Seokjin masuk ke dalam ruangannya. Kemudian mendudukan dirinya di kursi kebesaran. Tapi tak lama setelah itu, Irena datang mengetuk pintu.
Seokjin menerima Irena, dan mempersilahkan perempuan itu berbicara. "Hari ini Arka tidak masuk, jadi dia menitip pesan pada saya untuk disampaikan ke Bapak. Arka bilang kalau Bapak diminta untuk bertemu dengan kepala direktur Citra Media siang ini di Amaril Restaurant."
"Siang ini?" tanya Seokjin.
"Iya," jawab Irena, "perlu Bapak ketahui kalau perusahaan kita baru saja menuai kerja sama dengan pihak Citra Media."
"Bagus kalau begitu. Lalu apa yang harus saya lakukan saat saya sudah bertemu dengan pihak Citra Media nanti?"
"Bapak hanya tinggal menjawab segala macam pertanyaan yang mereka beri. Mereka bilang kalau mereka juga sudah akan mulai memesan buku, dan akan disampaikan jumlahnya saat pertemuan Bapak dan pihak Citra Media nanti."
Seokjin mengangguk mengerti. "Sudah, itu saja?"
Irena mengangguk. "Sementara hanya itu."
"Kalau begitu kamu boleh keluar sekarang."
◾▪▪▪◽
Seokjin duduk di bangku, menunggu Direktur Citra Media datang. Air jeruk dingin yang tadi dipesannya, hampir habis tapi pihak Citra Media belum juga datang.
Dia membuka ponsel canggihnya kemudian menghubungi Irena.
"Saya sudah sampai di restaurant dari setengah jam yang lalu, tapi kenapa Direktur Citra Media belum datang juga?" kata Seokjin agak kesal saat berbicara dengan Irena.
"Mereka bilang kalau mereka akan sampai dalam lima menit, sebentar lagi."
"Ini benar, ya? Kalau sampai lima menit lagi Direktur Citra Media tidak juga hadir, saya akan kembali ke kantor. Masih banyak pekerjaan yang harus saya urus."
Seokjin memutuskan sambungan setelahnya. Dia meletakkan ponselnya di samping gelas yang berisi air jeruk dengan perasaan kesal, karena terlalu lama menunggu.
Sejujurnya, Seokjin adalah tipikal orang yang rela menunggu waktu. Tapi tipikal itu tidak berlaku untuk Direktur Citra Media, dia tidak rela menunggu waktu hanya untuk menanti kedatangannya.
Kalau tahu akan begini, lebih baik waktunya dia gunakan untuk pergi makan siang bersama dengan istrinya. Apalagi tadi Sojung sudah mengajaknya, tapi dia tolak dengan alasan akan ada pertemuan dengan Direktur Citra Media.
Seokjin mengetuk-ngetuk meja dengan jari-jari tangannya. Sampai akhirnya suara seorang perempuan mengejutkan dirinya.
"Seokjin?"
Sama seperti dirinya, perempuan itu tampak terkejut bukan main. "Kau Adipati Seokjin, 'kan?"
"Jisoo?"
Perempuan yang disebut Seokjin sebagai Jisoo itu tertawa, kemudian berbicara, "kau masih mengingatku rupanya."
Jisoo duduk di bangku yang berada di sebrang Seokjin. "Ini sudah sembilan tahun, sekarang kau jadi terlihat semakin tampan."
Seokjin tersenyum kikuk sekarang. Dia merasa malu saat Jisoo bilang kalau dia terlihat lebih tampan sekarang ini. "Kau ini bisa saja."
KAMU SEDANG MEMBACA
SOJUNG ミ°end
Фанфик#1 in Sowjin Tipikal laki-laki sejati, mungkin itulah Adipati Seokjin. Hanya satu kali jatuh hati, satu kali mencintai perempuan yang berarti dalam hidupnya. Senyumannya mungkin tidak secerah dulu, tidak selebar dan tidak semanis waktu itu. Tapi sam...