End

16.1K 501 15
                                    

*

Yang namanya kewajiban apa boleh buat,suatu keharusan tanpa ada paksaan. Seperti kewajiban Alya sebagai istri, sekaligus ibu dari anaknya. Tak lupa tugasnya sebagai dokter. Lelah itu pasti,tapi apa boleh buat,tak mungkin dia harus memilih.

Seperti minggu pagi ini dimanfaatkan Alya dan Alvan untuk bersantai bersama buah hati mereka,Ziano. Alya dan Alvan sudah kompak mengenakan training serta kaos polos pendek. Tak lupa Zian yang memakai baju anak berlengan pendek dengan topi bergambar sapi.

"Zian biar nanti stroller aja sayang"saran Alvan

"Iya lah mas,masa kamu gendong sampe taman"canda Alya

"Ya gapapa sih"
"Jangan lupa bawa minum ya!"peringat Alvan

"Iya mas"

Alya segera mengambil minum di dapur sedangkan Alvan memindahkan Zian dari box tidurnya ke stroller baby berwarna hitam.

"Kita mau jalan-jalan anaknya ayah, senang gak? Seneng dongg"guman Alvan aneh. Dia yang bertanya dia juga yang menjawab

"Zian jangan lupa pake sepatu,biar kakinya gak digigit nyamuk"guman Alvan pelan sambil memakaikan Zian sepatu.

"Mas,ayoo! Keburu panas nih"teriak Alya dari luar

Alvan segera mendorong stroller Zian dari kamar sampai depan. Memang sejak  seminggu lalu Alvan memutuskan untuk pindah di kamar bawah. Dia merasa kasian pada Alya jika melihat Alya bolak-balik dari atas kebawah.

"Sayang,biar aku yang dorong Zian. Kamu kunci pintu dulu"ucap Alvan yang diangguki Alya.

Setelahnya mereka berjalan santai sesekali mengajak Zian berbicara. Tak jarang para tetangga menyapa mereka dengan hangat. Wajar saja,Alya dan Alvan sama-sama memiliki sikap baik serta ramah pada para tetangga.

"Mau kemana nih Dokter Alya sama Dokter Alvan?"tanya Pak RT setempat

"Hehe,ini loh pak mau ke taman. Mumpung hari Minggu,"jawab Alvan sopan

"Pak RT mau kemana nih?"lanjut Alya

"Ini saya mau cari anak saya,dari subuh belum balik pulang"jawab pak RT

"Oh, gitu.. yaudah pak RT kami duluan ya"pamit Alvan

"Eh iya, hati-hati.. "

Merekapun melanjutkan perjalanan, beruntung Zian tak rewel. Jadi Alya tak perlu repot-repot menenangkan Zian di tengah jalan.

"Kira-kira Zian kepanasan gak sih mas?"tanya Alya

"Enggak kok yang,lagian mau sampe juga!"jawab Alvan

"Oh iya mas,beneran Aji mau nikah bulan depan?"tanya Alya

"Haha iya, disaat Aku sama Revan udah punya anak dia baru nikah,gapapa sih jodohnya baru ketemu"jawab Alvan

"Iya sih mas,semoga aja pernikahan mereka langgeng"

"Aamiin"

"Udah sampe deh,ayo duduk sana!"ajak Alvan

"Iya,ayoo!"

Mereka memilih duduk di bangku taman yang agak rindang. Di bawah bangku itu terdapat pohon besar yang membuat suasana lebih segar dan tidak terlalu panas.

"Yang,aku minta minum dong"pinta Alvan manja

"Ini,jangan manja deh! Malu ini di tempat umum"ucap Alya

"Yaudah nanti di rumah yaa"

"Terserah!"ketus Alya

"Yang,mau cilok itu gak?"tanya Alvan menunjukkan ke penjual cilok

Ketos dan Waketos (END-REVISI) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang