COMPLETED✔
Dalam ilmu spiritual, angka 110 dipercaya sebagai angka yang dapat memanggil malaikat pelindung.
Hal tersebut seolah diamini oleh Kepolisian Indonesia dengan menjadikan angka 110 sebagai panggilan darurat yang akan dicari masyarakat untuk...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Halaman depan Polda Jateng yang awalnya ramai oleh polisi dan polwan untuk melaksanakan apel pagi seketika menjadi sepi, semuanya kembali ke ruang masing-masing bidang untuk melanjutkan tugas seperti biasa. Begitu juga dengan tim Ditres narkoba, mendapat kantor paling belakang dan terletak di sudut, membuat ruangan itu terkesan tenang dan tak terusik, di sebelahnya terdapat kantor arsip tempat penyimpanan barang bukti berbagai kasus yang ditangani oleh Polda Jateng, di seberangnya terdapat ruang interogasi atau pemeriksaan bagi saksi atau tersangka untuk kebutuhan penyelidikan.
Di ruangan itu lah saat ini Anggra dan Sena duduk membicarakan pemeriksaan tersangka tangkap tangan kasus narkoba yang dibekuk Anggra dan tim beberapa hari lalu di sebuah hotel. Keduanya tampak serius dalam percakapan yang alot.
"Menurut lo gimana?" Anggra yang saat itu duduk di meja meneguk kopi dari dalam sebuah tumbler berwarna hitam, bekal wajib dan selalu ia bawa setiap pagi buatan sang Ibu. Anggra adalah seorang family man yang tidak pernah malu membawa bekal ke kantor jika ia tidak sempat sarapan di rumah.
Dengan sibuk membolak-balikkan berkas, Sena menjawab "Si Erik ini belum nyeritain fakta keseluruhan, dari ekspresinya gue yakin masih ada yang dia sembunyikan."
Jika Anggra adalah penangkap yang handal, untuk urusan pemeriksaan tersangka, saksi dan korban, Ditres narkoba Polda Jateng punya anak emas yang tidak lain adalah Antasena Hoffman, selain ilmu bela diri, kemampuannya dalam psikologi kriminal tidak bisa diragukan lagi, sejak tahun pertama menempuh pendidikan di Akademi Kepolisian Semarang pun Sena sudah fokus belajar tentang bidang ini. Ia juga mendapat nilai terbaik saat tugas akhir dengan bahasan tentang Tinjauan Kriminologis Pelaku Tindak Pidana Khusus di Bidang Narkotika. Saking hebatnya kemampuan Sena untuk urusan ini, kadang ia bisa membaca apakah orang yang ia periksa sedang berbohong atau tidak hanya dengan melihat ekspresi wajah dan gelagat orang tersebut.
Untuk itu Anggra selalu mempercayakan orang yang dia tangkap diperiksa oleh Sena, terutama buronan yang sudah ia kejar dalam waktu yang tidak sebentar.
"Jadi maksud lo, dia ngasih keterangan palsu?"
"Bukan, cuma belum lengkap."
"Oh—kali ini lo taunya dari? Bibir gemetar? Mata nggak fokus? Atau—"
"Nggak fokus dan jawaban yang ragu-ragu."
"Jelasin detailnya dong," Anggra mulai kesal karena jawaban Sena yang selalu singkat, padat, tapi tidak jelas menurutnya.
"Setiap mau jawab pertanyaan gue selalu ada jeda untuk dia mikir. Bola matanya ngeliat ke atas dan alisnya berkerut kayak ada sesuatu yang dia sembunyikan, dari sana juga ada ekspresi takut dan khawatir. Semuanya berbanding terbalik dengan kalimat-kalimatnya waktu menjawab, seolah mencoba untuk terlihat meyakinkan tapi nyatanya enggak." Anggra hanya mengangguk sok paham. Jujur saja, kadang ia heran bagaimana seseorang bisa mengetahui sesuatu yang sangat abstrak seperti pikiran orang lain. Rekan kerjanya yang satu ini emang patut mendapat pengakuan darinya.