51 - Seminar

295 36 10
                                    


Pernahkah terjebak pada ingatan lampau namun tidak memahami apa yang sebenarnya terjadi?

Pernahkah melupakan sesuatu namun nyatanya dekat dalam ikatan? Seolah benang takdir dari masa lalu mengikat sampai ke kehidupan lain.

...

May duduk depan Bay yang lagi makan.

"Atta mana? belum datang?" tanya May sambil mengambil makanan.
"Tumben nyariin, biasanya jam segini udah dateng numpang sarapan sih kak." jawab Bay, ia melirik novel yang ditaruh May di sebelah Tasnya.
"Tumbenan beli Novelnya Atta?" tanya Bay kepo.
"Ahhh ini bukan milikku, ini punya Mean, mau aku mintakan tanda tangan ke Atta." kata May.

Tidak lama kemudian, terdengar pintu utama dibuka dan masuk Atta.

"Ehh Atta, dicariin kak May nih." kata si Bay.

Gun Attaphan = Atta.

"Tumben nyariin?" tanya Atta sambil menepuk kepala May.
"Ini mau minta tanda tangan kamu." kata May sambil menyodorkan novel milik Atta.

"Lah tumbenan kamu beli novelku segala?" tanya Atta iseng.
"Bukan aku lah yang beli, ini hadiah Mean temen aku buat adiknya." kata May menjelaskan biar Atta tidak salah paham.
"Ohhh temen, itu cowok yang lagi PDKT sama kamu?" tanya Atta.
"Ah yang diceritain OHM?" tanya Bay ikut-ikutan.

Dan May hanya mengangguk malas.
Biasa, Ohm adalah Biang Gosip.

"PDKT ala kamu lucu amat." kata Atta memuji.
"Nggak modus kok, murni bantuin, karena adiknya penggemar kamu." kata May.

Atta menyerahkan Novel yang sudah ia tanda tangani pada May, lalu mulai memakan makanannya.

"Ehhh aku duluan yah, ada Syuting Iklan pagi ini." kata Bay sambil mengambil kunci Mobil May.
"Iyah." jawab May dan Atta barengan.

"Nanti antarin aku ke Kampus yah, ehhh bukannya kamu ada Seminar di Kampusku?" tanya May.
"Iyah kita barengan ajah." kata Atta.
Mereka pun melanjutkan makan mereka.

...

Perth sedang duduk di depan Mark.
"Sayangku, maaf yah nggak bisa nemenin kamu hari ini di Kampus, aku ada syuting Iklan pagi ini." kata Mark sambil memegang kepala si pacar.
"Iyah, aku ngerti kok jadwal kamu sibuk sekarang." kata Perth sambil tersenyum.

Mark mencium bibir Perth kilat.
Sebentar saja yah, karna ini di depan rumah Perth, bisa ditimpuk tas Mean nanti, Mark harus sadar diri.
"Udah pamitannya?" seru Mean dari balik Pintu.
Iyah, Mean tahu adegan ciuman kilat barusan.

"Ehhh Phi, aku permisi dulu yah." kata Mark undur diri.
"Hati-hati." kata Mean santai.

'Masih perhatian yah, segitunya apa Phi Mean suka Mark?' pikiran absurd Perth.

"Yuk berangkat." kata Mean sambil beralih membawakan tas Perth.
"Iyah." jawab Perth mengekor Phi nya.

.

"Aduhhh yang pacaran, nggak tahu lagi, semua pada ngontrak." sahut Mean menganggu acara bermesraan Plan dan Tle yang lagi ngerjain tugas.
Jomblo memang sih yah, lagi suka sensi.

"Makanya cari pacar dong Phi." kata Perth lalu duduk di tengah Plan dan Tle.

"Iya cari pacar dong Mean." sahut Title ikut menyoraki.
"Susah yah kalau temen pada punya pacar, aku yang single jadi diledekin." kata Mean pura-pura ngambek.
Tumben banget dia kaya anak kecil begini.

Plan hanya sekedar tersenyum, kasian juga, cinta sama adeknya, tapi adeknya malah nggak peka. Mikirnya Mean suka Mark lagi, sungguh sial sekali nasibnya Mean.

Heartbeat (MP - End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang