*
SMAN 5 Nagaraya adalah sekolah baru Alya. Setelah perpisahan beberapa Minggu kemarin dia ijin pulang dengan alasan sakit. Sampai rumah dia bergegas menyiapkan barangnya dan berangkat ke Jogja bersama abang tercintanya.
Di Jogja ini Alya tinggal bersama budhenya_budhe Sari. Anak budhenya ada 3. Yang satu sudah menikah dan memiliki 1 anak berusia 13 bulan. Anak keduanya sudah berkerja di suatu restoran terkenal di Jogja,dan anak terakhirnya baru saja menginjak semester 2. Tiga anak budhenya ini laki-laki semua.
"Gimana dek kesan di sekolah baru?"tanya Bagas.
"Alhamdulillah,lancar bang.. temennya juga asyik,ramah lagi."
"Nah,itu dia yang abang suka dari Jogja. Baru kenal aja udah ramah banget."
"Iya bang.."
"Bahas apa nih?"tanya Noval_anak bungsu budhenya.
"Itu tuh sekolah baru Alya."
"Oh.. ganteng-ganteng gak dek?"tanya Novak sambil menggoda Alya.
"Ih,apaan sih mas. Aku kan cuma pengen belajar disini."jawab Alya kesal.
"Iya-iya dek,fokus belajar kan udah kelas 12. Katanya biar bisa jadi dokter. Harus lebih dari abangmu ini."nasihat Noval.
"Siap mas!"
*
"Makasih ya mas,udah dianter. Aku masuk dulu.."pamit Alya sambil mencium tangan Noval.
"Iya dek. Belajar yang bener,nanti mas jemput"
"Oke mas.."
Alya segera memasuki kelasnya di lantai dua. Dia di sekolah barunya ini menempati kelas 12 Ipa 3. Sampai kelasnya,dia disambut teman-teman nya dengan bersahabat.
"Haiii Alya...."
"Haii teman-teman..."
"Alya,udah ngerjain pr?"tanya Susi_teman sebangkunya.
"Udah. Kamu belum?"
"Belum. Nyontek ya"
"Ambil di tas aku,aku mau ke kantin dulu.."pamit Alya dan berlaru menuju kantin.
Beda kota tentu beda adat. Jogja adalah kota yang ramah,harusnya Alya sebagai pendatang baru bisa lebih ramah dari dirinya yang di Jakarta. Alya mencoba tak memakai bahasa 'lo-gue'nya disini. Tak enak bukan?
Kabar-kabar tentang Jakarta? Alya sama sekali tak pernah menanyakan kabar temannya pada mamanya. Alya hanya bertukar kabar bersama tiga sahabatnya. Hanya sahabatnya lah yang tau jika dia pindah di kota gudek ini.
Sudah tiga bulan dia sekolah disini,nilai nya pun masih tetap sama. Bagus bahkan lebih bagus dari nilai saat kelas 11 kemarin. Mungkin faktor lingkungan. Selalu saja jika ada penilaian ulangan harian atau penilaian praktek dan teori,nilai Alya paling unggul di kelasnya. Bahkan unggul sampai kelas lain. Beda di Jakarta,nilainya selalu balapan dengan nilai Alvan.
*
Seperti hilang ditelan bumi. Itu penggambaran yang pas dari Alvan untuk Alya. Sejak dimana perpisahan Kakak kelas mereka,Alvan tak pernah melihat wajah Alya disini. Seharusnya kelas 12 ini mereka satu kelas karena sistem acakan,namun naas Alyana-nya hilang.
Semua sosial media sudah tidak aktif lagi. Nomornya. Apakah hpnya hilang? Atau sengaja? Tapi tak mungkin. Alvan sebenarnya bisa saja menanyakan pada sahabat nya tapi dasarnya Alvan saja yang sangat gengsi.
Kabar lagi,Aji sudah mulai kembali pada sahabatnya. Sejak ada nasihat dari Alvan dan Revan, Aji mulai bersama sahabatnya. Tapi masih dengan perasaan was-was. Masalah itu belum terbongkar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ketos dan Waketos (END-REVISI)
Teen FictionPROSES REVISI - END Saling mencintai saja tidak cukup, namun di butuhkan pengorbanan untuk mempertahankan sebuah hubungan. Di balik kisah ini, terdapat pelajaran berharga untuk masa depan. Salam dari Alya dan Alvan. Pasangan penuh cinta.