35. Interogasi

1.7K 397 147
                                    

Setelah melihat apa yang terjadi kepada Doni di panti asuhan, Sena segera melaporkan hal tersebut kepada Tim G-110 lalu remaja itu dilarikan ke rumah sakit

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah melihat apa yang terjadi kepada Doni di panti asuhan, Sena segera melaporkan hal tersebut kepada Tim G-110 lalu remaja itu dilarikan ke rumah sakit. Pengamanan sangat ketat mengingat dia adalah saksi kunci yang diyakini tahu keberadaan pusat bisnis ilegal Aidan di Sumatera. Werel tak ingin kecolongan lagi, ia meminta Anggra mengutus anggota yang paling ia percayai untuk menjaga kamar rawat inap Doni. Dokter Maher juga diminta tolong oleh Werel untuk sesekali memantau pergerakan di sekitar lorong kamar VIP itu, menunggu keadaan Doni sedikit membaik untuk ukuran seseorang yang bisa dimintai keterangan oleh polisi.

Pasca interogasi Nurdin Bakri yang dilakukan oleh Sena lalu nama Aidan Syam Prasaja disebut, maka tim divisi narkoba segera mengeluarkan surat panggilan menghadap agar bisa dimintai keterangan sebagai saksi.

Anggra dan Sena sudah berada di ruang interogasi menunggu Aidan yang dikabarkan sebentar lagi akan tiba di Polda Jateng. Lelaki itu memang bukan orang sembarangan, menurut yang diceritakan oleh anggota Anggra, Aidan menerima dengan baik surat panggilan itu tanpa terusik sedikit pun dan bahkan meminta jadwal interogasinya dipercepat.

"Yang gue ketahui dari sosok Aidan, dia suka banget mendengar musik klasik yang menenangkan, dari info yang gue dapat dia selalu memutar jenis musik itu di mana aja untuk menenangkan pikiran." Sena menjelaskan sedikit tentang Aidan yang ia cari selama ini kepada Anggra.

"Biasanya, karakter orang yang menyukai musik klasik suka dengan ketenangan, introvert, cerdas dan mempunyai rasa percaya diri yang tinggi. Dugaan sementara gue, dia mendengarkan musik klasik sepanjang waktu untuk membantu mengontrol emosinya yang mudah tersulut. Jadi, rencana gue nanti..." Sena menghentikan penjelasannya sejenak untuk mengambil laptop lalu memperlihatkan sesuatu kepada Anggra.

"Sebelum interogasi dimulai, kita kasih jeda untuk nunggu di ruangan ini lalu hidupkan musik yang bisa mengacaukan pikirannya, orang kayak Aidan mood-nya labil banget, kita harus mendistraksi psikisnya agar tingkat ketenangannya menurun."

Anggra mengangguk paham, "Gue serahkan semuanya ke lo, mau lo kasih musik dugem sekalian, asalkan bisa membantu lancarnya interogasi ini, gue izinkan."

Saat Sena dan Anggra sibuk dengan berkas mereka, terdengar suara gaduh dari lorong menuju ruang interogasi.

"Mana Sena dan Anggra?!"

BRAK!!!

Pintu berdebam sanga keras membuat Sena dan Anggra terlonjak kaget. Melihat siapa yang masuk, mereka berdua segera memasang posisi siap sempurna.

"Selamat si—"

BUG!!

BUG!!

Wakapolda, menendang tulang kering Anggra dan Sena bergantian dengan keras. Rasanya ngilu dan sangat sakit, tapi mereka menahan semua rasa nyeri itu dan berusaha masih memposisikan diri siap sempurna.

THE ANGEL NUMBER 110Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang