Tak terasa waktu terus berjalan hingga SMA Gradisa telah selesai melakukan segala macam bentuk ujian kelulusan, semua napas lega keluar dari setiap siswa.
Mani menatap langit di atasnya, bukir kecil berjatuhan hingga membuat nama hujan disebut-sebut oleh semua orang.
Tiga tahun ini adalah hari-hari yang berat, permasalahan silih berganti tak mau diam untuk memberi kebahagiaan agak sebentar.
Perubahan sikap Dinda, tumbuhnya perasaan kepada Gio, alur tajam untuk bisa tahu siapa teman sebenarnya dan peninggalan Fadila yang begitumembekas.
"Heuh akhirnya semua udah beres." Ujar Lara yang baru datang dengan Clau dan duduk di hadapan Mani.
"Elo mah beres, apa kabar gue yang harus ngurus SNMPTN sama pilihan-pilihan jurusan dari nyokap." Balas Clau, Clau memang dituntut oleh keluarganya untuk melanjutkan study ke luar negri, dan itu sangat-sangat menyiksanya karena ia sendiri tidak pernah menginginkan kuliah, ia ingin bekerja tamat SMA.
Sedangkan Lara, tamat sekolah ini ia langsung dipanggil Buk Bos oleh para karyawannya karena ia diberi usaha oleh kedua orang tua nya berupa kafe.
"Lo gimana Man?"
Mani menoleh ke arah Lara yang bertanya, ia memasang wajah kusut dan tidak bergairah untuk hidup, entah kenapa.
"Nggak tahu." Balasnya acuh.
Lara melirik Clau namun Clau hanya menggidikkan bahunya tanda ia juga tidak tahu apa yang sedang terjadi pada sahabatnya itu.
Lara dan Clau cukup mengerti dengan Mani, jika Mani hanya diam berarti gadis itu benar-benar tidak mau diganggu.
"Eh, tapi Gio jadi nggak sih kuliah di Oxford?" Tanyanya lebih bermonolog.
Dengan semangat 45 Mani langsung mengambil tasnya tanpa permisi berlari sekuat tenaga ke arah selatan.
Lara kembali menatap Clau heran, Clau kembali bergidik. "Bucin kali."
Disisi lain, Mani membuka setiap pintu kelas dua belas, tidak menemukan satu pun orang yang berciri-ciri seperti Gio, aneh, kemana cowok itu?
"Kak Mani!"
Mani berbalik menatap sipemilik suara yang tak lain tak bukan adalah Diani adiknya. Meskipun Diani bukan adik kandung Mani, namun Mani bisa merasakan kasih sayang dari Diani, gadis itu yang akan selalu menemani Mani belajar sampai larut atau menemani Mani ke supermarket malam-malam.
"Hah, ngapain?" Ya, dan Mani tetap begitu, selalu ketus kepada Diani, namun ia juga menyayangi Diani seperti adiknya sendiri, tak jarang ia mau bertengar dengan laki-laki yang berani mengganggu Mani.
"Cari siapa?"
"Gio." Mani melihat kanan dan kiri, "lo liat dia nggak?"
Diani menggeleng, "ruang musik kali."
"Ide bagus, gue pergi dulu, bye bye."
Diani hanya mengangguk lalu kembali kepada teman-temannya. Seluruh masyarakat Gradisa sudah tahu siapa Diani, dan apa hubungannya dengan Mani, gosip begitu mudah menyebar.
Mani berlari ke ruang musik, diketuknya tiga kali hingga suara seseorang yang ia yakini adalah Fatur mengintrupeksi untuk masuk.
Mani masuk, "holla, Gio ada?"
Fatur melirik sebentar ke arah Mani lalu kembali melanjutkan gamenya, "ada di dalem lagi nyanyi sama Lion."
"Makasih, jangan deket betul main hapenya Tur, ntar masuk loh."
Fatur mendecih, "jangan deket betul sama Gio Man, ntar cinta loh."
Mani terkekeh dibuatnya lalu meninggalkan saja Fatur yang duduk di ambang pintu, ya, Mani menemukan Gio dan Lion yang sedang bermain gitar, berduel musik hingga Lion berhenti dan meletakkan gitarnya, begitu juga Gio, Gio terkekeh lalu menghindar, mereka kejar-kejaran, Lion menangkap Gio dan menggelitikinya membuat Gio kembali tertawa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Toping Your Heart (end)
Teen FictionManila Putri Joshua, gadis yang ditakuti di SMA Gradisa, gadis bermulut pedas dan tidak pernah bersikap manis, memiliki teman kebanyakan laki-laki untuk bermain game Giovanos Robert, cowok yang menjadi vocalis di musik terkenal Gradisa, yang bisa di...