Alasan seseorang kecewa adalah ketika telah percaya namun disia-siakan, obatnya hanya satu, bunuh induknya
***
"Jelasin!"
Clau dan Lion saling pandang lalu menatap Mani lagi, acara di rumah Gio telah selesai dua puluh menit yang lalu, rumah tersebut terlihat berantakan dan tidak ada orang lagi selain Mani, Clau dan Lion. Fatur menjaga Gio di kamar dan Lara dijemput oleh Riga lima menit yang lalu.
"Kita berdua pacaran." Ujar Clau mengawali.
Mani menyipitkan matanya, "terus apa maksud lo deketin Gio dan lo deketin gue? Mau mainin perasaan kami?!"
"Nggak Man, kami kayak gitu biar kalian nyatu."
"Nyatu dari mananya? Kalau bener gue suka ke Lion dan Gio ke Clau gimana? Kalian nggak mikirin perasaan kalian sendiri?"
"Itu semua nggak mungkin, kalau mungkinpun itu resiko kami." Ujar Lion santai sambil menyomot makanan di atas meja.
"Man."
"Hm."
"Sebenernya Fadila itu sepupu gue, dari kelas sepuluh gue udah tahu masalah dia sama Gio dan Rio, dan Lion pasti udah tahu semuanya karena Lion sama Fatur temenan sama Gio dari SMP, gue ngedeketin lo sama Gio pun bukan cuma karena gue egois mau jauhin Fadila dari Gio, tapi karena bokap lo."
Mani mengerutkan dahinya, "kenapa bokap gue?"
"Bokap lo sama bokap Gio mau jodohin kalian, tapi mereka nggak mau jadinya lo dan Gio malah saling benci kayak yang sering terjadi di perjodohan, tapi bokap lo bilang ini bukan perjodohan, tapi pertunangan, bokap lo mulai dengan deketin lo sama Gio pake privat padahal gue bisa ngajar Gio kalau bokap dia mau, tapi ini semua udah direncanain matang-matang Man, karena bokap lo bukan karyawan di perusaan Om Robert, bokap lo itu tangan kanan Om Robert."
"Lo tahu dari mana? Gue nggak percaya."
"Clau bener."
Clau, Lion dan Mani melihat ke arah suara, Joshua dan Laysa berjalan ke arah mereka lalu ikut duduk di meja mereka.
"Om, tante, kenapa?!"
"Karena.. itu perjanjian kita."
Kecewa, hal itulah yang pertama kali tersanpur para diri Mani, ia merasa semua orang jahat dan mengapa ia yang menjadi korban? Kenapa demi perusahaan ia yang harus berkorban? Jika miskin bisa membuatnya bahagia seperti dulu dengan Joshua ia tidak keberatan, dari pada memiliki keluarga yang egois.
Mani meneteskan air matanya, gadis itu menarik dirinya dari kursi, menggeleng kuat lalu pergi dari hadapan empat orang itu, Mani butuh sendiri, tapi sebelum ia pergi ia ingin bertemu dengan seseorang, Gio.
Mani berlarian ke kamar Gio, gadis itu membuka pintunya melihat Gio yang sedang tiduran dan Fatur yang tengah bermain PS.
"Tur, gue mau bicara sama Gio." Ujarnya sendu sambil menghapus air mata yang mengalir di pipinya, Fatur yang mendengar langsung mengangguk dan meninggalkan keduanya.
"Lo kenapa?" Tanya Gio berusaha duduk.
Mani menggeleng, "gue nggak tahu apa yang gue rasain sekarang hiksss gue rasa gue cuma jadi permainan bagi keluarga gue dan keluarga lo, gue udah berusaha jadi anak baik tapi kenapa? Hikss kenapaa? Kenapa gue disakitin? Kenapa gue cuma dijadiin permainan diantara keluarga kita? Gue nggak sanggup Yo, gue.. hikss guee.. gue pengen nyusul Putra."
Gio tidak mengerti apa yang telah terjadi pada Mani, namun ia tahu Mani sangat rapuh, Mani butuh seseorang yang bisa membuatnya tenang dan entah kenapa Gio ingin menjadi orang tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Toping Your Heart (end)
Teen FictionManila Putri Joshua, gadis yang ditakuti di SMA Gradisa, gadis bermulut pedas dan tidak pernah bersikap manis, memiliki teman kebanyakan laki-laki untuk bermain game Giovanos Robert, cowok yang menjadi vocalis di musik terkenal Gradisa, yang bisa di...