*
Malam penuh dugaan,iya atau tidak. Suasana tegang bercampur di kediaman rumah Alya. Sesuai rencana,setelah Isya tadi keluarga Alvan mengunjungi rumah Alya dengan tujuan melamar Alya. Sekarang di sini mereka,ruang keluarga berdesain minimalis dengan dinding berjajar foto-foto keluarga.
"Memang saya pernah salah sama anak om dan Tante. Manusia adalah makhluk yang serba salah. Disini saya sangat berniat untuk meminta maaf pertama kali pada Alya dan om dan tante.!" Ucap Alvan tegas.
"Masalah itu biarlah berlalu nak,kami sebagai keluarga sudah memaafkan kesalahan kamu. Biarlah itu menjadi masa lalu kalian. Lagian waktu itu keluarga nak Alvan juga sudah meminta maaf kepada kami!"jawab papa Alvan dengan senyum ciri khasnya.
"Iyaa,makasih banyak om!"ujar Alvan
"Jadi kedatangan kami kesini yaitu mengantarkan putra kami dengan tujuan yang Insyaallah baik. Ayo Alvan!"perintah ayah Alvan kepada Alvan.
"Ehm,jadi sebelumnya saya disini berniat untuk menjadikan Alyana menjadi istri saya. Menjadi bagian dari tulang rusuk saya. Menjadi ibu dari anak-anak sa.." ucapan Alvan terhenti dengan suara tegas Eva.
"Saya sebagai orang tua,khususnya ibu dan orang yang melahirkan Alya menolak lamaran kamu.!"
"Mama!"teriak bersama Alya,Bagas, dan papa Alya. Sedangkan keluarga Alvan hanya berpasrah sekaligus bingung atas penolakan ini.
"Saya tidak setuju sama kamu. Kamu tidak memiliki pendirian,karena kamu anak saya masuk rumah sakit,operasi,dan karena kamu juga kami berpisah dengan Alya. Alya selalu murung,kadang juga dia selalu melamun. Itu karena kamu Alvan!"
"Memang dulu saya sangat sayang sama kamu,tapi berjalan nya waktu dengan sikap dan keadaan anak saya,saya benci sama kamu. Saya hanya takut,jika kalian menikah anak saya tersakiti. Saya tidak mau itu terjadi,mungkin untuk ibunda Alvan juga pernah merasakan saat Alfina koma kemarin. Itu juga yang saya rasakan, hancur!"ungkap Eva mengeluarkan segala unek-unek di hatinya.
"Maa,itu masa lalu. Mama gak boleh kaya gitu!"ucap papa Alya memperingati.
"Masa lalu itu gak harus dilupakan pa,tapi masa lalu digunakan untuk pelajaran di masa depan! Jangan masuk lubang yang sama,papa ngertikan!"balas Eva yang juga dengan tegas
"Tante,saya minta maaf atas kejadian itu. Saya beneran kalut dan saya juga bingung Tante. Yang kecelakaan adik saya Tante,saya emosi. Dengan bukti seperti itu siapa yang tidak kesal?"balas Alvan berusaha sopan.
"Bu Eva kita sebagai orang tua harus mendukung anak kita,masa lalu biarlah berlalu. Kita pikirkan masa depan anak kita, kebahagiaan anak kita." Ibunda Alvan juga ikut menasehati
"Tidak! Saya tetap tidak setuju. Silahkan pergi dan untuk kamu Alvan jauhi anak saya. Saya yakin tanpa anak saya kamu juga dapat bahagia!"usir Eva dengan tangan menunjuk arah pintu
"Baik,kami akan pergi! Terimakasih atas sambutannya!"ucap ayah akan menyanggupi.
Akhirnya keluarga Alvan pulang. Papa Alya berusaha sabar,demikian Bagas. Jangan tanyakan Alya,air matanya sudah menetes daritadi.
"Mama pengen liat aku bahagia kan? Alvan mah kebahagian ku soal cinta. Mama egois,gak pernah pikirin kebahagiaan Alya.!"
"Alya gak benci sama mama,tapi Alya kecewa!"teriak Alya dan pergi ke kamarnya.
Sampai kamarnya Alya segera memasukkan bajunya dan menyeret koper ke bawah.
"Kamu mau kemana dek?"tanya Bagas yang pertama menyadari
"Aku butuh ketenangan bang. Papa Alya keluar dulu!"pamit Alya pada papanya
"Kamu mau kemana Alya!"teriak Eva memanggil Alya
KAMU SEDANG MEMBACA
Ketos dan Waketos (END-REVISI)
ספרות נוערPROSES REVISI - END Saling mencintai saja tidak cukup, namun di butuhkan pengorbanan untuk mempertahankan sebuah hubungan. Di balik kisah ini, terdapat pelajaran berharga untuk masa depan. Salam dari Alya dan Alvan. Pasangan penuh cinta.