Pagi menjelang siang ruang divisi narkoba dipenuhi hawa tegang karena sedang diadakan rapat pembahasan tersangka pengedar narkoba yang ditangkap Anggra. Sena sudah menginterogasi lelaki yang diketahui bernama Nurdin Bakri itu semalaman dan baru selesai jam tiga pagi.
Dengan kepiawaiannya dalam menanyai tersangka menggunakan pertanyaan yang menjurus serta menjebak, akhirnya nama Aidan Syam Prasaja keluar dari mulut Nurdin. Dia memang tidak menyebutkan secara gamblang bahwa Aidan adalah dalang dan bos besar bisnis narkoba yang ada di Indonesia, tapi setidaknya tim divisi narkoba sudah mempunyai alasan mengeluarkan surat panggilan menghadap untuk Aidan agar bisa dimintai keterangan.
Bukti-bukti keterlibatan CEO milyader itu perlahan sudah terkumpul, Anggra selaku ketua divisi serta merangkap sebagai anggota tim investigasi khusus mulai memutar otak agar bisa membuat Aidan jatuh ke dalam jebakannya hanya dengan sekali pancingan.
Brian masih mencoba melacak lebih jauh tentang perusahaan Aidan di Kerinci dan bisnis ilegal lintas negara yang ia lakukan. Bahkan rencananya ia akan berangkat ke Hongkong menemui seorang kepala mafia yang dulu sempat ia tolong saat berada di Leiden, ia meminta pertolongan untuk mencari tahu alur dan pergerakan bisnis narkoba di negara tersebut karena Hongkong memang terkenal sebagai salah satu negara Asia yang dijadikan pusat peredaran barang haram itu.
Dema sedang berada di Surabaya, sepulang dari Cilacap Werel memberikan tugas kepadanya untuk mencari tahu lebih dalam tentang kasus pengeboman sebuah gereja yang pernah terjadi. Tim G-110 ingin mencari tahu tentang pergerakan terorisme dari kota lain apakah ada kemungkinan kelompok Mortem juga terlibat.
Setelah Anggra membubarkan rapat, semua anggota divisi diperbolehkan untuk pulang karena sudah bekerja keras semalaman tanpa tidur. Lelaki itu menepuk pundak Sena yang terlihat sangat kacau, "Balik sana, gue juga mau cabut nih."
"Bentar, masih ada berkas yang harus gue selesaikan."
"Awas kalo lo tumbang ya, Sen." Sena hanya tersenyum ringan dan mengangguk saat Anggra pamit meninggalkan ruangan.
Ruang divisi kembali hening hingga satu jam kemudian, Sena mengusap wajahnya yang kusut lalu memutuskan membereskan semua berkas dan berniat untuk pulang, otaknya sudah mulai tidak bisa diajak berkompromi lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE ANGEL NUMBER 110
FanfictionCOMPLETED✔ Dalam ilmu spiritual, angka 110 dipercaya sebagai angka yang dapat memanggil malaikat pelindung. Hal tersebut seolah diamini oleh Kepolisian Indonesia dengan menjadikan angka 110 sebagai panggilan darurat yang akan dicari masyarakat untuk...