Jangan bermain-main dengan hati, karena pemilik dan penguasa bumi tahu caranya membolak balik hati.
***
Pagi-pagi sekali, Mani telah siap dengan seragam sekolahnya, gadis itu tidak pernah menggunakan rok diatas lutut dan baju kekecilan, karena Mani tahu batas ia harus berpenampilan.
Dulu, ia iri dengan Lara yang menggunakan rok dibatas lututnya, dan Clau yang notebenenya anak pintar di kelas menggunakan rok di atas lutut, ia iri karena kedua temannya itu percaya diri, sedangkan ia? Jangankan memakai rok di atas lutut, dibatas lutut saja tak mau.
"Ayok,"
Mani menoleh ke sumber suara, ia menggeleng, "Papa duluan aja, Putri ada yang jemput."
"Aduh anak papa, pinter banget, sekarang udah pacar-pacaran."
"Papaaa," rajuknya memeluk lengan kokoh milih Joshua, "Putri nggak pacaran ya sama Gio."
"Papa nggak bilang namanya loh."
"Minum dulu susunya sayang."
Mani menoleh lalu tersenyum, gadis itu mengambil susu putih dari tangan Dinda lalu duduk di kursi meja makan untuk meminum susu yang telah disiapkan Dinda untuknya.
Rasanya masih seperti mimpi, ia bisa kembali bersama ibunya dan kembali berkumpul dengan keluarga yang utuh ini, Mani sangat bahagia, ternyata Allah masih menyayanginya hingga doa-doanya dikabulkan disaat yang sangat tepat.
"Kok senyum-senyum?" Tegur Dinda dengan nampan di tangannya.
"Lagi kasmaran." Goda Joshua yang membuat Mani cemberut, namun akhirnya ia tersenyum lalu memeluk kedua orang tuanya dengan sayang.
"Putri sayang mama sama papa."
"Kami juga sayang kamu."
"Selamat pagi, keluarga cemara."
Pelukan berakhir, mereka bertiga serentak melihat kebelakang ternyata Gio sudah siap dengan seragam Gradisa dengan menggendong sebelah tali tasnya, rambutnya juga baru dipotong tampaknya, Gio rapi hari ini, hanya saja bajunya tetap keluar dari celana, dasar.
"Ganggu aje lo, ma, pa Putri pergi dulu."
Setelah mengucapkan itu Mani segera berjalan melewati Gio, Gio heran apakah Mani hanya bisa bersikap manis dengan keluarganya saja? Karena ia tak pernah melihat Mani manis ke orang selain keluarganya, termasuk kepada Lara dan Clau.
Gio tersenyum canggung ke arah Dinda dan Joshua, "Gio pergi dulu, tante, om."
"Hati-hati calon menantu."
Gio yang hendak berjalan langsung berhenti lalu menoleh ke belakang mendapati Joshua dan Dinda yang menahan tawa, cowok itu hanya tersenyum lalu lanjut masuk ke dalam mobilnya.
Mani telah duduk rapi di jok sebelah pengemudi, namun pipinya memerah, Gio menoleh kebelakang dan langsung mengerti kenapa gadis ini bisa blushing.
"Buat lo."
Mani menoleh ke arah Gio sambil menunjuk dirinya, "gue? Apanya?"
Ternyata Gio salah, wajah Mani bukan blushing namun kilatan dari mentari pagi, ia sekarang jadi malu sendiri menganggap Mani telah geer dengan benda di jok belakang.
"Itu boneka yang di jok belakang buat lo."
Mani lagi-lagi merengut, "gue? Lo ngomong sama siapa sih? Oh iya, betewe gue belum pernah denger nama panggilan gue keluar dari mulut cabe lo itu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Toping Your Heart (end)
Teen FictionManila Putri Joshua, gadis yang ditakuti di SMA Gradisa, gadis bermulut pedas dan tidak pernah bersikap manis, memiliki teman kebanyakan laki-laki untuk bermain game Giovanos Robert, cowok yang menjadi vocalis di musik terkenal Gradisa, yang bisa di...