56 - Pertemun

277 28 1
                                    

Ikatan takdir, membuatku tahu kamu bukan untukku di kehidupan ini.

...

Mark mengamati Perth yang sedang membereskan buku-bukunya.
"Seneng banget nih yang ngobrol sedeket itu sama Phi Gun?" tanya Mark.
"Yah seneng dong." balas Perth singkat.

Mark mendekat lalu memeluknya dari belakang.
"Eh lepasin dulu lah, kan ini belum selesai natanya." kata Perth.
"Iya beresin ajah, sambil aku pelukin." kata Mark malah jadi menempelkan dagunya pada bahu Perth.
"Kamu tumben nggak marah soal aku nggak ngabarin kamu?" tanya Perth.
"Tadi kan kamu udah jelasin kalau ponselmu mati." kata Mark.

Perth ketawa.

"Tumben ajah nggak cemburu?" malah Perth yang menggodanya.
"Kata siapa nggak cemburu?" tanya Mark sambil berbisik membuat Perth jadi geli.

"Jadi kali ini cemburu tapi sok nggak cemburu nih?" tanya Perth. Suka jahilakhir-akhir ini.
"Lagi cemburu, tapi juga lagi capek, jadinya nggak kelihatan deh." kata Mark pelan.
Perth melepaskan pelukan Mark lalu berbalik menatap pacarnya yang juga beralih melihatnya.
"Kecapek an yah? kalau capek tuh pulang, istirahat, malah main kesini." kata Perth sedih melihat pacarnya yang kelelahan.

Muka lelah Mark membuat Perth jadi kasihan.
"Ini aku lagi mau charger." kata Mark lalu maju mencium Perth.
Perth kaget dicium tiba-tiba, tapi yah biasa, ini kan memang sellau jadi kegiatan Mark kalau bertemu.

Mark menarik pinggul Perth untuk lebih merapat, lalu membawa pacarnya ke ranjang.
Masih dengan melumat bibir Perth yang manisnya candu.

Ia berada di atas tubuh si Perth.

Saat keduanya melepaskan ciuman, saling menarik nafas dalam lalu saling menatap.

Detik terasa melambat.

Larut dalam perasaan masing-masing.

"Aku seperti pacar yang terlalu posesif karena cemburu, aku terlalu takut perasaan ini berakhir melukaimu. Aku takut kamu jenuh." kata Mark yang mulai mellow.
"Kamu habis dengerin lagu apa sih? kok tumben jadi mellow gini?" tanya Perth jadi bingung.

"Kamu nggak nge check Instagrammu?" tanya Mark.
Perth menggeleng.
"Akhir-akhir ini aku cuma chat sama telpon kamu doang, males buka social media." kata Perth jujur.

"Di postingan kamu, banyak yang meninggalkan pesan dan komentar menjengkelkan, aku sampai marah sekali." kata Mark dengan perasaan sakit hati, ia marah melihat berbagai komentar jahat dan pesan di Instagram Perth.
Karena Perth pacarnya, jadi Perth dibully oleh fans baru dari pasangan Markbai, Mark tidak tahu sejak kapan ada shipper semacam itu.

Perth tertegun, perasaannya jadi campur aduk.

Mark begitu memikirkan dirinya.

Perth sebenarnya tahu tentang komentar maupun pesan itu, tapi Mean menyuruhnya mengabaikan hal itu agar tidak ada yang terbebani.
Namun malah Mark yang merasa terbebani.

Sejujurnya dari dulu pun, Mark sudah punya banyak penggemar kan, lagipula juga ia memang terkenal bahkan sebelum jadi bintang iklan.

Sekarang saja makin terkenal dan muncul Shipper Markbai, chemistry mereka sebagai pasangan di Iklan membuat para fans jadi menyukai couple ini. Bahkan Mark juga ditawari sebuah Series bersama Bai, Mark belum menkonfirmasinya.

Keduanya duduk berhadapan.

Perth memeluk Mark erat.
"Kamu itu orang yang aku cintai, aku kagumi, bagaimanapun kamu, seperti apapun kamu, aku cinta." kata Perth dengan penuh perasaan, kejujuran yang memang bukan sekedar kata penghibur.

"Kita memang dua manusia yang tahu benar bahwa waktu didepan kita nggak ada yang bisa memprediksi, bagaimana kita di masa depan, namun aku dan kamu saling mencintai di hari kemarin, di hari ini, dan saling berharap cinta ini sampai ke hari-hari berikutnya. Aku tidak perduli apa omongan orang lain tentang kita, ini cinta kita." kata Perth.

Heartbeat (MP - End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang