*
Setelah kejadian beberapa waktu yang lalu dimana Alya terbaring sakit,sekarang Alya sudah sembuh. Bahkan orangtuanya sangat bangga atas semangat sembuh Alya. Mentalnya pun juga sudah kembali.
Berkat kecerdasannya juga dia tidak harus mengulang kelas. Bahkan sekarang dia sudah semester empat akhir.Tak terasa juga tiga tahun dia tak bertemu Alvan. Pemuda dengan seribu satu rencana yang membuat Alya merasa diterbangkan. Tapi itu dulu,sebelum semuanya berakhir.
Bagaimana urusan hati Alya sekarang? Kosong! Hatinya dibawa pergi oleh Alvan. Bahkan sudah banyak lelaki yang menyatakan perasaan padanya tapi tak ada satupun yang dia balas. Kejam? Tidak juga,perasaan tidak bisa dipaksakan bukan?
Masalah pembunuhan Alya kemarin, syukurnya sudah bisa ditetapkan siapa tersangkanya. Dan betapa kagetnya saat sahabatnya mengetahui jika itu ulah Rindi dan Rindu.
Alya juga sudah memberi pembuktian atau penerangan jika memang Rindu dan Rindi memang yang salah. Sekarang mereka sudah di dalam jeruji besi dengan hukuman seumur hidup. Seumur hidup? Sangat pantas. Selain kasus pembunuhan berencana kepada Alya. Kasus kedua yaitu menabrak Alfina secara sengaja,fitnah kepada Alya dan pencemaran nama baik bagi Alya.
Malam Minggu penuh kelabu lagi-lagi membuat dirinya galau. Di depannya sudah ada dua tumpuk buku besar. Satu laptop canggih. Dan secangkir kopi susu menemani malam penuh tugas ini.
"Gila banget pak Najib ngasih tugas makalah ginian. Bukannya itu tugas pas semester enam"ucap pelan Alya sambil membuka google untuk mencari materi lagi.
Pak Najib adalah dosen di kampus Alya. Beliau mengajar mata kuliah biologi.
"Anatomi manusia itu nama lainnya antropotomi,apa gue tulis ya?"ucap Alya lagi membaca artikel.
Saat Alya akan menyeruput kopi susu sembari menatap kalender di depannya betapa kaget sampai kopinya tersembur ke keyboard laptop Alya.
"Eh,anjirr.."umpat Alya pelan dan mengambil tisu untuk membersihkan noda kopi di keyboard laptopnya.
Dengan cepat Alya mengambil kalender dan berjalan ke ranjangnya. Dengan posisi tengkurap dia menahan tangisnya yang akan keluar.
20 April
Di tanggal tersebut terdapat lingkaran bulat berwarna merah. 20 April artinya masih besok,tepatnya hari Minggu.
"Tanggal itu,aku harus apa? Ya Allah."batin Alya dengan tangisnya yang mulai terdengar.
Di tanggal ini, hari ini seorang Alya menangis lagi.
*
Pagi yang cerah dengan kicauan burung cantik yang merdu,udara segar. Di Minggu yang cerah ini,Alya sudah bersiap akan bersepeda santai bersama abang tercintanya. Mereka sama-sama menaiki sepeda warna hitam.
Ditengah jalan hanya berisi candaan Bagas pada Alya. Bagas butuh candaan sekarang,dia jenuh saat menghadapi skripsi yang kedua kalinya.
"Semangatlah bang,nantikan enak dapet gelar master"canda Alya dengan terus mengayuh sepeda.
"Ya itu kan masih lama dek,apalagi nanti pas sidang. Dosen disini killer daripada waktu di Jakarta kemarin."ucap pelan Bagas
"Killer gimana? Pak Agus kan? Bukannya itu guru suka bercanda kok killer sih?"tanya Alya penuh kebingungan
"Iya dek,pas di awal semester emang gitu,eh pas udah semester enam udah mulai killer dia. Katanya gini kalian itu bentar lagi mau lulus,bedain pada masa saat kalian Maba,gitu katanya"ucap Bagas menirukan suara pak Agus.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ketos dan Waketos (END-REVISI)
Fiksi RemajaPROSES REVISI - END Saling mencintai saja tidak cukup, namun di butuhkan pengorbanan untuk mempertahankan sebuah hubungan. Di balik kisah ini, terdapat pelajaran berharga untuk masa depan. Salam dari Alya dan Alvan. Pasangan penuh cinta.