Happy Reading!
*
Setelah melakukan operasi Alyana sudah dipindahkan ke ruang inap. Memang operasi berjalan dengan lancar tapi Alya belum juga sadar mungkin karena efek traumanya. Beruntung Alya gadis yang kuat,jika tidak mungkin sekarang nyawanya sudah tiada.
Seluruh temannya datang pergi ke rumahsakit hanya untuk menjenguk dirinya. Sudah hari ketiga dimana waktu operasi beberapa hari yang lalu. Bagas dan Noval pun juga ikut cuti kuliah untuk menjaga Alya. Selain itu,Papa dan mamanya pun juga cuti dari kerjaan.
"Bangun sayang,ayo ini ada mama"ucap mamanya sambil mengusap lembut lengan Alya.
"Papa juga ada sayang.. kamu kuat kok,ayo bangun!"tambahnya lagi.
"Udah ma,mama makan gih sama papa di kantin. Biar Bagas yang jaga Alya!"suruh Bagas pada mama dan papanya
"Ayo ma!"ajak papanya juga
"Iya,Bagas jagain adik kamu ya!"perintah Mamanya dan diangguki oleh Bagas.
Sepeninggalan mama dan papanya, Bagas hanya memandangi wajah adiknya. Wajah yang penuh luka tak ada senyum ceria yang terbit lagi. Dia rindu suara Alya,sangat rindu!
"Kamu kuat dek,ayo bangun!"
"Abang sayang sama kamu dek"
Ceklek
Pandangan Bagas berubah menatap seseorang yang akan masuk. Pemuda tinggi dengan membawa setenteng buah dan susu.
"Selamat pagi bang!"sapa lelaki tadi
"Pagi,kamu siapa?"tanya Bagas bingung
"Gue Revan teman satu SMA Alya di Jakarta. Gue juga teman kampus Alya"jawabnya jelas membuat Bagas mengangguk dan mempersilahkan duduk.
"Gak kuliah?"tanya Bagas
"Hari ini gak ada matkul bang"jawab sopan Revan
"Gimana keadaan Alya bang?"tanya Revan memandangi Alya"Alya kuat dia udah nglewatin masa kritisnya,tapi dia belum bisa bangun karena traumanya"
"Yang sabar ya bang, gue tau Alya kuat kok!"
"Iyaa.."
"Lo ada hubungan ya sama Alya?kok keliatan dekat banget?"tanya Bagas ragu-ragu. Bagas hanya merasa aneh ketika ada teman laki-laki datang menjenguk,pasalnya jika teman biasa mereka akan mengajak teman lainnya."Enggak bang, gue sahabat dari Alvan. Jadi,gue tau Alya karena setiap harinya Alvan selalu cerita ke gue"jawab Revan mengerti kebingungan Bagas.
"Alvan tau kalo Alya sakit?"
"Belum bang, gue takut jika dia malah balik ke Indonesia"
"Kasih tau dia tapi larang dia untuk pulang. Gue mau lihat kesetiaan dia"ucap Bagas membuat Revan bingung. Tapi akhirnya Revan hanya mengangguk.
Sekian menit mereka berbicara akhirnya Revan ijin untuk pulang terlebih dahulu.
"Dasar Abang adek sama,sama anehnya"batin Revan menggelengkan kepala.
*
Sepeninggalan Revan dari ruangan Alya,Bagas hanya bisa memandangi wajah pucat Alya. Wajah yang dulu selalu tersenyum ceria sekarang digantikan dengan wajah yang redup dan pucat.
Papa dan mamanya baru saja sampai,mereka bergantian menjaga Alya. Mamanya selalu saja menangis melihat wajah anaknya pucat. Perut dan pundaknya terluka tak terlalu lebat.
"Sayang bangun,ini mama nak... Kamu gak kangen mama apa? Kamu gak kangen kuliah kamu?katanya pengen cepet lulus?"ucap mamanya pelan dengan isak tangisnya.
![](https://img.wattpad.com/cover/199814872-288-k143069.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Ketos dan Waketos (END-REVISI)
Novela JuvenilPROSES REVISI - END Saling mencintai saja tidak cukup, namun di butuhkan pengorbanan untuk mempertahankan sebuah hubungan. Di balik kisah ini, terdapat pelajaran berharga untuk masa depan. Salam dari Alya dan Alvan. Pasangan penuh cinta.