*
"Saya suaminya!"
Perkataan orang di samping Alya waktu kejadian sore itu selalu menghantui pikiran Alvan. Berarti ketika dia masih memikirkan Alya,Alya sudah bahagia dengan orang lain. Tapi hatinya masih merasa ganjal dan yakin jika Alya adalah jodohnya.Setelah kejadian tadi,Alya segera berjalan meninggalkan dirinya tak lupa ikut menggandeng tangan pria tadi dengan cepat. Sebelah hatinya cemburu,kenapa bukan dirinya yang digandeng seperti itu.
"Kenapa kok cemberut bang? Bukannya seneng udah kerja kamu?"tanya bundanya membubarkan pikiran Alvan.
"Eh, gapapa Bun"jawab Alvan gugup
"Kamu udah seperempat abad hidup sama bunda,ada masalah apa sayang?"tanya bundanya lagi
"Alya udah nikah ya Bun?"tanya Alvan cepat
"Alya yang kamu sayang itu?"tanya balik bundanya
"Iyalah Bun"
"Bunda gak tau nak,kenapa emang?"
"Kemarin Alvan ketemu dia,dia juga jadi dokter. Terus,ada laki-laki nyamperin dia,eh pas kita kenalan dia bilang kalo dia suaminya Bun. Alya tadi juga bilang mas ke laki-laki tadi"jelas Alvan dengan sedikit lesu
"Loh? Siapa sangka dia abangnya. Bukannya kamu pernah bilang,kalo dia punya Abang?"
"Bukan Bun,kalo abangnya mah aku kenal"
"Udahlah Van,kalo emang bener artinya kalian gak jodoh!" Nasehat ibunya sembari mengusap rambut hitam Alvan
"Bun,aku udah lama banget gak ketemu Alya. Delapan tahun Bun,aku rindu banget sama dia. Seandainya,aku gak ada masalah sama dia udah aku peluk saat liat dia di depanku. Tapi apa? Itu gak bakal terjadi dia udah nikah Bun!"
"Alvan udah perjuangin Alya asal bunda tau. Alvan gak pernah cinta sama orang lain, apalagi kagum. Dia selalu menjadi daftar pertama di doa Alvan. Alvan berharap dia yang jadi istri Alvan!"
"Alvan juga selalu liat foto Alya. Pernah juga pas denger Alya sakit,hati Alvan juga sakit. Alvan sayang Alya bun,dia cinta pertama Alvan sekaligus cinta terakhir Alvan!"
"Alya juga motivasi terbesar Alvan selama ini. Sebelum belajar pun, Alvan selalu keinget Alya dan liat foto Alya. Alvan sayang Alya bun! Tapi kenapa dia udah nikah."jelas Alvan dengan suara lemah membuat bundanya juga merasa sedih.
"Gini aja,besok kamu tanya tentang Alya di rumah sakit,kalo perlu minta datanya. Siapa tau,dia belum nikah!"saran bundanya membuat Alvan mengangguk setuju.
"Bang Alvan,dicariin kak Revan!"ucap Alfina memberitahukan jika temannya datang.
"Hmm"guman Alvan berjalan ke luar.
"Apa?"tanya nya malas saat sudah sampai di depan Revan
"Cielah yang nangis di tinggal nikah!"goda Revan membuat Alvan mendelik kesal
"Kalo tujuan Lo gak jelas mending balik deh!"usir Alvan dengan kesal
"Buset,nyantai dong bos.. nih,gue kasih Lo undangan,hadir ya!"ucap Revan memberikan undangan berwarna biru tua.
"Jadi nikah Lo?"tanya Alvan
"Yaiyalah! Emang Lo,gak bisa ngelupain masa lalu!"balas Revan menggoda Alvan lagi.
"Van,bener tuh kata bunda Lo. Kalo jodoh gak akan kemana,liat kan dari lima belas mantan gue,gue malah nikah sama mantan pertama. Mantan pas gue SD kelas tiga malah!"
"Jodoh udah di tangan Tuhan, jodoh Lo artinya dia yang terbaik untuk Lo!"jelas Revan
"Kalo emang Alya jodoh Lo,pasti dia bakal balik lagi ke Lo. Andai nih dia udah nikah,kalo memang dia jodoh Lo,pasti Lo bakal jadi suaminya walaupun dia udah pernah jadi janda!"canda Revan
KAMU SEDANG MEMBACA
Ketos dan Waketos (END-REVISI)
Fiksi RemajaPROSES REVISI - END Saling mencintai saja tidak cukup, namun di butuhkan pengorbanan untuk mempertahankan sebuah hubungan. Di balik kisah ini, terdapat pelajaran berharga untuk masa depan. Salam dari Alya dan Alvan. Pasangan penuh cinta.