10 - Pengakuan

926 94 20
                                    

Bagaimana rasanya saat ada teman baikmu menyatakan perasaan cinta bertepuk sebelah tangannya padamu disaat kamu mulai mencintai orang lain?

...

Mark makan makanan dari Perth dengan perasaan penuh ketidak mengertian.
Hatinya sedikit sakit saat melihat wajah sedih dan juga bingung dari pujaannya. Yah, Mark mengerti mungkin kini Perth butuh waktu sendiri setelah mendengar secara tidak sengaja pengakuan dari Plan.

Bahkan makanan ini masih terasa enak meski hati Mark sekarang kacau.
Bucin emang.

"Plan sialan." Umpat Mark kesal.

Dia sama sekali tidak menyangka Plan memendam rasa selama ini padanya. Tidak peka memang, sekaligus Mark tidak mau berpikir hal semacam itu. Ia sudah cukup nyaman menjadi sahabat Plan.

Ini membuatnya mengingat percakapan dirinya dengan Mean di waktu lalu.

Flashback

"Jadi mau sampai kapan kamu menyimpan rasa pada si buluk?" Tanya Mark pada Mean tentang perasaan Mean pada Plan yang suka ia panggil buluk.
"Dia itu cantik, bukan buluk." Kata Mean kesal.

Percakapan yang terjadi diantara dua teman baik, satunya Mak comblang, yah Mark sangat antusias terhadap perkembangan hubungan Mean dan Plan.

"Entahlah apa menyatakan itu jalan yang baik? Kita bertiga bersahabat, jika aku dengannya, kamu jadi sama siapa?" Tanya Mean kasihan kalau Mark jadi jomblo.
"Halah, justru kamu harus nyatakan, jika tidak dinyatakan itu sama saja kamu egois. Jangan takut ditolak, kalau ditolak, perjuangin terang-terangan. Itu yang namanya lelaki sejati." Kata Mark sok bijak.
"Jangan jadi pengecut hanya karena takut sama apa yang akan terjadi nanti, itu urusan belakang, yang penting kamu nyatakan apa yang ada, keburu basi." Canda Mark.

"Penolakan itu emang bayangan terburuk, tapi kalau nggak merasakan yang namanya ditolak, itu tandanya kamu lebih memikirkan diri sendiri, mencintai diam-diam, tersakiti diam-diam, kenapa gak sekalian bunuh diri? Daripada memendam rasa dan terluka secara perlahan." Mean terdiam, sungguh ia tidak menyangka, seorang Mark yang terkadang masa bodoh ternyata sepandai ini mengungkap kata.

Menakjubkan.

"Mark ini hanya seandainya, kalau Plan menyukaimu bagaimana?" Yang Mean mengandaikan.
"Kutolak." Jawab Mark jelas.
"Lah kenapa ditolak?" Tanya Mean heran.
"Simple sih jawabannya, aku nggak ada rasa sama si buluk, kalau aku suka Plan sejak dulu pasti dia udah jadi pacarku, kalau aku suka dia, ngapain aku dukung kamu segala." Kata Mark secara logika.

Mean pun tertawa menanggapi perkataan jujur Mark.
Mean tahu, Mark sangat sayang pada Plan.
Tapi rasa itu sungguh hanya sebatas sahabat.
Tidak lebih.

Karena jika Mark ada rasa, maka tidak ada jalan bagi Mean untuk berharap. Jika Mark menyukai Plan, sudah sejak dulu Mark menjadikan Plan miliknya.
Karena Mark adalah orang yang memiliki sisi ambisius, apa yang ia suka harus jadi miliknya.
Dia pantang menyerah saat ingin sesuatu.

Flashback End.

Mark itu orang yang simple, suka bilang suka, nggak bilang nggak.
Dia masa bodoh sama pendapat orang.
Dia tidak pernah merasakan yang namanya dilema seumur hidupnya. Bahkan meski sekarang ia mengerti perasaan Plan, ia tidak akan bergeming untuk berubah.
Hatinya, dirinya hanya menginginkan Perth seorang.

Dan Mark sudah memilih untuk memperjuangkan, pantang untuk mundur.

Dia bukan seseorang yang rela melepas sahabat hanya demi orang baru, ia juga akan tetap menjadi sahabat Plan bahkan setelah dirinya mengerti bahwa Plan pasti sering terluka diam-diam karenanya.

Heartbeat (MP - End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang