68 - Awan

208 30 3
                                    

- Mengapa sepi rasanya? -
...

May menjenguk Mean, dan ia tak berhenti menangis melihat keadaan Mean yang menurutnya hancur sekali.

Padahal sudah beberapa kali datang.
Tetapi ia tetap menangis.

"Jangan nangis lagi dong, aku gak jadi mati kok, gak capek tiap kesini adanya nangis terus?." kata Mean yang membuat May menatapnya kesal.
"Maaf." kata May penuh sesal.

"Jangan minta maaf, kamu gak salah kan." jawab Mean sambil tersenyum.
Karena May sudah berhenti menangis, Atta pun pamit keluar untuk beli Kopi.

Di luar ia malah menemukan Saint sedang bengong.
"Nggak masuk?" tanya Atta pada Saint.
"Nggak siap buat minta maaf." jawab Saint.
Atta menghela nafas.

"Jadi sudah lama disini?" tanya Atta.
"Hemb." gumam Saint, pasalnya ia ingin meminta maaf atas penyebaran Rumor palsu saat dulu.

Perasaannya menjadi kian bersalah karena tanpa sadar ia pun menyakiti Mean Mark maupun yang dicintainya Perth.

Adanya kejadian ini, Saint merasa ikut andil karena kefrustasian Mean selama ini.

"Kamu sudah paham salahmu dimana?" tanya Atta secara intimidasi.
Ia paham segalanya, segala yang terjadi, bahkan niat Saint kesini.

"Sudah sangat paham Phi." jawab Saint.
Dia memang sakit, mentalnya memang terganggu. Tetapi menjadi penyebab luka hati orang lain, dia tetap harus disalahkan agar dia paham, bukannya agar dia semakin sakit.
Terlebih jika ia bahkan menyadarinya sendiri.

"Apa penyebab perubahanmu?" tanya Atta lebih ingin Saint terbuka.
"Kondisi Perth yang memburuk." kata Saint dengan mata berkaca-kaca.

Pasalnya sudah 2 minggu Mean dirawat disini, atas kondisi kakinya yang masih masa pemulihan dan kondisi Otaknya yang tidak boleh memikirkan berat-berat.
Jika dia tahu kondisi adiknya, itu bisa memperparah kondisi Mean sendiri.

"Sampai saat ini, Mean tidak tahu kondisi Perth. Apa kamu juga akan memberitahunya?" tanya Atta khawatir.
Saint menoleh tak percaya.

Apa Mean tidak menanyakan soal Perth.
Tapi ia menggeleng.

"Dia selalu menanyakan Perth, tapi kami terus beralasan Perth sibuk karena Ujian dan harus banyak istirahat, dia tidak boleh tahu kondisi Perth." jelas Atta yang baru dipahami oleh Saint.
"Tapi bisa jadi bukan bahwa yang sebenarnya dibutuhkan Perth adalah Mean?" tanya Saint.

Atta terdiam.
"Kondisi Mean juga sangat tidak baik." jawab Atta.
Saint pun masuk bersama Atta ke kamar Mean.

May yang sedang menyuapi Mean pun ikut Atta keluar.

"Apa kabarmu Saint?" tanya Mean ramah.
"Baik, aku kesini minta maaf atas Rumor yang pernah beredar, atas kamu dan Mark." Saint meminta maaf dengan tulus.

Mean memejamkan mata lalu menarik nafas panjang.

"Entah aku harus marah atau justru berterimakasih, entah aku harus memaafkan atau menganggapnya berlalu. Bagaimanapun aku sudah tidak perduli pada Rumor itu, tetapi karena kamu datang dengan maaf yang tulus, akupun akan memaafkanmu." kata Mean sambil menarik nafas lega.

Rumor itu membuat namanya buruk, diliputi banyak kesalahpahaman, tetapi itu melindungi dirinya dari perasaan bersalah karena mencintai adiknya sendiri.

Jadi ia pun memilih sudut dimana ia bersandiwara sesuai Rumor.

"Aku harap dengan tulus kesembuhanmu." Saint pun undur diri.

Setelah itu hening, Mean merasa sedikit sepi itu membuatnya merindukan Perth.

Kesembuhan mana yang diharapkan Saint untuknya? Kesembuhan Fisik yang akan terjadi beberapa waktu kedepan atau kesembuhan hati yang sudah sekian parah rusaknya?

Heartbeat (MP - End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang