"GIO!!!!"
Gio yang awalnya asyik membaca komik milik Fatur yang baru dibeli cowok itu seketika mendongak kala guru matematika di sekolahnya Pak Arman meneriaki namanya.
"Santai dong pak, saya masih dikelas ini jangan ngegas."
Pak Arman mendekati cowok itu, mengambil komik di hadapan Gio lalu memukulkan ke wajah cowok itu.
"Ini kenapa nilai kamu nol?"
"Karna nggak sepuluh lah, si bapak."
"Aw awww lepas pak." Ringis cowok itu kala Pak Arman menarik telinganya. Sedangkan semua murid di kelas tertawa melihat aksi tersebut.
Fatur yang memiliki komik langsung dengan segera mengambil komiknya dan menyimpannya tanpa diketahui Pak Arman.
"Keliling lapangan! Tiga puluh putaran!"
"Siapppp."
Bukan seperti orang lain yang kalau di hukum akan memelas, Gio adalah cowok anehnyang kalau dihukum merasa sangat bahagia, sangat-sangat bahagia.
"Pak, Fatur juga mau dong dihukum, itu tadi Fatur makan makan di pelajaran bapak."
"Lion juga pak, tadi Lion malah letakin permen karet di kursi bapak, bapak sih ngeselin."
Wajah Pak Arman memerah, ia menatap kedua muridnya marah, untung saja ia masih memiliki kesabaran untuk tidak menampar keduanya.
"KALIAN BERDUAAA!!!! Pergi keluar dari pelajaran saya! Saya minta kalian tidak usah masuk ke pelajaran saya lagi!"
Keduanya bertos ria lalu berlari keluar menyusul Gio, tidak ada kata takut untuk keduanya, mereka akan sangat senang dihukum karena akan bebas dari pelajaran hitung-menghitung tersebut.
Diperjalanan akan mendekat ke arah Gio, keduanya melihat seseorang tengah berlarian ke gedung belakang, ia adalah Riga, anak yang biasanya dikatakan badboy nya Gradisa, dan pasti anak itu membolos untuk ngerokok di gedung belakang.
Di Gradisa bukan Gio and the genk yang menjadi pentolan sekolah, mereka hanya anak-anak remaja yang menyenangkan diri di musik dan bandel seperti murid-murid labil lainnya.
Gio, bukannya berlari malah pergi ke ruang musik, yang diikuti oleh Fatur dan Lion, biasanya jika dihukum untuk lari di lapangan Gio akan sangat senang karena olahraganya yang tertunda bisa dikerjakan di sekolah.
"Kok ke sini bro?"
Gio tak menggubris, ia duduk di kursi vocalis lalu memegang mic nya, "gue capek."
"Tumben." Balas Lion yang langsung ke drum nya, cowok itu memperhatikan ruang musik yang sangat kotor.
"Kita berisihin ruang musik kali ya, gue yakin ini ulah anak kelas sebelas nih."
"Kalian?"
Ketiganya menoleh ke ambang pintu sambil memegang dada karena sangat terkejut dengan kedatangan tiba-tiba si cewek singa.
***
Mani yang sedang belajar merasakan panggilan alam yang harus segera ia tuntaskan, karena itu gadis berambut pendek dan berkulit putih itu mengangkat tangannya.
"Permisi toilet buk."
Sang guru yang baik hati mengizinkan membuat Mani berlari terbirit-birit ke toilet siswa.
Setelah selesai, gadis itu berjalan dengan santai dan melewati ruangan guru dan melihat ada satu guru yang memanggilnya dengan cara melambaikan tangan kepadanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Toping Your Heart (end)
Teen FictionManila Putri Joshua, gadis yang ditakuti di SMA Gradisa, gadis bermulut pedas dan tidak pernah bersikap manis, memiliki teman kebanyakan laki-laki untuk bermain game Giovanos Robert, cowok yang menjadi vocalis di musik terkenal Gradisa, yang bisa di...