18. Kiranti

352 27 0
                                    

Jealous,
Cemburu itu wajar, yang nggak wajar itu bilang cinta tapi nggak pernah cemburu, situ sehat?

***

Kokok ayam telah terdengar, mungkin bagi Mani suara itu adalah alarm yang sangat merdu namun bagi kedua orang tuanya itu adalah suara yang sangat berisik, karena kokok ayam yang terdengar dari ponsel Mani itu sangat memekakkan telinga hingga kamar orang tuanya pun terdengar.

Tak hingga-hingga, suara alarm kokok ayam itu berbunyi di pukul 03.00, subuh. Bagaimana bisa kedua orangtuanya lelap jika suara itu terus menganggu, untung saja Mani segera mematikannya dan membuat tidur orang serumah kembali nyenyak.

Mani mengambil wudhu, shalat tahajud dan berterimakasih kepada Allah.

Mani memilih keluar kamar setelah melaksanakan ibadahnya, gadis itu akan memasak hari ini, ia mengambil semua bahan lalu mulai melakukan aksi masaknya.

"Non."

"Ampun-ampun."

Mani memegang dadanya, ia tak pernah melihat wanita paruh baya ini sebelumnya di rumahnya.

"Lo siapa? Mau nyuri ya di rumah gue?"

Wanita paruh baya tersebut tergelak lalu menggeleng, "saya pembantu baru non, Bi Siti."

Mani ber-oh-ria, gadis itu mengangguk saja lalu lanjut mengerjakan masakannya.

"Biar Bi Siti aja non yang masak."

"Hm, Putri aja Bi, Bi Siti siapin aja piring-piringnya."

Bi Siti mengangguk paham lalu melaksanakan apa yang diperintahkan Mani, Bi Siti jam tiga subuh sudah bangun, bagus juga, berarti Bi Siti ini pekerja yang ulet.

Semua masakan telah siap, "Bi, lanjutin ya, Putri mau mandi dulu."

"Siap non," balas Bi Siti sopan.

Mani berjalan ke anak tangga, saat ia berbalik ia menemukan Bi Siti mengerjakan apa yang ia perintahkan, senang rasanya memiliki ART sepertiBiSiti, pasti masakannya enak.

Setelah siap dengan seragam dan tasnya, Mani berjalan ke lantai dasar, ia masih bingung bagaimana cara mengajak Dinda dan Joshua untuk pergi ke pemakaman, ia takut Dinda nanti kumat lagi dan tak menyadari kehadirannya.

Saat ia turun dari anak tangga, Mani telah menemukan Dinda dan Joshua duduk menunggu dirinya.

"Papa sama mama duluan aja sarapannya, Putri nggak papa kok nyusul kalau papa sama mama udah duluan makannya."

Dinda terkekeh, ibu dari Mani itu menarik Mani agar duduk di sebelahnya. "Kita harus makan bareng, jadi kamu nggak boleh lama-lama siap-siapnya."

Mani mengangguk saja sebagai jawaban.

Joshua memberhentikan acara makan-makannya, "sayang, papa sama mama lusa bakalan ke pemakaman Putra, kamu ikut?"

Mani terkejut, inilah jalan Allah menyambut doa-nya. Mani menoleh ke arah Dinda yang mengangguk sambil tersenyum ke arahnya. "Emang Putri boleh libur, pa?"

Joshua mengangguk, "besok lusa kan hari minggu."

Mani memukul dahinya sendiri sambil menampilkan cengirannya, "putri lupa." Ujarnya membuat Joshua dan Dinda terkekeh.

***

Satu hal yang paling Gio tak suka dari hidupnya, ketika ia memilih bahagia namun alam seperti tak berpihak kepadanya dan membuatnya sial sepanjang hari, dan ketika ia meminta untuk berhadapan dengan masalah maka ia menjadi orang yang beruntung sehari itu.

Toping Your Heart (end)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang