39. Kelulusan

415 97 0
                                    

Hari ini mungkin menjadi hari terakhir bagi Mani untuk bertemu Gio di sekolahan, karena besok Gio akan terbang ke Paris untuk melakukan registrasi mahasiswa undangannya.

Semua murid kelas dua belas di SMA Gradisa menggunakan pakaian adat dari daerah-daerah yang terpencar di Indonesia, termasuk Mani yang menggunakan baju adat Minangkabau yaitu anak daro, gadis itu tampak cantik natural dengan polesan bedak yang juga natural.

Disebelahnya ada Lara yang menggunakan kebaya yang juga tampak cantik dengan wajahnya. Lalu Clau menggunakan baju khas jawa yang sangat-sangat indah.

Namun untuk laki-laki tidak diwajibkan menggunakan pakaian adat, mereka boleh menggunakan baju dengan jas, Mani melihat dirinya sekali lagi di cermin, merasa norak dengan semua ini, namun tetap bertahan karena ia meyakinkan dirinya sendiri bahwa ia cantik.

Seorang cowok datang mendekati Clau, siapa lagi jika bukan Lion, cowok itu sangat serasi dengan Clau karena ia menggunakan jas berwarna hitam.

Lalu Gio juga datang bersama Fatur, mereka memiliki jas yang sama bertiga, ada logo gitar di bagian jas dekat kantong.

"Selamat pagi teman-teman, semuanya bisa langsung masuk ke dalam aula untuk memeriahkan acara kita."

Gio berdiri di sebelah Mani, "lo cantik kok, pede aja." Ujarnya lalu mengamit tangan Mani untuk masuk ke dalam aula.

Riga juga tampak mendekati Lara lalu mengajak gadis itu masuk, hanya Fatur yang sendirian, eh bukan, Fatur bukan tipe cowok dingin yang tidak memiliki teman selain Gio dan Lion, karena sekarang Fatur telah bergabung bersama teman-temannya di bagian pojok.

Acara makin meriah, hingga detik-detik menegangkan, yaitu sepatah kata atau dua patah kata dari ketua osis angkatan mereka.

"Assalamu'alaikum, selamat siang teman-teman semua, disini saya akan mewakili teman-teman semua untuk memberikan sepatah kata untuk guru-gur tersayang kita.

Nggak afdol rasanya pake bahasa yang kaku, lo gue aja boleh nggak?"

"Bolehhh." Jawab semua serempak. Aula berubah hening, mereka semua memperhatikan Taufik di depan yang sedang tersenyum kepada mereka.

"Di sekolah ini, kita, kami, dan mereka berkumpul, bertemu, duduk di pojok kelas buat main game, cepet-cepet pergi sekolah buat nyalin PR temen, minta izin ke toilet malah ke kantin, bolos, cinta lokasi, dijewer Pak Arman, didenda Buk Nina, disemprot Pak Ben, di sita Buk Diah, dihukum Buk Iza, dan semua tokoh-tokoh dari Gradisa lainnya yang nggak bisa saya bilang semuanya.

Disini juga kita dijemur setiap senin, keringat membanjir dan mengumpat kalau amanatnya panjang banget, yang bolos waktu upacara? Atau yang pura-pura sakit biar bisa dibawa ke UKS?

Hahaha, itu semua bakal jadi cerita kita nanti, cerita kita saat reunian, cerita klasik."

Genjrengan gitar membuat semua mata menangis bertambah meneteskan air matanya.

Bersenang-senanglah
Karena hari ini akan kita rindukan
Di hari nantii
Sebuah kisah klasik
Menuju masa depan.

Jreng jreng jrengg

Sampai jumpa kawanku
Semoga kita selalu
Menjadi sebuah kisah klasik
Untuk masa depan

Mani memeluk erat Clau dan Lara yang berada di sebelahnya, air mata mereka tak henti-hentinya keluar. "Gue sayang sama kalian, cuma kalian sahabat gue." Ujar Mani penuh semangat.

Lara tersenyum, setelah beberapa tahun ia memperjuangkan pertemanannya dengan Mani, sekarang waktunya Mani mau mengakuinya teman bahkan sahabat.

"Kalian jangan lupain gue, hiks." Ujar Clau sambil mengelap matany yang berair.

Toping Your Heart (end)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang