Berteman saja dikehidupan ini, mungkin di kehidupan sebelumnya justru kita adalah sepasang kekasih.
...
Plan merasa kesal karena tinggi badannya membuat ia kesusahan mengambil buku yang letaknya terlalu tinggi, bahkan dengan kursi pun masih tidak bisa diambil.
Sebuah kesialan bagi tubuh pendeknya.
"Menyingkirlah." kata seseorang dengan suara datar, dan saat Plan menoleh kebelakang, rasanya terkejut hingga hampir terjengkang ke belakang jika saja Mark tidak menarik tangannya.
"Tetap saja ceroboh, dasar pendek." cibir Mark.
Plan menggeplak kepala Mark.
"Yang lebih ceroboh nggak usah ngatain orang deh." cibir Plan kembali, dan kemudian keduanya saling melempar tawa.Plan memeluk Mark.
"Aku rindu kamu Teman." bisik Plan, Mark hanya tersenyum sambil membalas pelukan Plan.
"Pendek aku juga rindu." bisik Mark.Mark pun mengambilkan buku yang dicari Plan tadi.
"Terimakasih, kamu disini nungguin Perth?" tanya Plan menebak.
Mark mengikuti Plan yang duduk lalu duduk sebelah Plan.
"Iya, tapi tumben ini bocah belum keluar kelas." gumam Mark."Kita sekelas bego, dia sudah keluar dari tadi, sama sepertiku." kata Plan membuat Mark sedikit panik.
Dia pun mengecek ponselnya.From : Bocahku
Phi sayang, aku sedang makan siang dengan Phi Mean, jadi maaf yah siang ini kita tidak bertemu. Untuk sesi pemotretan nanti, semangat yah sayang.
Mark menghela nafas membaca pesan Perth, padahal ia sedang rindu.
Dasar Bucin, rindu setiap detik.
"Dia tidak jadi kesini, ia sedang makan dengan Phi Mean." kata Mark pada Plan.
Plan tidak berkomentar, ia merasa kasihan pada Mean.Tolong diingat, kamu tuh juga kasihan Plan.
"Bagaimana hubunganmu dengan Mean?" tanya Plan setelah Mark membalas pesan Perth.
To : Bocahku
Selamat makan siang sayang, terimakasih semangatnya. Makan yang banyak biar sehat, Iloveyou.
"Mean yah? aku jadi canggung, dan hubungan kami terkesan ambigu, memang susah jadi tampan, disukai sama kakak beradik lagi." kata Mark entah niat bercanda atau memang terlalu narsis.
Plan menggeplak kembali kepala Mark.
"Aduh sakit pendek, kali ini kenapa keplak kepala?" tanya Mark sambil mengusap kepala belakangnya.
"Tak ada alasan, hanya ingin menggeplakmu saja." kata Plan kesal. Mark hanya mencibir si pendek.Ternyata Plan baru sadar Mark masih orang bego yang tidak peka, Mean menyukai adiknya, pacar Mark, tapi Mark lebih percaya Rumor Mean suka dia.
Plan sampai kesal dengan tingkat akut ketidakpekaan seorang Mark.Namun, siang itu, setidaknya Plan mendapatkan kembali temannya.
Yah hanya akan jadi teman, karena Plan merestui jika sahabatnya bersama si bocah manis Perth yang sudah dianggap Plan adik sendiri....
Mean menghela nafas melihat balasan dari Mark di ponsel adiknya.
Dia juga membaca pesan adiknya yang beralasan sedang makan siang dengannya."Ini aku belikan makan siang untuk kalian berdua." kata Saint yang masuk ke kamar UKS, yah sekarang Perth sedang tidur, kepalanya pusing.
"Terimakasih, Saint sebentar lagi kelasku mulai, hanya 30 menit saja, maukah kamu menunggui Perth dulu?" Pinta Mean pada Saint, sayang sekali ini kelas sangat penting, kalau tidak pasti Mean akan memillih pulang agar Perth bisa tidur dikamarnya.
"Kebetulan kelasku tidak terlalu penting." kata Saint sambil tersenyum.
"Terimakasih, ahh ini hodieku, pakai saja, kemeja bagian punggungmu kotor karna darah." kata Mean sambil memberikan hodienya.
"Terimakasih." balas Saint dengan tersenyum.
KAMU SEDANG MEMBACA
Heartbeat (MP - End)
FanfictionMark Siwat, pemuda tampan yang berusia 21 Tahun. Seorang Playboy yang suka PHP. Namun, ia adalah sosok kesepian yang hidupnya mulai berubah semenjak kedatangan mahasiswa baru bernama Perth Tanaphon. ... Cast : Mark Siwat & Perth Tanaphon BL...