Karena, bukankah kita dua orang yang saling melukai?
...
"Jadi bagaimana keputusanmu?" tanya Bay tidak sabar menanti jawaban Mark akan tantangannya.
"Aku akan mengikatnya, melamar dirinya Bulan depan." jawab Mark dengan tenang.Bay tertawa puas.
"Wah, ternyata kamu gentle sekali, tetapi Mark, aku semakin bernafsu memisahkan kalian." Bay menatap tajam pada Mark.
"Kamu itu sudah beneran gila yah?" tanya Mark tidak habis pikir.Bagaimana bisa ada orang seperti Bay begini dalam hidupnya.
"Pada intinya, jatuh pada pesonamu telah membuat Hatiku buta sepenuhnya. Tetapi tidak apa, waktuku tinggal sampai bulan depan." kata Bay lalu pergi meninggalkan Mark.
Mark tidak takut ancaman Bay.
Tetapi, ia hanya khawatir gadis itu benar-benar nekat dan melakukan segala cara bahkan jika itu cara tergila sekalipun.
Ia takut Perth dicelakai oleh gadis itu..
May tidak siap bertemu Mean.
Hatinya masih meradang dan begitu nyeri, ia tidak ingin bertemu, tetapi bagaimana ia bisa menghindar saat Mean menghadangnya begini."Aku mau pergi, kamu harus minggir." kata May berusaha mengusir Mean.
"Sampai kapan kamu begini?" tanya Mean dengan lembut.May tidak menjawab.
Ia hanya terus menunduk."Seharusnya sejak awal aku tidak membiarkanmu masuk ke hidupku." kata Mean dengan dingin, lalu berjalan melewati May.
Tetapi langkahnya terhenti saat tangannya dicekal gadis itu.
"Aku yang salah, aku yang memaksamu, dan sekarang aku bertindak sebagai yang paling terluka. Maaf karena menghindarimu." kata May sambil menangis.Lorong Kampus yang sepi membuat keduanya sedikit bernafas lega karena tidak ada yang menyaksikan keduanya.
"Aku tidak menyangka bahwa kamu sangat mencintainya, aku pikir karena aku ada disampingmu, aku bisa membuat hatimu menerimaku, tetapi aku salah paham." kata May.
"Bukankah pada akhirnya kita berdua saling menyakiti?" tanya Mean dengan perasaan yang sangat sulit dijelaskan.
Tidak memungkiri adanya May, bisa membuat Mean sedikit lebih baik.
Tapi di keadaan sesungguhnya melupakan Perth adalah hal yang tidak bisa ia atur."Kalau begitu, kita berteman saja, apapun yang akan terjadi kedepannya, aku akan tetap menghormati pilihanmu, dan kamu tidak perlu merasa bersalah pada perasaanku." kata May sambil menatap Mean.
Mean mengangguk lalu menarik gadis itu kedalam pelukannya.
Ibu Dosen yang tidak bisa melupakan dirinya.
Tanpa keduanya sadari, Perth mendengar semua perkataan mereka dengan jelas.
Dan itu membuatnya merasa kasihan.Ia selalu berharap Phi Meannya bisa menerima Kak May dengan baik, lalu melupakan Mark.
Sampai detik itu Perth masih meyakini yang disukai oleh Phi nya adalah Mark.Mungkin rasanya terlalu berlebihan jika Perth ingin semuanya bahagia.
Permintaan yang ternyata realitanya tidak pernah sederhana.
Ia masih berharap bahwa seandainya dirinya tidak terlanjur mencintai Mark, ia pasti baik-baik saja dengan perasaan Mean. Namun, mencintai lelaki yang sama dengan Phinya terus menumbuhkan rasa bersalah.Ia berjalan tanpa arah, hingga tangannya ditarik oleh Mark dan menghadapnya.
"Kamu jalan sambil mikirin apa sampai gak lihat ada aku?" tanya Mark bingung.
Raut wajah Perth menandakan ia tidak baik-baik saja.
Tatapan mata Perth seperti sangat lelah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Heartbeat (MP - End)
FanfictionMark Siwat, pemuda tampan yang berusia 21 Tahun. Seorang Playboy yang suka PHP. Namun, ia adalah sosok kesepian yang hidupnya mulai berubah semenjak kedatangan mahasiswa baru bernama Perth Tanaphon. ... Cast : Mark Siwat & Perth Tanaphon BL...