"Mama..."suara nyaring seseorang dan berlari memeluk mamanya meninggalkan koper dan tak peduli.
Laki-laki yang dibelakangnya hanya gedek-gedek kepala dan mengambil koper yang dia tinggalkan dan berjalan ke arahnya."Aku kangen,mama kangen aku gak?"tanya anaknya dengan manja.
"Kangen sayang"jawab mamanya.
"Gue enggak"jawab lelaki di sebelahnya. Perempuan itu melepaskan pelukannya dan menatap tajam lelaki yang berbicara tadi.
"Gue bawa banyak oleh-oleh,dan jangan harap gue kasih oleh-oleh satupun ke Lo"ancam perempuan itu sambil menatap tajam
"Eh, iya-iya dek. Abang juga kangen kok sama kamu"ucap lelaki tadi dan mencoba memeluk gadis tadi. Gadis tadi berusaha memberontak tapi tidak bisa.
"Nggak kangen sama Abang apa?"tanyanya dengan suara lembut, berharap perempuan itu luluh.
"Ya kangen dong bangg"jawabnya dan ikut memeluk dengan sangat erat. Jadilah mereka seperti teletubbies, yang setiap harinya selalu berpelukan.
"Udah dong sayang,itu yang di belakang adik kamu kasian"ucap mamanya sambil melerai teletubbies yang saling melepas rindu.
"Assalamualaikum,Buu"sapa pemuda yang dibelakang dan mencium tangan perempuan yang disebut mama tadi.
"Waalaikumsalam,kok tambah ganteng Van?"jawabnya.
Ya laki-laki dibelakang tadi adalah Alvan Sanjaya Febriano,murid kesayangannya di kelas.
"Hehehe,disana jalan-jalan bu. Gak mikirin tugas"jawab Alvan sambil cengengesan.
"Hallo broo"sapa seseorang disebelah mama tadi.
"Eh,iya bangg"jawab Alvan gugup sambil tos ala lelaki.
Sebutan Abang tadi adalah sebutan untuk Abang Alya,Bang Bagas. Dan perempuan yang disebut tadi adalah Alya. Mereka baru sampai di bandara Soekarno-Hatta,tetapi Pak Ravi dan Bu Dina masih di Jogja untuk membahas masalah tentang olimpiade kemarin.
"Mama,ayo pulang. Aku capekkk" rengek Alya pada mamanya.
"Iya sayangg"jawab mamanya tersenyum.
"Kamu gak dijemput Van?"tanya mama Alya,Bu Eva pada Alvan.
"Enggak Bu,soalnya Bunda sama Ayah saya lagi ada acara di Medan."jawab sopan Alvan.
"Yaudah,ayo bareng sekalian"ajak bang bagas.
"Eh,gausah bangg"tolak Alvan halus.
"Halah,gapapa ayuuk"ajak Alya yang juga memaksa Alvan.
"Iyaudahh"jawab akhir Alvan
"Dasar kakak,adik sama aja. Pemaksa!"batin Alvan sambil tersenyum dalam hati.
"Dek,koper kamu mana?"tanya Bagas saat menyadari Alya hanya memakai ransel di pundaknya,tanpa membawa koper.
"Eh,mana yaa?"tanya balik Alya dan melihat ke arah dia menaruh koper tadi.
"Iya Alyana"tunjuk Alvan pada Alya.
"Hehehehe,makasih Alvan"ucap Alya cengengesan dan mengambil kopernya tadi. Bagas langsung mengambil alih,dan mereka berjalan ke parkiran. Alya masih sangat asyik menceritakan pengalaman di Jogja pada mamanya. Sedangkan Alvan dan Bagas berjalan di depan yang sedang membahas motor GP.
Saat sampai di mobil,Bagas menyuruh Alvan untuk duduk di belakang bersama Alya. Dan dia di depan bersama Bu Eva,aka mama Bagas dan Alya.
"Oiya,kemarin gue lihat story' ig Lo foto sama Alvan. Romantis banget, pake ada love nya lagi"ucap Bagas memecah keheningan sambil melihat dari kaca ekspresi Alya dan Alvan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ketos dan Waketos (END-REVISI)
Teen FictionPROSES REVISI - END Saling mencintai saja tidak cukup, namun di butuhkan pengorbanan untuk mempertahankan sebuah hubungan. Di balik kisah ini, terdapat pelajaran berharga untuk masa depan. Salam dari Alya dan Alvan. Pasangan penuh cinta.