima belas menit. Tunggu aku sebentar."

"Iya, hati-hati di jalan."

◾▪▪▪◽

Seokjin sudah sampai di tempat, dia segera mencari keberadaan Yerin dan Taehyung. Tapi ternyata, di sana tidak hanya ada Taehyung dan Yerin, tapi juga ada istrinya; Sojung.

Tapi saat Seokjin duduk di sebelahnya, Sojung malah bersikap seolah-olah tidak mengenali dirinya. Padahal notabenenya, dia adalah suami perempuan itu.

Tapi Seokjin tak ambil pusing, dia cukup mengerti. Kehilangan anak sebanyak dua kali itu menyakitkan. Apalagi Sojung pernah bilang, kalau hati wanita jauh lebih perasa dibanding hati laki-laki.

Deheman Taehyung, berhasil menarik kembali perhatian Seokjin dan melenyapkan kesunyian di antara mereka berempat.

"Seokjin, Sojung. Aku kemari membawa istriku untuk minta maaf pada kalian berdua," ujar Taehyung.

"Soal apa?" tanya Sojung.

"Soal video yang tempo hari kukirim padamu," kata Yerin, "aku dengar dari suamiku kalau ternyata Seokjin dan Jisoo memang bertemu untuk urusan pekerjaan."

"Aku tahu fakta itu dari Irena, dia sepupuku," timpal Taehyung.

Seokjin menggeleng cepat tidak percaya. "Ternyata kau dalang dari semuanya?" tanya Seokjin terkejut, "Yerin, kenapa kau melakukan ini? Kau senang melihat hubunganku dan Sojung jadi seperti ini?"

Yerin menunduk sendu. "Aku minta maaf."

Seokjin bangun menggebrak meja, memarahi Yerin yang telah memberikan video kebohongan pada istrinya. "Apa dengan kata maafmu itu dapat mengembalikan anakku yang telah gugur? Dapat mengembalikan kepercayaan orang tua kandungku, mertuaku, bahkan istriku?" Seokjin menekan setiap kalimatnya.

Melihat istrinya diperlakukan seperti itu, Taehyung tidak terima lantas dia ikut berdiri membela Yerin. "Istriku sudah minta maaf. Kau tak seharusnya begini! Memaki istriku di depan umum!"

"Tapi istrimu benar-benar salah! Karena perbuatannya, hubunganku dan Sojung jadi tidak harmonis! Bahkan kami jadi kehilangan anak kedua kami!"

"Seokjin cukup!" Kini Sojung yang berdiri, menghentikan segala perkataan suaminya. Dengan wajah yang sudah berlinang air mata, Sojung kembali berkata, "kau membuatku malu! Semua orang memerhatikan kita! Kau dengan suara lantang menyebutkan bahwa aku keguguran karena ini! Kau menyebarluaskan masalah rumah tangga kita!"

Seokjin menyahut, "itu semua kulakukan karena temanmu ini sudah mengacaukan hubungan kita. Dia memberimu video kebohongan, Sayang."

"Jangan panggil aku dengan sebutan begitu! Sekarang kau sudah tidak lagi mencintaiku, kau bahkan tak memikirkan bagaimana perasaanku saat semua orang tahu bahwa aku adalah perempuan yang tidak bisa menjaga bayi dalam kandungannya,"–Sojung mengambil sling bag miliknya–"kau harus tahu satu hal! Mulai sekarang, aku yang dulu mencintaimu, berubah menjadi aku yang membencimu!"

Setelahnya Sojung berlari, meninggalkan mereka semua. Dia berlari sembari menutup wajahnya, Sojung benar-benar malu sekarang.

Melihat itu Seokjin kembali merasa bersalah, dia bahkan mengejar Sojung sampai di lapangan parkir. Dia meraih tangan Sojung sebelum sang empu berteriak, "lepaskan aku!"

Seokjin melepaskan genggamannya, tapi dia langsung meraih tubuh Sojung. Membawa wanitanya masuk dalam pelukannya. "Aku tahu aku salah, tapi aku benci saat kau bilang bahwa sekarang kau membenciku. Kau tahu 'kan kalau aku sangat―"

"Lepaskan aku! Aku tidak peduli dengan semua perkataanmu!" Sojung memberontak mati-matian. Bahkan perempuan itu sempat mendorong Seokjin hingga laki-laki itu terjatuh.

"Suami yang baik adalah suami yang pandai menutupi masalah rumah tangganya! Suami yang baik juga tidak mungkin memberi tahu semua orang bahwa istrinya sudah keguguran!"

Sojung memberhentikan taksi, kemudian dia pergi bersama taksi itu, sama sekali tidak memedulikan Seokjin.

Seokjin tak tinggal diam, dia langsung pergi menuju mobilnya. Kemudian mengekori taksi yang ditumpangi Sojung sampai ke rumah ayah mertuanya.

◾▪▪▪◽

A/N:
Guis, jangan lupa sama bintang oke?
See you! 🌟⭐

SOJUNG ミ°endTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang