*vote dan komen!
Setelah kejadian dimana Alfina kecelakaan,hubungan Alya dan Alvan seperti tak saling kenal. Para sahabatnya pun mendukung Alya untuk segera melupakan Alvan. Sedangkan Revan sudah mendapatkan bukti dimana Alya tidak salah. Dia sudah mendapatkan dari cctv dari kafe saat di TKP.
Revan ingin memberi tau masalah ini pada Alvan,tapi Alvan selalu tak peduli dan selalu marah ketika mereka membahas masalah itu. Alvan juga berubah sifat menjadi lebih dingin,ketus,beda dengan sebelumnya.
Alfina juga belum sadar dari tidurnya,bahkan Minggu depan dia dibawa untuk perawatan ke Singapura. Alfina hanya masih trauma dan sukur saja tak ada yang parah dalam luka bagian dalamnya.
"Alya?"sapa Tania_teman sekelasnya. Alya dan ketiga sahabatnya sedang berada di kantin karena saat ini sedang jam istirahat.
"Kenapa?"tanya Alya. Alya juga berubah menjadi lebih dingin lagi.
"Kamu dipanggil pak Ravi di ruang osis"ucap Tania
"Iya. Makasih"kata Alya sambil mengangguk dan berlaru menuju ke ruang osis.
Kabar-kabar lagi di SMAN Dewantara hari kemarin juga pergantian pembina osis. Pak Ravi sekarang juga ketua pembina osis.
Sampainya Alya disana,dia disuguhkan dengan pemandangan Alvan dan Pak Ravi yang sedang bertukar pendapat. Walaupun Alvan masih cuek tapi dia tak pernah melalaikan tugasnya menjadi ketos.
"Ada apa pak?"tanya Alya to the poin. Dibilang tak hormat? Ya maaf. Suasana hatinya memang kesal.
"Duduk dulu"
Setelah Alya duduk,pak Ravi segera mengutarakan maksud mengumpulkan ketos dan waketos."Minggu depan ada sebuah ajang kepemimpinan se-DKI Jakarta. Kepemimpinan ini adalah seluruh ketua osis serta wakilnya yang akan mengikuti jumbara dan dilaksanakan selama tiga hari."
"Saya harap kalian sanggup untuk acara Minggu depan!" Ucap pak Ravi sambil memberikan sebuah undangan kepada Alya dan Alvan.Sekilas Alvan membaca dia langsung mengangguk setuju. Sedangkan Alya dia masih membolak-balik undangan tersebut.
"Pak,maaf saya mau tanya?"pinta Alya dengan hormat.
"Ada apa Alya?"persilahkan Pak Ravi
"Bukannya kalo tentang Jumbara kepemimpinan ini hanya untuk ketua osis saja pak. Kenapa saya diikutkan?"tanya Alya sopan.
"Tahun ini beda Alya. Setiap sekolah harus mengirimkan dua peserta"jelas pak Ravi lagi.
"Baik pak,saya bisa"putus Alya menyanggupi.
*
Setelah dari ruang osis tadi Alya segera menyusul temannya ke kantin,karena jam istirahat masih sepuluh menit lagi. Beda dengan Alvan,Alvan berjalan ke arah kelasnya dengan muka cuek saat beberapa siswa menegur bahkan ada yang memujinya.
Sampai di kelas dia menduduki bangkunya dan mengambil earphone di lacinya lalu mulai asyik dengan dunia musiknya. Revan yang melihat merasa kasihan kepada Alvan. Karena masalah beberapa Minggu kemarin. Aji? Aji sekarang mulai menghindar dari Alvan maupun Revan. Setiap istirahat dia berjalan menuju ke lapangan atau pergi ke kelas sepuluh.
"Ehm.. mohon perhatiannya"pinta seseorang dari kelas sebelah.
"Apaa?"tanya bebarengan siswa di kelas Alvan. Tapi Alvan hanya diam dan masih fokus pada musiknya.
"Akan diadakan seleksi karya ilmiah remaja. Bagi anak yang ingin mengikuti silahkan daftar sekarang!"katanya lagi.
Beberapa anak yang minat segera berjalan dan melakukan pendaftaran disana. Sedangkan yang tak minat hanya biasa-biasa saja dan melanjutkan kegiatan mereka yang tertunda tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ketos dan Waketos (END-REVISI)
Teen FictionPROSES REVISI - END Saling mencintai saja tidak cukup, namun di butuhkan pengorbanan untuk mempertahankan sebuah hubungan. Di balik kisah ini, terdapat pelajaran berharga untuk masa depan. Salam dari Alya dan Alvan. Pasangan penuh cinta.