63 - Puzzle

221 29 3
                                    

Kamu tahu apa hal terburuk dari Jatuh Cinta?
-Jatuh sendiri dalam Cinta tidak Bertepi.

...

Mark bangun dan menyadari dahinya tengah dikompres.
Ia tidak ingat berapa lama ia tertidur.
Semalam sehabis bertengkar dengan Saint, ia pergi menemui Plan lalu minum dengannya.

Apa ini kompresan dari Plan?

Matanya terasa berat sekali, bahkan ia tidak bisa fokus, berada di kamar siapa ini.

"Kamu sudah bangun? " suara Perth terdengar, Mark menoleh dan melihat Perth barusan keluar dari kamar mandi.
Ia pun berusaha bangun untuk memastikan.

"Aku tidak sedang bermimpi kan? " tanya Mark sambil berjalan mendekat ke arah Perth.
Kepalanya pusing, tapi memastikan ia tidak sedang bermimpi lebih penting.
Mark menarik Perth ke dalam peluknya.
Wangi vanilla membuatnya sangat tenang.

Ternyata Perth yang kini ia peluk itu nyata.
Perth membalas pelukan kekasihnya.

"Kamu sudah tidak pusing? " tanya Perth.
"Masih pusing, tapi melihatmu membuat aku membaik. Sungguh. " Mark benar-benar merindukan Perth.

Padahal baru dua hari mereka tidak bermesraan.
"Mandi sana, kamu bau Alkohol. " Perth berusaha melepas pelukan, tetapi Mark malah makin mempererat, lalu menggiring kekasihnya ke tempat tidur.

Mark menjatuhkan tubuh keduanya ke atas tempat tidur.

Mark masih memeluk Perth.

"Aku sedang mengalami hari berat, perasaanku kacau, aku hanya butuh kamu untuk memperbaiki hariku. " kata Mark lirih.
Perth hanya diam, membiarkan Mark memeluk makin erat tubuhnya.
Dua manusia yang jelas berbeda pemikiran. Tapi sama-sama memikirkan Mean Phiravich.

Mark yang sudah tahu perasaan Mean, dan Perth yang masih merasa bahwa phinya menyukai kekasihnya.

Mark tidak akan pernah melepaskan Perth, segila apapun takdir yang harus mereka hadapi.
Hanya Perth yang Mark butuhkan.

Mark jatuh tertidur, sepertinya demamnya membuatnya mengantuk.

Perth yang tadinya niat mengusir Mark agar segera mandi pun kini membiarkan Mark tidur.

Perth menatap wajah pulas Mark, tangannya terus mengelus kepala Mark, sedang tangan Mark melingkar di pinggang Perth, Mark ingin tidur memeluk Perth.

"Hari yang kamu alami, apakah seberat itu sampai kamu melampiaskannya lewat Minuman bahkan sampai menangis semalam? " tanya Perth yang matanya memanas.

.

Plan membuka pintu dan melihat wajah Mark luka, bahkan raut wajahnya sangat kacau.

"Ada apa? " tanya Plan bingung.
Mark menatap sahabatnya.
"Apa kamu tahu perasaan Mean yang sebenarnya? "  tanya Mark tothe point.
Plan terkejut mendengar pertanyaan barusan.

"Apa yang sedang kamu bicarakan? " tanya Plan berusaha menjawab tidak tahu.
"Apa hanya aku dan Perth yang tidak peka? Apa hanya kami yang tidak tahu? " tanya Mark dengan marah.

Merasa selama ini ia sedang dibadutin.

"Perasaan Mean apa sih yang kamu tanyakan? Aku benar-bernar tidak paham. " jawab Plan.

"Seperti perasaanmu yang dulu teramat jelas padaku, tapi aku terus mengabaikannya, apa kamu masih tidak mengerti? " kemarahannya membuat Plan tertegun.
Ia memahami alasan Mark marah.

Heartbeat (MP - End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang