🔸 k e l i m a 🔹

875 89 7
                                    

Author's pov

Sesuai permintaan Sojung dan janji Seokjin kemarin, sekarang mereka berdua sedang dalam perjalanan menuju rumah Yerin.

Keduanya sedikit berbincang tentang kehidupan seperti apa yang akan mereka buat setelah menikah.

Seokjin juga bertanya, apa Sojung masih mau bekerja di California sebagai dokter atau memutuskan untuk berhenti kemudian menata hidup yang baru bersama suaminya di Indonesia.

"Kalau aku memilih untuk melanjutkan pekerjaanku, apa kau akan mengizinkanku?" tanya Sojung kembali pada Seokjin.

"Aku ... tentu mengizinkan. Tapi kupikir, akan lebih baik jika kau mengajukan permintaan untuk dipindahkan tugas ke Indonesia. Kau sudah jadi pegawai negeri 'kan di sana?"

"Kenapa harus mengajukan hal itu? Di sana, kita bisa memulai hidup yang baru berdua. Menghirup udara baru, dan beranak cucu di sana."

Seokjin menghela napas. "Aku punya perusahaan penerbit di sini, sangat tidak mungkin kalau perusahaan itu ku abaikan..."

"Ah ya, aku lupa akan hal itu. Maafkan aku..."

"Bukan masalah," kata Seokjin. "Jadi bagaimana? Kau setuju, 'kan?"

Sojung mengangguk. "Omong-omong soal California, aku lupa belum minta perpanjangan cuti. Aku akan menghubungi kepala rumah sakit sekarang."

◾▪▪▪◽

Ketika mereka sampai di rumah Yerin, mereka disambut dengan hangat. Belum lagi Sojung, dia tampak terkejut tatkala Yerin bilang kalau anak bayi yang tidur di pelukannya adalah anak pertamanya bersama Taehyung.

"Sebelumnya Yerin tidak pernah memberitahuku, bahkan waktu dia hamil. Yerin juga baru menghubungiku belakangan ini, padahal kami tidak saling kehilangan kontak," cerita Sojung pada Seokjin dan Taehyung.

"Aku pikir kau akan sibuk karena pekerjaanmu di California. Makanya begitu aku dengar dari Taehyung kalau kau kembali ke Indonesia, aku buru-buru menghubungimu dan mengundangmu untuk main ke rumahku. Hitung-hitung mengunjungi anakku," kata Yerin.

"Ya ampun, kalau saja aku tahu ada bayi di sini, akan ku bawakan sedikit buah tangan. Sekarang aku jadi malu, mengunjungi bayi tapi tidak membawa barang apapun yang bisa kuberikan pada bayimu," protes Sojung.

"Tapi kupikir Seokjin tahu kalau aku sudah melahirkan beberapa bulan lalu. Bahkan dia sudah dua kali mengunjungi bayiku, sekarang yang ke tiga kali," balas Yerin.

Sojung menatap Seokjin. "Seokjin, kenapa kau tidak memberitahuku? Tahu begini tadi kita harusnya mampir ke toko perlengkapan bayi!"

"Demi Tuhan, aku lupa, Sayang! Aku lupa memberitahumu karena keasyikkan berbicara."

Taehyung sedikit tertawa sebelum akhirnya menghentikan tawanya, dan berkata, "lagipula sebelumnya Seokjin sudah memberikan banyak perlengkapan untuk Nafila, jadi kau tidak perlu repot-repot memberikan barang-barang lagi padanya."

"Siapa namanya? Nafila?" ulang Sojung.

Yerin mengangguk. "Lengkapnya Soraya Nafila," jawab Yerin.

"Ya ampun, namanya manis sekali!" komentar Sojung.

"Umurnya berapa?" tanya Sojung.

"Dua belas minggu," jawab Yerin.

"Ya ampun, pantas masih imut sekali."

"Kalau kalian bagaimana?" tanya Taehyung.

"Bagaimana apanya?" tanya Seokjin.

"Tanggal berapa kalian akan menikah?" perjelas Taehyung.

SOJUNG ミ°endTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang