*
Syukurlah keadaan Alvan sudah membaik,bahkan satu hari setelah kejadian itu dirinya sudah sadar. Di ruangan ini semuanya berkumpul. Keluarganya begitu pun keluarga Alya. Disana Juda ada Alya, mengenakan sneli putih karena dirinya habis jaga sore tadi.
"Kamu gak capek sayang? Bukannya seharian tadi kamu sudah jaga?"tanya lembut Devina_bunda Alvan.
"Gapapa Tante, tadi gak begitu padat tugas Alya!"jawab Alya sopan
"Jadi gini, disini saya mengantarkan istri saya untuk meminta maaf kejadian beberapa hari yang lalu."ucap Heru_papa Alya
"Jadi,saya minta maaf,atas keegoisan saya. Saya jahat,memisahkan dua insan yang seharusnya bahagia. Andai waktu dapat diputar,saya ingin merestui hubungan Alya dan Alvan waktu itu!"
"Saya ingin minta maaf sekali lagi. Maaf atas kelakuan saya membuat Alvan yang terkena batunya,maafkan saya Alvan. Maafkan saya juga pak Roni dan Bu Devi."
"Saya dan suami sudah maafkan Bu,wajar saja. Andai saya jadi ibu,pasti seperti itu. Kita sama-sama punya anak perempuan."ujar Devi
"Saya juga sudah maafkan Bu. Biarlah itu dibuat pembelajaran lagi!"ujar Roni melanjutkan
"Saya juga sudah memaafkan Tante kok. Gak masalah Tante"ucap Alvan tersenyum
"Makasih ya nak!"
"Iya Tante!"
"Ehm,kenapa kamu selamatin Tante waktu itu? Kan Tante udah jahat sama kamu?"tanya Eva
"Sebenarnya saya gak tau jika itu Tante. Tapi sukur saya bahagia jika yang saya selamatkan itu Tante. Ibu yang melahirkan seseorang yang saya cintai. Tanpa Tante saya gak mungkin mencintai seseorang setulus dan sesayang ini"
"Makasih ya nak!"
"Ehm,kamu masih sayang kan sama Alya?"tanya eva
"Masih tan" jawab Alvan tersenyum
"Kenapa gak dilamar lagi?"goda Eva
"Tante udah ngrestuin kan?"tanya balik Alvan
"Udah dong"jawab Eva ceria
"Alhamdulillah!"ucap semuanya
"Alya,kamu mau kan?"tanya Alvan beralih kepada Alya
"Gak mau!"jawaban Alya membuat semuanya kaget
"Kenapa?"tanya semuanya serempak
"Kamu kan gak lamar aku lagi? Gak romantis juga!"ucap Alya kesal membuat semuanya tertawa.
Alvan juga ikut tertawa,dia sudah mempunyai rencana. Tunggu tanggal mainnya Alyana sayang!
*
Setelah dua Minggu ini hubungan Alya dan Alvan sudah baik sangat baik. Keadaan Alvan pun sudah sehat. Siang ini Alya akan berjalan ke kantin rumah sakit,perutnya lapar minta diisi.
Saat menutup pintu ruangannya,ada pasien berkursi roda memberikan satu tangkai mawar yang indah.
"Untuk saya?"tanya Alya bingung"Iya dokter!"
"Terimakasih. Dari siapa ya?"tanya Alya lagi
"Dari seseorang di taman. Dokter kesana gih,dada dokter!"
Kelaparan Alya sudah tergantikan,sekarang malah penasaran nya. Dengan langkah pasti dia berjalan ke arah taman. Sampai persimpangan dia juga diberi setangkai mawar dari salah satu suster.
"Untuk dokter,dari seseorang yang ada di taman!"
Dirinya sekarang sudah berada di taman. Kenapa tempat ini sepi,pikirnya. Ada dokter firman yang berjalan ke arahnya dan memberikan setangkai mawar lagi.
"Ini semua dari dokter ya?"tebak Alya
"Haha,salah dong. Dokter Alya ngarep ya? Ini tuh dari seseorang itu. Tuh,yang pake jas putih!"tunjuk firman mengarah ke seseorang itu.
"Makasih dok!"
Tanpa ragu Alya berjalan ke arah tengah taman mendekati seseorang itu. Sampai di belakang nya Alya segera menepuk pundak dan sesoerng itu berbalik apda Alya
" Alvan!"ucap Alya kaget
"Iyaa.. Nih,buat kamu!"ucap Alvan memberi sebuket bunga yang sangat besar.
"Bentar,ini semua rencana kamu gitu?"tanya Alya
"Iyalah. Katanya kamu pengen di lamar yang romantis!" Alvan segera berjongkok menghadap ke Alya. Dia mengeluarkan kotak beludru berwarna merah,dibukakan kotak itu menampilkan satu cincin dengan permata yang indah.
"Alyana Diandra Ayu,maukah kau jadi istriku? Maukah kau jadi ibu dari anak-anak ku? Maukah kau jadi penggenap separuh jiwaku? Menjadi tulang rusuk ku? Menjadi pasangan abadi untuk ku? Aku, Alvan Sanjaya Febriano melamar mu dengan segenap cintaku. Maukah kau?"
Terima!
Terima!
Terima!
Terima!Alya langsung menoleh ke sekelilingnya,disana sudah banyak dokter dan para suster. Para pasien pun juga ada. Di sebelah kanan terdapat keluarga nya dan keluarga Alvan,mereka mengangguk menandakan setuju.
"Kalo kamu terima lamaran ku,kamu bisa pake cincin ini. Tapi kalo enggak, kamu bisa buang cincin ini!"
"Ehmm,maaf aku gak bisa terima!"jawaban Alya membuat semua kaget. Mereka kira lamaran ini akan berhasil,tapi tidak.
Nampak kedua keluarga yang juga kecewa,entah apa alasan Alya menolak lamaran ini?
"Kenapa?"tanya pelan Alvan sangat pelan
"Ya, karena aku pengen kamu yang pakein cincin ini ke aku. Aku gak mau pake sendiri!"seru Alya membuat semuanya tenang. Alvan pun sama tenang,dia segera memasangkan cincin dengan satu permata itu ke jari manis Alya.
Selanjutnya,suara tepuk tangan yang mengisi suasana ini. Riuhan ucapan dan godaan dilontarkan untuk Alya dan Alvan.
Ciee!
Ciee!
"Ada pak Alvan dan Bu Alvan nih!""Terima kasih Alya. Cukup delapan tahun kita berpisah,aku gak mau pisah sama kamu lagi. Kamu separuh hidupku! I love you!"ucap Alvan dan langsung memeluk Alya.
Para penonton pun dibuat baper karena keromantisan mereka. Alvan yang dikenal kaku ternyata juga pandai menyatakan perasaan saat bersama orang yang dia sayang.
"I love you too!" Ucap Alya pelan yang hanya didengar Alvan.
*
Setelah acara lamaran tadi,kedua keluarga memutuskan untuk makan siang di salah satu kafe dekat rumah sakit. Mereka akan membahas tentang rencana pernikahan selanjutnya.
"Terus kalo bulan depan apa terlalu cepat?"tanya Roni
"Enggak tuh pa. Kita bisa urus di wedding organizer jadi cepet"jawab cepat Alvan
"Iyelah yang keburu kawin!"goda Bagas membuat semuanya tertawa.
"Oke,bulan depan ya ini?"ucap Eva menenangkan.
"Iya!"jawab serempak
"Oke bulan depan kita fiks!"
"Oiya,setelah nikah Alvan akan bawa Alya ke rumah yang udah Alvan siapin. Ya gak besar amat sih,tapi nyaman kok!" Ucap Alvan memberi tau.
"Loh? Bunda kok gak tau?"tanya Bundanya bingung
"Hehe,ya ini Alvan kasih tauu"
"Gapapa tante,kan pengantin baru,jadi ya harus butuh tempat sendiri. Melepas rindu delapan tahun, hahaha!"ucap Bagas menggoda Alya dan Alvan.
"Apasih bang!" Elak Alvan
"Gapapa calon adek kuuh!"
"Alay!"cibir Alya dengan cepat.
*Vote dan komen ya!
Emh,boleh follow wattpad aku juga;)
KAMU SEDANG MEMBACA
Ketos dan Waketos (END-REVISI)
Fiksi RemajaPROSES REVISI - END Saling mencintai saja tidak cukup, namun di butuhkan pengorbanan untuk mempertahankan sebuah hubungan. Di balik kisah ini, terdapat pelajaran berharga untuk masa depan. Salam dari Alya dan Alvan. Pasangan penuh cinta.