Di belakang Kampus, ada lapangan rumput luas, tempat yang biasa digunakan rapat Outdoor, merangkap sebagai tempat pacaran dan bermain petak umpet, dan yang paling sering dijadikan hunting alias selfie, tempat tersebut dari area kampus yang panas sekali.
Banyak pepohonan, serta danau buatan yang menyejukkan mata.Siwat dan Perth berbaring bersisian sambil menatap langit biru yang cantik.
Tapi tidak secantik Perth kalau dimata Mark."Jadi makan malam kami sebenarnya yah ajang melepas rindu seperti biasa, tapi Papa mulai bicara aneh." Mark lanjut cerita.
"Bicara aneh? Bicara bagaimana?" Tanya Perth sambil menoleh ke sisinya, melihat Mark dari arah samping, Perth baru sadar pacarnya ini tampan sekali.
Mark pun menatap ke arahnya juga.
Mark beranjak duduk membiarkan Perth masih berbaring.
Tapi masih menghadap Perth."Papa bilang aku terlihat berbeda, sesuatu yang disadari papa, padahal kita bahkan jarang sekali bertatap muka. Papa bilang aku seperti orang yang jatuh cinta." Kata Mark sambil tersenyum.
Perth menyimak.
Mark mengangkat kepala Perth agar berbantal paha dia.
Mengelus rambut Perth.Perth speechless akan tingkah manis pacarnya.
"Lalu Phi Mark jawab bagaimana?" Tanya Perth.
"Aku hanya diam bingung, bagaiman menjelaskannya, aku juga takut jika seandainya orang tuaku tidak menerima orientasi seksual ku." Kata Mark dengan senyum yang merasa lega, ketakutannya hanyalah hal yang tidak terjadi.Bagaimanapun juga, orang tua manapun pasti berharap memiliki anak yang orientasi seksualnya normal, itu maklum, itu mayoritas.
Perth terdiam, mendadak dia juga ingat, dirinya pernah takut dibenci karena hal ini.
"Lalu akhirnya mereka menebak diriku menyukai lelaki, sungguh aku makin pusing, rasanya aku takut jika mereka mengusirku, mencoret namaku dari KK." Perth tahu cerita ini akan berakhir happy ending.
Jika Mark dicoret dari KK atau diusir, mana mungkin kan mobil sport Mark masih dibuat menjemput dirinya pagi ini.Dan Mark adalah seseorang yang tidak pernah menyembunyikan perasaan dan moodnya, semua yang dia rasakan akan jelas terekspresikan, seolah segalanya tertulis di dahi lebarnya.
"Terus apa akhirnya kamu cerita tentang aku ke mereka?" Tanya Perth sambil menanti cerita lanjutan. Dia tersenyum menatap Mark.
"Kok kamu udah senyum begitu, udah nebak yah kalau bakal Happy ini endingnya?" Goda Mark.
Perth tertawa mendengarnya.
"Iya aku sudah tahu, soalnya tertulis di dahi kamu Phi, kalau kamu sedang happy." Goda Perth juga.
Mark pastinya ikut tertawa."Dahiku perasaan selalu tertulis happy, kan ada kamu yang bikin hariku happy." Mark bisa-bisanya modus.
"Sudah, ayo lanjutkan cerita tadi, mau dibawa kemana cerita tadi Phi?" Kata Perth gemas.
"Iya aku lanjutkan. Jadi akhirnya kita makan dulu, sampai habis, setidaknya antisipasi kenyang duluan sebelum jadi tunawisma. Setelah makan, aku akhirnya menyebutkan nama kamu dan bilang kamu adik Mean. Lalu mereka kepo sama wajah kamu, raut wajah mereka sedatar tembok, jadinya nyaliku pun ciut. Tapi mereka memaksa lihat karena katanya malah setuju ajah sih aku jadi Gay, lagian aku sok sekali nggak mau nunjukin foto kamu, soalnya aku takut mereka bakal memisahkan kita semacam di drama atau novel gitu." Mark menghela nafas sebelum mencapai konflik cerita.
Perth hanya mendengarkan dengan seksama.
Pasti terbayang raut wajah sok nya Mark saat seolah sedang berdrama.
"Lagipula aku bahkan lupa, meski tidak tahu wajah kamu, mereka juga akan dengan mudah menemukan kamu, kan mereka juga donatur terbesar di kampus ini." Kata Mark menyadari malam kemarin ia benar-benar lupa satu kenyataan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Heartbeat (MP - End)
FanfictionMark Siwat, pemuda tampan yang berusia 21 Tahun. Seorang Playboy yang suka PHP. Namun, ia adalah sosok kesepian yang hidupnya mulai berubah semenjak kedatangan mahasiswa baru bernama Perth Tanaphon. ... Cast : Mark Siwat & Perth Tanaphon BL...