*
Sepulang dari Jogja kemarin,Alya dan Alvan mendapat dispensasi selama dua hari. Dan hari ini mereka masuk ke sekolah. Di kelas Alvan sekarang sedang jam biologi,Alvan yang telat sekolah segera masuk ke kelasnya dengan terburu-buru.
"Assalamualaikum Bu"ucap Alvan sambil mengetuk pintu.
"Waalaikumsalam"jawab Bu eva_guru biologi.
"Maaf Bu,saya telat."ucap Alvan lagi merasa bersalah.
Bu Eva melihat jam tangannya dan menghela nafas pelan."Kamu telat delapan menit di jam saya Alvan. Hapus papan tulis di depan dan segera duduk. Tapi ingat,jangan mengulanginya lagi!"perintah Bu Eva dan diangguki Alvan.
Setelah menghapus papan tulis dia duduk di bangkunya yang sebangku dengan Revan.
"Ciee, dimarahin camer"
"Eh,sorry mantan camer"goda Revan sambil mencolek dagu Alvan."Apasih!"Alvan segera menyingkirkan tangan Revan dan membuka buku biologi nya.
"Ciee..cieee"Revan masih saja kekeh untuk menggoda Alvan. Alvan hanya diam saja dan menulikan telinganya.
"Revan! Sebutkan macam-macam hormon di halaman 55!"perintah Bu Eva yang memergoki Revan menggoda Alvan.
Skak! Revan hanya bisa menatap cemas bukunya. Bahkan bukunya masih di halaman 50. Alvan yang melihat,hanya menertawakan dalam diamnya,dan menoleh ke Revan lalu memeletkan lidahnya.
"Awas aja Lo Van!"batin Revan kesal setengah mati.
Jam pelajaran biologi selesai, digantikan dengan pelajaran olahraga. Anak-anak yang sangat benci dengan biologi bersorak semangat dan senang, pelajaran makhluk hidup nya sudah selesai.
"Alvan,bisa bicara dengan saya sebentar!"pinta Bu Eva pada Alvan ketika mau mengambil baju olahraga nya."Baik Bu!"
"Cie,berduaan sama mantan camer!"goda Revan lagi dan segera keluar dari kelas.
Para murid lainnya pun segera keluar kelas untuk ganti baju olahraga. Alvan segera mendekat ke meja guru dan menghadap Bu Eva dengan perasaan cemas.
"Ada apa Bu?"
"Lupakan saya sebagai guru mu disini. Tapi tolong saat ini anggap saya,orang tua Alya"pinta Bu Eva tersenyum. Mau tak mau Alvan juga ikut tersenyum.
"Bagaimana keadaan adikmu?"lanjut Bu Eva
"Alhamdulilah,adik saya sudah sadar ketika dibawa ke Singapura Minggu lalu Buu"jawab Alvan sopan.
"Kenapa Alya tidak kamu lapor kan ke polisi?"
"Adik saya hanya syok,jadi tidak perlu Bu. Lagian orang tua saya sudah tak memikirkan kronologi kejadian saat itu"
"Dia sudah mau cerita tentang kejadian itu?"
"Belum Bu,kata dokter syok dan trauma adik saya akan sembuh kurang lebih dua tahun lagi. Mohon doanya saja Bu"
"Saya sudah mendoakan adik kamu. Saya minta maaf atas kejadian waktu itu,maafkan atas kecerobohan anak saya. Dan terimakasih sudah tidak melamporkan ke polisi"
"Iya Bu,tak masalah. Kalo begitu saya keluar dulu Bu"
"Iya silahkan, terima kasih"
"Baik Bu!"
*
Jam istirahat di SMAN Dewantara membuat para siswa senang sekaligus bahagia, bagaimana tidak? Ini surganya sekolah bukann? Dimana mereka bisa puas-puas makan,gosib,
main hp tanpa guru marah. Tapi anehnya saat ini,hampir semua murid malah melihat papan pengumuman di dekat ruang musik.Alya dan ketiga sahabatnya yang bingung,langsung saja mencari tau apa hal yang membuat papan pengumuman ramai.
