18 - Pacar

723 69 28
                                    

"Pagi Phi Mark." Sambut Perth saat Mark yang berjanji akan menjemputnya baru datang.
"Pagi sayangku." Kata Mark yang tidak tahu malu saat Mean berjalan melewatinya.
"Pagi Mean." Sapa Mark.
"Phi Mark, Phi Mean sedang badmood." Bisik Perth saat Mean melenggang pergi tanpa menggubris sapaan Mark.
"Dia mungkin iri karena masih jomblo." Bisik Mark pelan, ia tidak mau Mean mendengar perkataannya.
Mean tidak mendengar, kan dia pakai headset sambil dengar lagunya Blacpink yang Kill This Love.

"Dasar, jangan hina Phi Mean ku ah." Kata Perth sambil pura-pura cemberut.
"Iya-iya maaf, sini tas mu aku bawakan, yuk berangkat." Perth pun memberikan tasnya pada pacar barunya.
Itu pacar baru apa pembantu baru?

Sepanjang perjalanan, heboh dengan Mark yang ikut bernyanyi saat radio di mobilnya sedang memutar lagu Boy With Lovenya BTS, BG kesukaan Mark.
"Phi suka sekali BTS yah?" Tanya Perth.
Mark mengangguk.
"Iya sayang, aku suka sekali lagu-lagu mereka." Kata Mark sambil terus ikut bernyanyi, sedangkan Perth hanya mendengus gemas dengan tingkah pacarnya.

...

"Kamu sudah sarapan yah?" Tanya Mark saat membukakan pintu mobilnya.
"Sudah, dan itu di tasku ada sekotak makanan untuk sarapan Phi Mark." Kata Perth sambil menunjuk tasnya yang dibawa Mark.
"Benarkah? Aduh sayangku memang perhatian deh, yaudah yuk ke taman, temani aku makan." Kata Mark sambil menggandeng tangan pacarnya.

"Wah, ada yang baru Official nih." kata Tle, teman Mark sambil bersiul girang menggoda Mark.
"Iya dong, pacar baruku nih." kata Mark dengan bangga.
"Phi, aku malu." bisik Perth pada Mark.
Title yang memperhatikan Perth jadi malah semakin ingin menggoda Mark.
"Haduh kamu manis sekali sih, Mark kalau kamu bosan padanya, kasih ke aku yah." kata Title sambil mengedipkan mata pada Perth.
"Phi matanya kenapa? kelilipan?" tanya Perth entah polos atau bermaksud sok polos.
"Dia pengidap ayan." Kata Mark asal.
"Ehhh kamu polos sekali." goda Tle tidak menanggapi ejekan Mark.

"Enak ajah, dikira barang apa, bosan dikasih ke kamu. Aku tuh nggak akan bosan dong kalau sama dia." kata Mark dengan yakin dan tangannya yang memegang Perth berpindah jadi merangkul pinggang Perth. Dan tubuh kecil Perth otomatis menjadi lebih dempet dengan Mark.
"Haha, iya sorry, dempet nih, kaya kembar siam." goda Title lagi, ia jadi sangat senang menggoda teman sefakultasnya.

"Udah ah, mau ke taman, makan dulu, ngeladenin kamu ntar kurus aku jadinya." Kata Mark mengundang tawa.

Perth hanya berpasrah pinggangnya dipeluk oleh Mark Mesum Siwat.
"Pacarmu cantik, kalau nemu yang kaya dia lagi, bilang kek ke aku." pesan Tle saat Tle melangkah meninggalkan dirinya dengan Perth.

Mark hanya menggeleng sambil tertawa mendengar perkataan Tle barusan.

"Phi, masih mau peluk pinggangku terus?" tanya Perth mengingatkan sebelum kemesuman pacarnya kambuh.
Mark tersenyum lalu beralih mengenggam tangan Perth lagi.
"Peluk pinggang kamu lebih enak dari pegang tanganmu." kata Mark pada yang lebih pendek dan lebih kecil badannya.

Perth hanya mendengus sebal, kemudian keduanya melangkah ke Taman sesuai rencana awal.

...

"Plan, sudah tahu Mark sekarang punya pacar?" tanya Title pada si Plan saat bocah itu bangun tidur di bangkunya.
Kebiasaan Plan, suka tidur dimanapun kalau lagi sendirian.

"Hah, terus apa urusannya sama aku?" tanya Plan masa bodoh.
Atau berpura-pura bodoh?

"Serius ini kamu udah gak deket lagi yah sama Mark?" tanya Title kepo.
Plan terdiam, malas membahas hal ini.
"Kamu sakit hati banget yah?" tanya Title kasihan pada Plan.
"Masih pagi, tapi kenapa omongan kamu kaya sampah yah? nggak guna" kata Plan badmood.

"Sakit hati emang bikin orang jadi kasar yah omongannya." kata Title masih ingin menggoda Plan.

"Tle berisik, pergi sana." usir Plan sambil tangannya menyuruh Title menjauh.
Namun Title malah menangkap tangan Plan.
"Hanya ingin mengingatkan kamu, sakit hatimu cuma akan jadi racun yang perlahan mematikan hatimu." kata Title dengan lembut pada sahabatnya ini, ia pun melepaskan tangan Plan dan pergi menuju bangkunya.

Plan tertegun mencerna perkataan Tle barusan.

Sakit hati hanya akan menjadi Racun yang semakin mematikan hati.

Plan menyadari itu fakta.

Namun, melepas perasaan yang ia tanam selama ini tidaklah semudah berkata.

Plan hanya butuh waktu.

...

"Hey, kamu itu makin manis sih? Gula kapas kesukaanmu saja kalah manis." Tukang Gombal pun mulai merayu.
"Masih pagi, sudah sok nggombal, kenapa sih, gak bisa sehari ajah nggak muji aku?" kata Perth sambil cemberut.
Dan Mark makin gemas.
"Sok ngambek, ntar pipinya merona." kata Mark sambil malah terus menggoda.

"Makan ajah dulu, aku sibuk ini ngerjain tugas." kata Perth berusaha menghentikan acara gombal-menggombal.
Mark mengambil satu tangan Perth untuk ia genggam. Perth menatap Mark mempertanyakan tindakan Mark.
"Aku tidak bisa menahan diri untuk tidak memuji. Aku ingin terus memujimu, meski jutaan rangkaian kata pujian tidak akan bisa menjabarkan kamu." kata Mark.

Itu bukan gombalan.
Itu murni perkataan Mark yang tulus.
Ia sudah terlanjur sangat mencintai Perth.

Dan menjadi pacar dari bocah itu membuat ia tidak bisa berhenti tersenyum.
Perth sudah menjungkirbalikkan dunia seorang Mark Siwat.

"Dulu, aku tidak pernah memuji siapapun, aku hanya memuji ketampananku sendiri, dan apa yang membuatku menjadi seseorang yang penuh pesona hingga menyilaukan orang lain. Bahkan membuat diriku sendiri silau, namun kehadiranmu membuatku menyadari bahwa ada yang lebih menakjubkan dari diriku sendiri." kata Mark dengan tersenyum sangat hangat dan tulus.

Rona merah terbit di pipi si bocah polos.
Hingga ia tidak sanggup mengatakan apapun, Phi Mark terlalu menerbangkan dirinya.
Tapi bukan lalu dijatuhkan, namun Phi Mark memberinya sayap untuk terbang.

"Kamu tahu, rasanya hanya mengagumi diri sendiri? aku jadi terlalu sombong hingga lupa berpijak pada tanah. Dan lupa mengenali diriku sendiri." kata Mark entah mengapa ia tidak berhenti mengoceh pagi ini.

"Namun, ketika kamu ada dalam pandangku, rasanya aku siap menjatuhkan kesombonganku, harga diriku hanya demi kamu." kata Mark sambil mengenggam makin erat tangan Perth, seolah takut lepas.

"Phi." Perth mengenggam Mark dengan tangan satunya.

"Ini masih pagi, jantungku bisa meledak jika kamu terus mengoceh, kamu sedang lapar, makanlah dulu, masih ada banyak sekali waktu kamu bercerita tentangmu, dan aku siap untuk mendengarnya. Terimakasih sudah sangat mencintaiku seperti ini." kata Perth sambil tersenyum, ia pun melihat Mark ikut tersenyum.

"Iyah, maaf terlalu banyak mengoceh, sungguh perutku sangat lapar." kata Mark kemudian tertawa.

Perth hanya tersenyum dengan tingkah absurd Mark.

"Jantungku sudah ingin meledak saat melihatmu Perth." kata Mark lagi.

Sudahlah, Mark harus menahan diri memuji Perth, bocah itu benar, masih ada banyak waktu untuk saling bercerita.
Ada begitu banyak cerita yang ingin dibagi.

Iya, ada terlalu banyak waktu untuk saling mengenal sisi satu sama lain.
Karena jatuh cinta itu memang seperti itu.

Mark melanjutkan makan, sesekali menyuapi Perth yang masih fokus mengerjakan tugas.
Ia lupa ada tugas hari ini, kemarin ia terlalu sibuk berkencan.

...

TBC

...

Note : KANG BUCIN MARK SIWAT wkwk
Modus teruuuus, udah pacaran makinlah modus. Makin ngardus, makin mesum.
Dasar Kang Bucin...

Hahahah

Heartbeat (MP - End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang