Sehabis bel pulang sekolah Alvan berjalan ke kelas sampingnya untuk menjemput Alya-kekasihnya. Dia menunggu Bu Eva yang mengajar di kelas Alya keluar. Saat Bu Eva keluar,dia sempat kaget melihat Alvan di depan.
"Assalamualaikum Buu"sapa Alvan sambil mencium tangan Bu Eva."Waalaikumsalam,ada apa Van?"tanya Bu Eva.
"Mau tunggu Alya Bu"jawab Alvan setengah malu. Pasalnya dia sama saja berhadapan dengan calon mertuanya,ehh.
"Mau jalan?"tanya Bu Eva. Alvan hanya diam dan tak menjawab,dia hanya bingung mau menjawab apa.
"Kalo mau jalan,magrib harus udah ada di rumah,jangan lupa sholat nanti!"perintah Bu Eva dan meninggalkan Alvan dengan tanda tanya.
"Kok gak peka sih kode dari camer?"tanya sinis Aji-sahabatnya.
"Apaan?"tanya Alvan
"Itu artinya dia ngebolehin Lo jalan sama Alya"jawab Sindi-sahabat Alya,yang tiba-tiba sudah berdiri di depan pintu. Alvan hanya mengangguk dan menggandeng tangan Alya saat Alya sudah ada di sampingnya.
Saat mereka berjalan,ricuh siulan dari sahabat Alvan dan teman-teman Alya yang menggoda mereka. Ketika si dou Al berjalan bersama. Tapi mereka hanya saling memandang tanpa mempermasalahkan teman-teman lainnya',yang penting mereka tidak menganggu mereka bukan.
"Mau kemana Van?"tanya Alya saat mereka menuruni tangga.
"Lo mau kemana?"balik tanya Alvan.
"Gue mager. Pulang aja ya"jawab Alya sedikit malas.
"Padahal mama Lo ngijinin kita jalan"ucap Alvan sedikit mengharap.
"Nanti malam kan gue ke rumah Lo"jawab Alya
"Ya gapapa lah kita jalan bentar"ungkap Alvan yang belum puas.
"Van,gue capek! Plis dehh!"ucap Alya yang seperti perintah.
"Iya udah deh"putus Alvan disertai anggukannya.
Mereka masuk kedalam mobil Alvan dan Alvan mulai menjalankan mobilnya ke kawasan rumah Alya. Di mobil Alya memutar radionya sambil sedikit bernyanyi pelan.
"Eh,Van berhenti di gerobak es buah itu yuk,hauss"pinta Alya sambil menunjuk gerobak es buah."Iyaa,parkir dulu bentar"jawab Alvan sambil memarkirkan mobilnya di dekat penjual es buah.
"Aku keluar ya"ucap Alya sambil membuka mobil,tapi langsung segera ditahan oleh Alvan. Alvan mengunci tatapan mereka dan hanya suara kendaraan diluar yang terdengar. Radio sudah Alvan matikan demikian juga suara mesin mobil.
"Nanti beli es buah nya jangan terlalu manis,aku takut diabetes"ucap Alvan tersenyum manis. Alya yang belum paham hanya mengerutkan kedua alisnya dengan muka yang bingung,Alvan yang paham langsung menjelaskan alasannya.
"Aku takut diabetes soalnya manisnya udah ada di kamu"
"Makan buah sama es nya aja udah cukup apalagi ditemenin kamu"lanjut Alvan yang masih setia dengan senyum manisnya.Alya yang sudah tersadar melepaskan cekalan tangan Alvan dan sedikit memukul pundak Alvan.
"Kok lo gombal terus sih?"tanya Alya sedikit kesal."Gue hanya pengen belajar buat cewek gue nyaman,tapi lo gak mau gue gombain yaudah."jawab Alvan sedikit menyindir Alya dan memasang muka bodo amat.
"Ya, maksud gue bukan gitu juga Alvann!"ucap Alya yang masih belum peka dan sedikit kesal.
"Apa salah ya gue buat Lo nyaman dengan segudang kata gombalan gue?apa gue terlalu alay?Lo itu terlalu serius Alya"tanya Alvan lagi dengan senyum miringnya dan segera keluar membeli es buah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ketos dan Waketos (END-REVISI)
Fiksi RemajaPROSES REVISI - END Saling mencintai saja tidak cukup, namun di butuhkan pengorbanan untuk mempertahankan sebuah hubungan. Di balik kisah ini, terdapat pelajaran berharga untuk masa depan. Salam dari Alya dan Alvan. Pasangan penuh cinta.