*
Seperti perjanjian Alvan datang bersama Revan di kafe dekat sekolah. Alvan sangat kaget saat melihat Aji sudah datang apalagi dia bersama dengan Rindi,mereka sedang adu bacot sepertinya. Tak hanya Alvan,Revan pun kaget dia sudah mengira jika yang menabrak Alfina adalah Rindi. Karena hanya Rindi lah yang sangat benci hubungan Alya dan Alvan.
"Al..Alvan"ucap Rindi gugup saat melihat kedatangan Alvan dan Revan
"Dia?"Tanya Alvan pada Aji tanpa mempedulikan Rindi. Aji yang mengerti hanya bisa pasrah dan mengangguk.
"Duduk dulu Van,kita pesen minum"ajak Revan dan menarik Alvan untuk duduk. Revan segera memesan minum untuk Alvan dan dirinya.
Rindi sangat bingung saat ini,entah kenapa dia malah berpikiran bahwa Alvan akan menembaknya sekarang. Suasana kafe malam ini sangat romantis.Sedangkan Aji hanya bisa menunduk pasrah.
Minuman datang,Alvan hanya meminum seperempat isinya dari gelas. Sedangkan Revan berusaha untuk santai walaupun hatinya juga tegang. Sekian menit akhirnya Alvan menghela nafas panjang dan mulai berbicara.
"Kenapa Lo tabrak adik gue!?"tanya dingin Alvan pada Rindi.
Rindi yang mendengar sangat kaget, bagaimana Alvan bisa tau masalah ini.
"Ma..maksud Lo?"tanya gugup Rindi.
Alvan menghela nafas lagi dan memberikan video yang hanya berdurasi lima menit. Rindi yang menonton hanya was-was apalagi rencananya kali ini terbongkar.
"Kenapa Lo tabrak adik gue?!"tanya Alvan lebih dingin dari sebelumnya.
"Bu..bukan guee"jawab Rindi gugup
"Hahaha.. Lo udah nuduh Alya yang nabrak Alfina,padahal di video itu Alya dari belakang bukan depan. Aji yang ada di balik semua ini,Aji bawa Lo kesini artinya Lo yang nabrak Alfina!"Alvan berucap sangat dingin mengalahkan dinginnya es yang diminum pagi hari.
"Mungkin aja kan videonya editan?"tanya Rindi berusaha membela diri.
"Video cctv mustahil kalo editan"jawaban Alvan sangat menusuk hati Rindi.
"Jelasin!"ucap dingin Alvan
"Gue gak nabrak adik Lo Van"balas Rindi yang masih membela dirinya
"Ji,jelasin!"perintah Revan yang sedari tadi diam.
Aji langsung mengangkat kepalanya dan mulai menyeritakan peristiwa beberapa bulan lalu."Jadi waktu itu Rindi nawarin untuk kerja sama,gue bingung kerja sama apaan, akhirnya dia jelasin untuk nyingkirin Alya dari hidup Lo. Gue sebenarnya gak mau,tapi dia janji buat Nerima cinta gue. Karena gue bodoh,gue terima tawaran itu. Rindi mulai neror Alya dan ngajak Alya ketemu di dekat kafe. Nah,waktu itu emang gue sengaja ngajak Alfina ke kafe dan memperalat dia."
"Singkatnya gue pinjem mobil Alya supaya Lo percaya bahwa Alya yang nabrak,padahal bukan Alya tapi Rindi. Maafin gue Van...gue bodoh.. gue bodoh..."Bugh!
Alvan yang mendengar ucapan jujur dari Aji langsung saja memukul sekeras mungkin. Banyak pengunjung kafe yang melihat interaksi mereka,tapi Alvan sudah masa bodo dengan sekitarnya."Bngst Lo! Lo emang penghancur! Penghancur hubungan sahabat Lo sendiri! Penghancur keluarga gue! Dan parahnya Lo penghancur persahabatan kita!"
"Lo emang bodoh,apalagi soal cinta. Bahagia di atas kesengsaraan gue. Apa itu yang dinamakan sahabat?"
"Kita ini sahabatan nggak hanya dari SMA aja,tapi dari TK ji. TK! Kita sama-sama bermain, sama-sama belajar,kita selalu bersama bahkan sampai sekarang. Tapi dengan mudahnya Lo buat persahabatan kita ini hanya main-main. Lo itu gak bisa bedain cinta sama obsesi!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Ketos dan Waketos (END-REVISI)
Teen FictionPROSES REVISI - END Saling mencintai saja tidak cukup, namun di butuhkan pengorbanan untuk mempertahankan sebuah hubungan. Di balik kisah ini, terdapat pelajaran berharga untuk masa depan. Salam dari Alya dan Alvan. Pasangan penuh cinta.