- Hati ini lebih sakit daripada fisik. -
...
Mean dibantu Atta mendorong kursi Rodanya masuk ke Rumahnya.
Disambut ayah dan juga bunda.Mean merasa baik saat melihat senyum Orang tuanya.
"Perth dimana?" pertanyaan Mean membuat bundanya bingung menjawab.
"Dia di rumah Mark." jawab sang ayah mewakili istrinya yang tidak sanggup mengatakan apapun pada Mean.
Mean diam tidak merespon."Kamu istirahat yah." kata Bunda mengelus rambut anaknya.
"Dia pulang malam ini kan?" tanya Mean lagi.
Ia benar-benar rindu adiknya.Sungguh, ia juga ingin memastikan adiknya baik-baik saja.
"Dia tinggal disana untuk beberapa waktu." tambah ayahnya.
Mean tidak bicara lagi, ia meminta diantar ke kamarnya lalu mengunci pintunya.
Beralasan untuk tidur.Atta, May, maupun orang tua Mean memandang sendu pintu yang Mean kunci.
Mereka merasa bersalah, tetapi kondisi Perth tidak memungkinkan untuk saat ini dipertemukan dengan Mean..
Sejak saat itu, Mean hanya belajar menerima mungkin Perth tidak ingin bertemu lagi dengannya karena Perth sudah mengetahui perasaannya.
Setiap hari May mengajak Mean jalan-jalan sekaligus membuat Mean bersemangat..
"Bagaimana keadaan Perth?" tanya Atta pada Mark.
Ia mengunjungi rumah Mark.
"Dia masih sama phi, masih tidak mau berbicara, tapi kata bunda, aku hanya disuruh untuk terus mengajak Perth mengobrol, dan bercerita apapun meski tak ada respon." kata Mark.
Atta menghela nafas, ia ikut merasakan sedih."Bolehkah aku menemuinya?" tanya Atta meminta izin.
Mark pun mengizinkan, tentunya ditemani Mark.Mereka berbicara di taman belakang Rumah Mark.
Perth memilih tiduran di paha Mark.
"Perth, kamu percaya nggak kalau aku ini Alien?" tanya Atta pada Perth.
Perth awalnya tidak tertarik pada pembicaraan Atta sebelumnya, tapi kali ini ia menatap Atta dan merespon bahwa ia ingin mendengarkan lebih.Perth yang sekarang terlihat seperti anak kecil, tidak bisa bicara, seperti Perth menganggap dirinya adalah si kecil yang tidak punya beban hidup.
Masa yang mungkin dirindukan semua orang, masa Kanak-kanak.
Hal itu jelas membuat Perth tidak mengenali siapapun, atau membuat dirinya seolah tidak tahu apapun didunia ini."Kamu percaya?" tanya Atta, Perth mengangguk perlahan.
Mark tersenyum atas respon Perth tersebut.Begitulah mulanya, Atta menjadi sering datang untuk membawakan Kisah yang ia karang demi Perth.
Sebenarnya bukan karangan juga.
Lebih ke Ubahan dari kisah masa lalunya Atta.Mark pun mulai menceritakan juga bagaimana hidupnya.
Perth tidak hilang ingatan, ia hanya seolah mengunci semua ingatannya.
Seperti malam ini, Perth rebahan dan berbantal paha Mark.
"Kekasihku itu sangat manis, cantik, dan indah seperti Bulan." puji Mark tentang kekasihnya.
Mark selalu menceritakan bagaimana ia sangat mencintai Perth, bagaimana ia sangat merindukan Perth.Perth yang tidak tahu arah pembicaraan Mark hanya diam mendengarkan.
Padahal Mark sedang membicarakan dirinya, tapi Perth jelas tidak menangkap pembicaraan Mark. Ia tidak mau merespon atau tidak mau memahami.
Kondisi Perth setidaknya tidak lagi menangis diam-diam.Setelah lelah mendengarkan, Perth hanya akan tertidur.
Mark tersenyum sambil membenarkan posisi Perth agar nyaman.
Lalu Mark mencium kening Perth dan beringsut memeluknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Heartbeat (MP - End)
Fiksi PenggemarMark Siwat, pemuda tampan yang berusia 21 Tahun. Seorang Playboy yang suka PHP. Namun, ia adalah sosok kesepian yang hidupnya mulai berubah semenjak kedatangan mahasiswa baru bernama Perth Tanaphon. ... Cast : Mark Siwat & Perth Tanaphon BL...