"Eh,ada apaan sih?"tanya Devi pada salah satu siswa yang baru saja melihat."Ada fotonya Alya"jelas perempuan itu sambil melihat Alya canggung.
Mendengar nama dirinya disebut,Alya langsung pergi menubruk punggung-punggung siswa lainnya. Sampai di depan,bagai di permalukan dengan itik. Fotonya diabadikan di papan pajangan dengan ekspresi menangis. Muka putih Alya sudah berubah menjadi warna merah. Rambutnya berantakan, ingusnya hampir saja ingin keluar,seperti orang gila? Sangat!
"Pengumuman! SMA kita menambah popularitas orang gila,baru saja diputusin sudah menjadi orang tidak waras atau Gila!.. hahaha..
_yang jomblo mendekat,tapi pacaran sama orang gila!#pray for waketos!
Hati Alya hancur,merasa di permalukan seperti ini. Bahkan beberapa siswa terang-terangan menertawakan nya. Sahabatnya yang baru saja melihat merasa kasihan dengan Alya. Baru saja Alya kan sembuh,kenapa masalah ini datang lagi.
Devina yang tak tahan lagi,segera mencopot 3 lembaran yang tertempel menyobeknya menjadi beberapa bagian kecil. Dan membuangnya sembarangan,Sindi yang disamping Alya langsung saja mengelus pelan pundaknya.
"SIAPA YA BERANINYA NEMPEL KAYA GINIAN? PENGECUT TAU GAK!"
"SIAPA YANG NEMPEL INI?!"
"BUDEK SEMUA KALI"teriak Reyna menatap tajam semua siswa yang melihat mereka."Udah Rey,ayo pergi.."ajak Alya dan segera pergi meninggalkan papan pengumuman. Dia berlari menuju taman belakang sekolah yang selalu sepi setiap harinya. Sahabat nya pun juga mengikuti kemana arah pergi Alya.
Dimana sifat bijaksana Alya? Biasanya jika ada pembulian langsung saja dia bertindak dan membawa ke BK. Tapi tidak dengan ini,rasanya dia ingin sekali pergi dan tak terlihat oleh orang semuanya. Tak terlihat saat sedih apalagi kecewa.
"Maafin gue Al,gara-gara gue Lo jadi kaya gini"batin Alvan yang sedari tadi melihat dari sudut ruangan.
Disisi lain,Rindi dan Rindu sangat senang,apalagi kalo bukan sudah mengerjai Alya. Ya penempel pengecut tadi adalah Rindi dan rindu.
Kebahagiaan mereka hanyalah ketika melihat musuh sedih. Pasti itu!"Yes,kita berhasil.."kata rindi sambil memeluk rindu alay.
"Iyaa..."
"Ini baru awal Alyana!"batin sinis Rindi saat melihat raut wajah Alya tadi.
"Makasih guys! Udah bantuin gue ngancurin dia."ucap seseorang yang muncul di belakang mereka.
Rindu dan Rindi seperti di gep saja,dia sangat cemas karena di belakangnya adalah kakak kelas yang dikenal dengan kekejaman nya.
"Kalian gak usah takut. Kita bisa bekerja sama! Gue juga benci sama Alya! Dia udah ambil Alvan dari gue!"
Ucap seseorang tadi.Mengambil Alvan? Yang benar saja,Alvan bahkan tidak kenal dengan seseorang itu.
"Maksud... Kaka?"tanya gugup Rindi.
"Kita hancurin Alya sama-sama"jawabnya tersenyum meremehkan.
Rindi dan Rindu yang sepertinya mendapat teman baru tentu menambah semangat mereka. Rencana nya akan semakin berhasil. Tunggu saja Alya.
"Gue Ullyana. Panggil aja Ully." Kata seseorang tadi.
"Iya kak"
*Jangan lupa vote dan komen!
KAMU SEDANG MEMBACA
Ketos dan Waketos (END-REVISI)
Ficção AdolescentePROSES REVISI - END Saling mencintai saja tidak cukup, namun di butuhkan pengorbanan untuk mempertahankan sebuah hubungan. Di balik kisah ini, terdapat pelajaran berharga untuk masa depan. Salam dari Alya dan Alvan. Pasangan penuh cinta.