Satu orang mungkin bisa membuatmu sakit, namun kau harus berdiri karena yang menyayangimu jauh lebih banyak
***
Mani menatap tajam ke arah Riga yang duduk di seberangnya, ia yakin ini masalah cinta-cintaan lagi, ah, ia malas berhubungan dengan kisah cinta orang lain.
"Ngapain lihatin gue mulu?"
Mani memutar bola mata jengah, "jagain dia, gue mau pulang."
Setelah mengatakan itu Mani langsung keluar dari ruang UKS, Lara sebenarnya telah siuman namun fisiknya sangat lemah membuatnya butuh tidur lagi untuk mengisi sedikit tenaga, tadi ia juga telah disuapi makanan oleh Clau dan sekarang Clau telah menghilang dari hadapan mereka karena gadis itu memilih untuk pulang duluan.
"Man, mau kemana?"
Mani menongak lalu dahinya berkerut, jika tak salah cowok di hadapannya ini adalah Lion, sahabat Gio. Namun, Mani tak cukup akrab dengannya hingga ia heran Lion bisa sesantai ini berbicara dengannya.
"Eh, pulang."
"Bareng gue? Ayok."
Mani menggeleng, "nggak usah, gue bisa naik angkot."
Lion ikut menggeleng, "di depan ada tawuran, udah sama gue aja, gue bawa mobil, nggak ada penolakan."
Mani akhirnya mendengus lalu mengangguk, jika di depan sekolah ada tawuran ia juga nantinya yang kena jika harus naik angkutan kota.
Jauh dari keberadaan mereka ada sepasang mata yang melihat mereka terus dengan hati yang entah seperti apa, Gio tak ingin marah namun kenapa ia tak suka saja melihat Lion mendekati Mani?
"Gue suka sama guru privat lo."
Gio terkekeh, "nggak mungkin lo suka sama cewek bar-bar itu kan?"
Lion menatap Gio serius lalu mengangguk, "gue beneran suka sama dia."
"Oh bagus kalau gitu, jadi dia ada yang suka."
Lion tersenyum puas menghadap ke arah Gio, ia melirik Fatur yang mengangkat jempol ke arahnya.
"Gue harus cepetan nih biar Mani bisa pulang bareng gue, eh bro sekarang bukan jadwal lo privat kan?"
Gio menggeleng membuat senyuman Lion tambah mengembang lalu berlarian ke arah Mani.
"Heuh, harusnya gue bahagia Lion suka sama dia, jadi gue nggak perlu lagi diambang antara suka atau enggak sama tub cewek, gue nggak mungkin rebut milik sahabat gue sendiri."
"Kenapasih? Gue kan nggak suka sama dia." Ujar Gio kesal bicara sendiri pada dirinya.
***
Liondago Arse, atau lebih dikenal khalayak dengan nama Lionarse, bagi Mani ia adalah seorang cowok yang tak bisa diam, selalu adu cek-cok dengan Fatur dan mereka diam hanya saat manggung.
Drum menjadi keahliannya, rahangnya tegas, kulitnya kuning langsat, bibirnya tipis, badannya cukup kurus namun atletis, di pelipisnya terdapat tahi lalat.
Mani tak akan pernah menyangka jika ia akan pernah menaiki mobil Lion, ia rasa ini seperti mimpi. meski ia cukup bar-bar di sekolahan, tapi ia juga bisa tersipu dan bersikap lembut.
Dan juga, baper.
"Makasih, Yon. Mau mampir dulu?" Ujar Mani sedikit membungkuk untuk melihat wajah Lion yang berada di dalam mobil.
KAMU SEDANG MEMBACA
Toping Your Heart (end)
Teen FictionManila Putri Joshua, gadis yang ditakuti di SMA Gradisa, gadis bermulut pedas dan tidak pernah bersikap manis, memiliki teman kebanyakan laki-laki untuk bermain game Giovanos Robert, cowok yang menjadi vocalis di musik terkenal Gradisa, yang bisa di...